Caca memakan ice creamnya sambil berjalan mengelilingi mall bersama Lisa dan Sherina.
Hari ini, kedua temannya berbelanja seperti orang kesetanan.
"Kalian tahu nggak--" pertanyaan caca terpotong karena kedua sahabatnya menyela--ciri khas orang yang tidak suka mendengarkan.
"nggak, Lo belum ngomong."
Gadis itu menghela napasnya pelan, "terserah, jadi.. Alex ulang tahun besok senin, Caca harus kasih apa?"
"mobil?"
"nggak kemurahan? Apartemen?"
"udah punya bego, Sher."
"mobil juga udah punya, Lis.."
Lalu kedua gadis itu saling menatap. "Rumah."
Caca hanya bisa menatap kedua temannya tidak percaya, bukan hadiah seperti itu yang ia maksud, "terlalu besar, lagian Caca bukan mama papanya yang bakal beliin mobil, apartemen atau rumah."
"oh.. Iya sih, tapi dia ngasih lo hp." kata Sherina mengingat ketika caca menceritakan bahwa Alex membelikannya ponsel saat ia kabur dari rumah.
"jadi caca harus kasih Alex hp? Tapi dia juga udah ganti, lagian masa cuma hp? Nggak spesial banget."
Bukannya membantu Caca berpikir Lisa malah berlari kecil sambil berbisik, "nggak tahu, deh.. Gue sakit perut ke wc dulu kali ya?"
Mau tidak mau, Caca dan Sherina harus mengikuti temannya untuk mencari kamar mandi terdekat.
"kalau sepatu gimana, Ca?" tanya Sherina memberi usulan.
"boleh. Sepatu atau jam, ya?"
"kalau buat gue sepatu aja." suara bariton membuat kedua gadis itu terperanjat.
"Alatas?"
"apa?" tanya pria itu mengikuti nada bicara Caca, sungguh menyebalkan memang.
"Kok kamu disini?"
Lagi, pria itu menirukan ucapannya.
"Kok aku disini?""Alatas, serius kok--" ucapannya terhenti ketika Sherina menyikutnya pelan sambil berbisik, "siapa Ca?"
Astaga, Caca sampai melupakan keberadaan Sherina. Saat menoleh ke arah temannya, yang ia lihat adalah pemandangan yang sangat.. Aneh.
Sherina, gadis itu tidak berhenti menatap Alatas dengan tatapan memuja.
"Sher? Alatas yang nolongin Caca waktu itu. Sher?"
Caca berkali-kali memanggil gadis itu, tapi tetap saja panggilannya tidak dihiraukan. Membuat Altas tertawa melihatnya.
"temen lo mupeng."
"mupeng?" Caca tidak mengerti. Tadi pagi Alex berkata bahwa ia mupeng dan sekarang, Sherina tertular mupeng?
"iya, karna gue terlalu ganteng." setelah itu Alatas mendekatkan dirinya ke Sherina dan berkata, "gue ganteng kan?"
Tentu saja pertanyaan itu diangguki oleh Sherina, lalu cepat-cepat gadis itu menggeleng. "enggak kok."
"nggak ganteng?"
"engg--" ucapan Sherina--yang tentu saja penuh dusta harus terhenti ketika Lisa datang dan menimbulkan suara berisik diantara mereka.
"wih, dapet cowok baru Sher?"
"iya"
"enggak."
Mereka menjawab serempak, tapi jawaban Alatas membuat Caca menatap ke arah pria itu, "Kok iya?"
"temen cowok baru, Emang salah?" Pria itu bertanya sambil menarik-turunkan Alisnya menggoda Sherina, "iya, kan? Kita teman? Kok lo bilang enggak? Btw, gue temanan sama semua anak orang kaya, and your Gucci must be original, right?"
Gucci? Sherina melirik waist bag yang melingkar apik di pinggangnya, "of course, gue nggak pake barang palsu."
