Ruangan kerja Damar nampak hening, Damar masih setia memperhatikan Raras yang diam karena merajuk, bukan karena Damar terpesona tapi dia sedang mengutaran sumpah serapah dalam hati untuk gadis di hadapannya. Cih gadis! Wanita dihadapannya.
Mungkin, harapan Raras adalah Damar Megantara akan membujuknya atau tiba-tiba melontarkan kejutan untuknya, kejutan untuk memindahkan lokasi pernikahan mereka diluar negeri misalnya? Sehingga Raras bisa membeli mulut-mulut sampah dari tetangganya.
Rupanya kejutan itu benar-benar Damar berikan tapi justru sebuah pertanyaan yang Damar kuar kan membuat Raras pucat pasi.
"Gimana Kabar anak kamu?" Tanya Damar dingin.
Raras terkesiap, ia sempat terdiam sebelum salah tingkah, "Maksud Mas?"
"Anak perempuan, Sakit Diare, dua hari dirawat di rumah sakit Andrewsia? Benar?"
Raras tertawa sumbang lalu mengelak, "maksud mas apa? Lelucon apa yang sedang mas lakukan?"
Damar tersenyum iblis lalu menegakan tubuh, "drama apa yang sedang kamu mainkan?"
"Aku gak paham mas!"
"Justru saya yang lebih tidak paham Raras! Kamu sebegitu teganya tidak mengakui anak mu?"
"Aku tidak memiliki anak!" Bentak Raras.
"Kamu memilikinya! Kamu melahirkan saat usiamu belasan! Ingat Raras, Damar Megantara akan dengan mudah mendapatkan informasi meski itu tentang masa lalu seseorang jika ia menginginkannya!"
Raras mengatupkan mulut, merasa tidak ada gunanya membohongi Damar lagi, Damar benar Raras melupakan fakta bahwa lelaki itu memiliki koneksi yang sangat kuat dan kenapa ia malah membawa anak kecil itu ke rumah sakit Andrews grup?
"Maafkan aku mas!" Raras menangis dihadapan Damar.
"Minta maaflah pada anakmu."
Raras menghapus air matanya lalu tersenyum tersenyum girang, "mas maafin aku?"
Damar mengangguk membuat Raras tersenyum senang, tapi sesaat sampai ucapan Raras membuat dirinya mengamuk.
"Pernikahan kita batal!"
"Kenapa mas?" Tanya Raras sambil berdiri.
"Kamu masih tanya kenapa hah?" Jawab Damar sambil berdiri juga.
"Kamu masih tanya kenapa? Bukannya sudah jelas?"
"Karena aku sudah punya anak?" Kali ini Raras maju dan bicara tepat dihadapan Damar.
"Karna kamu berbohong."
Raras terkekeh dan meninju dada Damar, "karna orangnya aku kan? Aku yakin kalau orang itu Kesi walau dia sudah punya anak akan mas terima dengan tangab terbuka, bahkan walau wanita itu telah rusak."
"Jangan menyangkut pautkan orang lain!"
"Bener kan mas? Selama ini mas hanya main-main sama aku? Mas mau buat keluarga aku malu? Pernikahan kita tinggal menghitung hari dan semua undangan sudah disebar, kenapa sih mah?"
"Saya harap kamu berkaca Ras, kenapa saya melakukan keputusan ini." Jawab Damar dingin.
"Pasti karena perempuan itu kan? karena Kesi kan?"
Tangan Damar mengepal jika Raras ini pria ia dengan senang hati meninju rahang manusia dihadapannya.
"Kenapa diam? Benar--"
"Gue gak mau menjalin hubungan dengan sebuah kebohongan, Lo sekarang berani gak mengakui anak Lo demi seorang lelaki, gimana nanti nasib anak-anak gue? Gue gak mau menikahi perempuan tega kayak lo!"
"Demi tuhan gue bakalan buat Kesi menyesal karena sudah berani merusak semuanya!"
"KELUAR!" Teriak Damar membuat Juna membuka pintu lalu menyeret Raras yang tengah memberikan sumpah serapahnya untuk Kesi.
°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomansaDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?