Rahasia Kedua

1.8K 92 11
                                    

Damar membanting dengan keras pintu kamarnya, nafasnya memburu tangannya kebas karena baru saja memukul seseorang.


Damar melemparkan diri pada kasur, ia memijit pelipisnya ringan sambil memejamkan mata. Mengulang kata-kata yang baru saja Adimas ucapkan.


"Nyokap Lo Mar, mama Lo yang minta Kesi buat mundur dan jauhin Lo dan apa yang membuat Kesi mantap mundur? Mama Lo bilang kalau Kesi tetap bertahan dia bakal mencoret Lo dari kartu keluarga." Adimas tertawa hambar, "dan tololnya Kesi percaya."


Tangan Damar mengepal kuat, apa maksud Adimas menjelekan mamanya yang baik hati itu?


"Damar... nyokap Lo juga mengancam Kesi, dia bilang bisa hancurin usaha kecil gue dengan satu hentikan jari."


"Hentikan omong kosong Lo itu!"


Adimas bangkit diikuti Damar, "jadi yang menyebabkan rasa sakit hati kalian berdua bukan Kesi, bukan Kesi yang brengsek, bukan Kesi yang tega. Tapi semua ini keinginan nyokap Lo!"


Dan melayanglah satu tonjokan diwajah Adimas.

"Arghhhh!" Teriak Damar lalu menjambak rambutnya sendiri.


Apa benar mama? Bukannya mama yang selalu nguatin gue waktu gue patah hati?


Damar mengamuk, ia melempar apapun yang ada dihadapannya. Demi tuhan bila memang ini kenyataannya, kenyataan ini lebih menyakitkan dibandingkan Kesi yang memutuskannya dulu.


Mata Damar tiba-tiba tertuju pada sebuah lemari, ia teringat sebelum mamanya meninggal, wanita yang amat Damar cintai itu memberikan sebuah kotak, kotak yang mamanya katakan untuk Kesi, hanya Kesi lah yang boleh membukanya.


Damar penasaran, ia mengabaikan wasiat mamanya dan memilih mengambil kotak itu lalu membukanya, berharap ia menemukan titik terang tentang apa yang diucapkan Adimas. Jika memang ucapan Adimas tidak terbukti kebenarannya Damar meyakinkan diri untuk menghancurkan Adimas dan mungkin juga Kesi Andriani.


°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang