Alexander Rehaam sedang menutup semua jendela mobilnya dengan kain, karena gadis aneh yang duduk di sebelah kursi kemudinya itu terus berkata bahwa akan ada seseorang yang mengintip mereka dari luar.
"udah gue tutup, sekarang tidur." perintahnya kepada Caca, karena gadis itu tidak kunjung tidur, ia malah sibuk membenarkan tumpukan bantal dan gulingnya---yang sangat memenuhi mobil Alex.
Caca bersikeras bahwa celah kecil bisa digunakan dengan makhluk jahat yang menakutinya, karena itu ia menutup semua celah dengan guling dan bantal lalu memakai selimut.
Gadis itu memposisikan tubuhnya membelakangi pintu mobil, menghadap Alex. "jam 10.. Alex udah mau tidur?"
Pria yang sekarang berkutat dengan beberapa berkas-berkas itu menggelengkan kepala. "belum, gue nggak bisa tidur cepet. tapi, lo harus tidur."
Gadis itu mengangguk, ia merasa bahwa dirinya sudah cukup merepotkan. Karena itu ia mencoba untuk tidur.
Tapi, pertanyaan ini selalu terngiang-ngiang diotaknya. Karena penasaran, akhirnya Caca memberanikan diri untuk menanyakan kalimat itu, "kak Annette gimana?"
Ia melihat Alex meliriknya sekilas, "she's fine. Kakaknya koma."
Caca meringis mendengar perkataan pria itu, "kak Annette sedih banget, ya? Dia nangis terus nggak? Kalau nangis, Alex boleh kok peluk kak Annette."
Alis Alex bertaut, ia menatap Caca sekilas, lalu menjawab. "dia nggak cengeng dan nggak bawel kata lo."
Caca mencebikan bibirnya, menurut yang ia tangkap, Alex baru saja memuji Annette dan mengatakan bahwa kakak kelasnya itu jauh lebih baik dari pada dirinya.
"Caca bobok, Jangan tidur kemaleman."
Setelah itu Caca memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Sebenarnya ia merasa sedikit kesal karena selama hampir lima belas menit ia menutup mata ia tidak kunjung terlelap.
Tapi, ia merasa beruntung setelah mendengar ucapan Alex--yang mengira bahwa ia sudah tertidur.
"seenggaknya, lo lebih nggak egois dan lebih tulus dari dia."
##
Caca terbangun dan memandang sekelilingnya. Kenapa ia ada di dalam kamar apartemen Alex?
Ia menepuk-nepuk pipinya. Lalu berteriak kesal. "demi Tuhan Caca yang baik.. Kenapa harus mimpi..."
Gadis itu mengacak rambutnya frustrasi sambil menggigit bantalnya--mungkin lebih tepatnya, bantal Alex yang ia pinjam. Untuk meredam suara teriakannya.
"Lo kenapa lagi?" bariton itu membuat Caca menoleh ke arah pintu yang terbuka, dan menampakkan Alex dengan rambut basah yang acak-acakan.
Untuk beberapa detik ia hanya diam memandang karya Tuhan-nya yang begitu baik, karena membuat Alex setampan ini.
"Mupeng."
Caca mengeriyitkan alisnya "Mupeng?"
Belum sempat Alex menjawab gadis itu sudah memburunya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
"kok Alex disini? Kok Caca disini? Kok udah jam tujuh Alex baru selesai mandi? Kok Alex nggak--"
"Calantha..." pria itu berujar dengan nada rendah, membuat Caca menghentikan pertanyaannya.
"gue kasihan sama aki mobil gue, dan ini hari sabtu."
Sekarang giliran Caca yang menatapnya bingung. "kasihan sama aki mobil? Jadi yang semalem bukan mimpi? Alex pindahin Caca ke kamar?"
"kalau maksud lo, jadi gila karena youtube, Itu bukan mimpi."
Tiba-tiba Caca tersenyum penuh makna, "jadi gendong Caca--tanpa kepentok, juga bukan mimpi? Jadi yang Alex bilang--" Caca lebih tulus dari Annette juga bukan mimpi..
Gadis itu melanjutkan ucapannya dalam hati karena sadar bahwa Alex akan mengelak pernyataannya yang satu itu."bilang?" tanya Alex, dan Caca membalasnya dengan pertanyaan yang sama, "bilang apa?"
Alex mengangkat bahunya acuh, toh ia tidak peduli dengan tingkah konyol gadis itu.
"Alex mau kemana? Kok rapih?" tanya Caca ketika melihat pria itu mengganti kausnya--menunjukan tubuh atasnya yang.. Caca menggelengkan kepalanya, ia harus fokus.
Biar Caca ulang, dengan lebih fokus. Ia melihat Alex mengganti kasusnya dengan kemeja putih dan setelan jas Prada yang membalut rapih tubuh pria itu.
"AGM¹"
Caca mengangguk, lalu bertanya kepada pria itu, "nanti Caca mau main sama Sherina sama Lisa ke mall, boleh?"
Alex memandangnya dengan tatapan yang seolah mengatakan, apa urusannya sama gue?
Lalu gadis itu menambahkan sebuah kalimat yang membuat Alex langsung menoleh, "nanti Alex mau ngejenguk kakaknya kak Annette? Kalau iya, Caca boleh ikut?"
Pria itu tidak langsung menjawab, sepertinya ia sedang berpikir.
"liat nanti."
Caca menganggukan kepalanya, setelah itu ia berlama-lama menatap Alex yang menyiapkan perlengkapan kerjanya.
Aneh rasanya melihat Alex menggunakan pakaian yang lebih resmi, di dalam kamar, bersama dengannya, lalu melihat pria itu mengambil banyak berkas. Rasanya seperti sedang menjadi.. Istri Alex.
"kenapa Alex ikut rapat dan ngurusin berkas-berkas? Caca nggak pernah. Bukannya kita masih harus sekolah?"
Alex menjawab pertanyaannya sambil melangkah keluar kamar, "Lo aja males. Gue tinggal."
"Caca nggak males, cuma nggak pernah diajak aja, Hati-Hati!" Teriak Caca yang kembali menggulung tubuhnya di dalam selimut.
Ia tidak mengantuk, hanya sedang membayangkan apakah di masa depan ia akan melihat pria itu setiap ia bangun? Apakah ia akan melihat Alex mempersiapkan diri untuk bekerja setiap hari?
Mungkin saja iya, kalau pria itu memilihnya dan bukan Annette.
=C=
¹AGM: annual general meeting.
yearly gathering of a company's interested shareholders.
Used to appoints the company's board of directors, executive compensation, dividend payments, and the selection of auditors.
littlerain, 18 05 20
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Teen Fiction[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...