Gadis itu menatap ibunya untuk beberapa detik, lalu meletakan sendok makannya dan langsung beranjak dari meja makan, berdiri tepat di depan ibunya, "Astaga Mama! No! No way! Big no!"
Kalimat itu membuat seorang wanita yang hampir memasuki kepala lima menghela nafasnya pelan, lalu mengambil air untuk ditenggak,
"Caca! Mama sedang bicara, biasakan untuk mendengar dulu!"Untuk beberapa detik pertama, kening gadis itu mengerut, lalu setelahnya ia memasang posisi berkaca pinggang, seperti ingin menggurui Tania, ibunya. "No! Mama yang dengerin Caca dulu,"
Gadis yang menyebut dirinya 'Caca' itu memaksa Tania untuk melihat kearahnya, "Mama. Mama tau, kan kalau Caca udah punya pacar? Tahu kan ma?"
Keheningan akibat tidak adanya jawaban dari Tania berhasil dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Calantha, ia segera melanjutkan ucapannya, "nah, sekarang bayangin kalau mama lagi sayang banget sama orang terus disuruh pergi. Em.. Bayangin kaya vas bunga mama yang dari bagian lain dunia itu caca jatuhin terus pecah, padahal baru beberapa hari."
Tania memandang tidak suka kearah anaknya, "Calantha. Tidak perlu membawa vas bunga mama."
"Nah! Bener. Kesel, kan mama?!" gadis itu mengangguk-ngangguk, sambil menggerakkan telunjuk seperti menuduh Tania. "Nah caca tuh juga gitu, udah terlanjur sayang--"
Ucapannya terhenti karena Leonardo Gavariel, kakaknya yang menyebalkan itu menyela ucapannya, "Anak kecil kaya lo tahu apa sih selain kasih ibu kepada beta. Nggak usah sayang-sayangkan deh. Bocil banyak gaya."
Merasa tidak terima, Calantha segera beranjak yang awalnya berada di hadapan Tania sekarang berkacak pinggang di depan Iel. "Caca tahu kakak nggak laku! Tapi nggak usah iri!"
Suara tawa Iel tiba-tiba saja menggelegar, memenuhi seisi ruangan itu. "Adek bayi, denger ya. Gue tuh bukan nggak ada yang mau. Tapi selektif, nggak asal jadi kaya lo."
"Kak Iel! Enak aja! Caca nggak asal jadi, ya! Caca mikir empat hari empat malem--oh bukan. Lima hari empat malem cuma buat nerima Gio!"
Calantha mengerutkan bibirnya lalu dengan kaki menghentakan kembali kehadapan Tania, "Mama! Kakak kalau ngomong suka ngasal. Tolong diajarin!"
Kakak beradik ini terus saja mendebatkan hal-hal kecil, membuat Tania dan Marchell kewalahan.
Tidak ingin menambah keributan, Tania segera memberi perintah mutlak yang tidak bisa dinganggu gugat, "Leonardo Gavariel. Masuk ke kamar sekarang."
Mendengar itu membuat senyum Calantha mengembang, dengan cepat lidahnya terulur seolah menyatakan kekalahan kakaknya.
Sepeninggalan Iel, ruangan itu menjadi sepi. Hanya ada Keheningan diantara Tania dam Calantha.
Sekali lagi helaian nafas Tania terdengar. Dan entah kenapa Calantha merasa lebih gugup kali ini.
Setelah sekian detik, akhirnya Tania mengangkat suara, "Calantha."
"Mama akan berbicara dari sudut pandang yang lebih rasional." wanita itu memberi jeda karena hatinya juga tidak tega untuk mengatakan ini kepada putrinya. Apa lagi wajah gadis itu sudah terlihat sangat cemas.
"Ca, mama tahu ini diluar pengetahuan kamu, tapi kamu masih menggunakan nama belakang Aldenate, dan tentu saja kamu putri mama dan papa." wanita itu berkata, "untuk setiap hal tentu dibutuhkan pengorbanan, begitu juga dengan menanggung nama belakang kamu."
Calantha masih tidak bergeming, ia mendengarkan ibunya yang masih berbicara, "Aldenate bukan hanya tentang grandpa, grandpa, mama, papa, kamu, dan kak Iel. Ini juga tentang sebuah company yang menanggung kehidupan banyak orang. You're a part of us. Yang harus menjaga keseimbangan Aldenate Corp."
Baru saja mulutnya ingin terbuka, Tania kembali mengucap, "Aldenate Corp membutuhkan investor besar untuk proyek kita di newyork. Calantha, kamu bukan lagi anak berusia lima tahun yang tidak mengerti apapun tentang bisnis. Kamu pasti sudah paham seberapa penting proyek ini untuk kita."
Calantha tidak bisa bergerak karena ibunya memasang tampang memohon, "Ca, Ini bukan tentang seorang ibu yang rela 'menjual' putrinya demi dana sebuah proyek. Kamu adalah bagian dari Aldenate corp, ini hanya saatnya kamu ikut andil, Calantha."
"ekhm," gadis itu membersihkan tenggorokan ya yang gatal, "Caca tahu kok, Caca tahu ini penting, Caca tahu bahwa caca harus punya tanggung jawab juga. Tapi, Caca nggak boleh ya cari jalan keluar yang lain?"
Tangan Tania terulur untuk mengelus tangan putrinya, "Ca, Soedtandyo adalah keluarga baik baik dan mereka hanya memiliki pewaris tunggal. He's good looking enough, dia sempurna, Ca. sebagai seorang ibu tentu saja, mama tidak akan membiarkanmu jatuh ke orang yang salah."
Butuh beberapa detik sebelum Calantha berani mengungkapkan isi hatinya, "Mama, emang apa yang salah sama Gio? Dia baik, perhatian sama Caca, papanya juga kaya. Kenapa nggak minta mereka jadi investor?" gadis itu memberi jeda sebentar, lalu mengeluarkan kalimat finalnya,
"yang paling penting, Gio itu ganteng ma, kita pakai perumpamaan vas bunga, mama mau kalau vas bunga mahal mama caca ganti pake gerabah hutan caca yang masih warna coklat tanah?"
Tania memandangnya dengan serius, "Calantha.."
Tapi gadis itu tidak memberi kesempatan untuk ibunya berbicara, "ya sama. Bayangin kalau ternyata cowok yang mama jodohin ke Caca jelek, maksudnya nggak seganteng Gio. Gio itu ganteng, ganteng banget, nggak banyak yang lebih ganteng dari Gio. Caca malu lah ma. Mana mungkin pacar Caca kalah ganteng sama Mantan."
Tidak ada yang bisa Tania lakukan selain memijit kepalanya sambil menggeleng pelan, Calantha Aldenate, putri sulung ya ini memang sangat tidak bisa ditebak.
"Calantha masalah nama belakang, marga, kubu. Gio mungkin kaya, tapi kita tidak membutuhkan marganya saat ini, kami berada di pihak yang berlawanan. trust me Soedtandyo tidak pernah memiliki satupun keturunan yang jelek. He's perfect."
Calantha diam, sebenarnya ia sedikit tidak percaya dengan ucapan mamanya itu, tapi karna ia adalah anak yang baik dan penurut yang tidak suka membuat keributan, dengan cepat ia mengiyakan ucapan Tania. Persetan dengan yang akan terjadi nanti.
=CALANTHA=
HAI! Rain mau lapor! Revisi pertama tanggal 11 Juli 2020!
Selamat membaca :)
Littlerain, 29 11 19[w]
11 12 19[p]
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Fiksi Remaja[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...