Alatas menyunggingkan senyum yang membius semua gadis yang menatapnya--tentu saja Caca adalah pengecualian, hanya Alex yang akan membiusnya.
"berarti kita teman," kata Alatas, sekali lagi dengan senyum manis yang sengaja dikulum untuk menggoda Sherina.
"Stop, Caca lagi mikirin hadiah buat Alex. Bukan hubungan pertemanan kalian yang mungkin aja bakal lebih dari sekedar teman."
Wajah Sherina merona, tapi persetan yang penting bagi Caca adalah menemukan hadiah untuk Alex.
"jadi, menurut Alatas beliin sepatu aja?" tanya Caca mengulang pernyataan Alatas yang sempat terintrupsi karena Sherina yang terlalu mengagumi pria itu.
Alatas mengangguk mantap, "kalau buat gue ya mending lo beliin sepatu, kalau buat Alex mending Lo beliin jam."
Caca dan dua temannya mengerutkan kening, "lah ngapa?" kali ini Lisa yang bertanya mewakili kedua sahabatnya.
"ya, mana mau hadiah gue disama-samain sama si Alex. Ogah."
Ketiga gadis itu hanya bisa memutar bola mata mendengar pernyataan konyol Alatas. Tentu saja tidak penting apa yang pria itu inginkan, karena mereka tidak akan membelikan sesuatu untuknya.
"jam aja deh.."
Setelah Caca memutuskan pilihannya, mereka--bersama Alatas yang entah kenapa menguntit-- memasuki toko jam tangan di mall itu.
Ada satu jam sederhana dari brand Vacheron Constantin yang menarik perhatian Caca. "20.000 USD, terlalu murah nggak ya?"
Alatas menggeleng, "asal lo suka, boleh aja sih."
"Bagus yang man--bentar hp caca bunyi kayanya."
Gadis itu mengecek ponselnya, dan benar saja Alex meneleponnya.
Caca tidak bisa lagi menahan senyumnya, ia segera mengangkat panggilan itu.
"halo.. Tumbeh telepon duluan,"
Caca dapat mendengar dengusan pria itu dari seberang sana. "lo dimana?"
"tumben nyari Caca? Tapi Caca lagi di jalan sama temen-temen."
"gue jemput."
Alisnya bertaut mendengar penuturan Alex, "buat apa?"
"ck, kata lo mau ngejenguk."
benar, Caca melupakan janjinya--yang sebenarnya juga belum pasti dengan Alex.
"oh oke, mau jemput kapan?"
"5 menit."
Caca membelalakan matanya, lima menit? Lalu bagaimana dengan hadiah yang ia beli? Bagaimana dengan teman-temannya dan Alatas?
"Halo.. Le? Astaga di matiin."
Alatas, Sherina dan Lisa memandang aneh ke arahnya, lalu Sherina bertanya "kenapa?"
Dengan panik gadis itu segera menjawab, "lima menit lagi Alex sampe, terus hadiahnya gimana?"
"titipin gue aja," kata Lisa dengan santai, langsung diangguki oleh Sherina.
"terus kalian gimana?"
Sungguh, Caca jadi merasa tidak enak kalau harus meninggalkan teman-temannya sendirian. Tapi, bagaimana lagi? Alex sudah menjemputnya.
Sherina yang tadi mendengar nada panik dalam ucapan temannya, mencoba untuk menenangkan. "Santai, kita masih bisa jalan kok."
"gue juga bisa ikut mereka," Alatas melirik Sherina sekilas, lalu menambahkan ucapannya, "tapi, gue anterin lo ke lobby dulu sekarang."
Caca menggeleng menanggapi ucapan Alatas, "nggak usah, nanti kamu repot"
"enggak elah, gue juga mau ketemu Alex." balas pria itu sambil tersenyum, membuat Sherina semakin terpesona.
Gadis itu segera berbisik ke arah Lisa, "sumpah. Ganteng, Gentle, tajir, kurang apa coba?"
"kurang jadi punya lo aja."
=C=
littlerain, 19 05 20
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Teen Fiction[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...