Pukul sebelas malam dan seorang Calantha Aldenate sedang duduk di depan mall yang baru saja tutup.
Gadis itu menelungkupkan kepalanya kesal. Sebenarnya uang yang ia bawa kabur sangat cukup untuk menyewa kamar hotel, masalahnya adalah Marchell, ayah gadis itu akan dengan cepat menemukan keberadaannya hanya setelah beberapa menit ia membooking kamar hotel.
Jadi ia terpaksa duduk sambil mengetuk-ngetukan jarinya sambil mengira-ngira apa yang akan terjadi pada hidupnya.
"Lo manusia bukan?"
Caca terperanjat ketika mendengar suara itu. Setahunya, ia sedang sendirian.
Dengan ragu-ragu gadis itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
"kamu..manusia bukan? Caca manusia."
Konyol, adalah kata pertama yang terlintas dipikiran pria itu ketika melihat Caca.
"Lo nggak liat mallnya tutup?"
Caca tidak menjawab, ia sedang memandangi pria yang mengajaknya bicara, mencoba menimang-nimamg apakah ia pria baik atau bukan.
"kamu manusia?" tanya Caca sekali lagi.
"menurut lo?" tanya pria itu sambil mengangkat sebelah alisnya, walaupun Caca juga tidak dapat melihatnya dengan jelas karena gelap.
"Ngapain lo disini?"
Caca tidak menjawab, gadis itu malah menghembuskan napasnya kasar.
"ck, terserah deh kalau emang nggak mau jawab gue tinggal pulang."
Caca tidak menghiraukan pria itu karena ia memang sedang berkutat dengan pikirannya. Apakah ia harus pulang dengan pria itu? Bagaimana jika ia orang jahat. Ini jakarta, jauh berbeda dengan Bandung.
" Lo beneran mau disini?"
Sekali lagi Caca nampak menimbang-nimbang. "Em.."
"Ck, gue tau lo Calantha Aldenate yang pasti lagi kabur dari rumah gara-gara muka lo ada di koran bisnis manapun."
Dengan spontan gadis itu melangkahkan kakinya mundur. "kamu.."
"gue nggak bakal nyulik lo, gue bukan orang suruhan bokap lo, nyokap lo, tunangan lo atau kakak lo. Gue Atalas, nggak penting nama belakang gue. Yang pasti gue pernah liat lo, nenek lo juga tau gue siapa."
"Caca.. Em.." Gadis itu masih nampak bingung, bagaimana ia bisa percaya dengan Atalas.
"Lo beneran nggak mau? gue ada apartemen deket sini. Gue juga lagi kabur sama kaya lo."
"amankan?"
Pertanyaannya ternyata baru saja membuat Atalas kesal. Terbukti dengan pria itu yang langsung memutar balik badannya, berjalan menuju mobil hitam yang terparkir lumayan jauh dari sana.
"Atalas! Tungguin Caca ikut."
.
.
Gadis itu menatap sekeliling apartemen Atalas. Jauh dari kata mewah, tapi rapih dan... Entah bagaimana tapi Caca menyukai interior design apartemen pria ini."Kamar gue cuma satu, nanti gue tidur di sofa aja." jelas pria itu sambil melangkah memasuki area dapur.
"thankyou, kok kamu baik banget sama Caca? Kita nggak saking kenal."
Pria itu malah tertawa singkat. "lo aja yang nggak tahu gue, makanya dateng ke acara-acara penting, apalah. Ntar lo ketemu banyak cogan kaya gue."
Caca memandang bingung ke arah pria itu. "Atalas.. Kamu.. Cerewet. Tapi nggak papa sih, jadi nggak canggung."
Lagi-lagi pria itu menertawakan ucapan Caca, entah bagian mana dari ucapannya yang terdengar seperti bercanda, tapi pria itu terus tertawa.
"apa yang lucu?"
"Lo." lalu pria itu melanjutkan ucapannya. "Setahu gue Calantha Aldenate berisik. Tapi masih kalah berisik sama gue."
Alis Caca megerut mendengar pernyataan pria itu. "Caca bisa kok jadi berisik, lebih cerewet dari kamu. Bisa, Caca bisa."
Gadis itu duduk di salah satu kursi kitchen island. "Atalas. Kita temen, kan?"
Caca melihat pria itu mengangguk, "iya, gue temenan sama semua anak orang kaya." kata pria itu, tentu saja dengan maksud bercanda.
"ceritain dong kenapa kamu kabur dari rumah. Cerita Caca, kan udah fenomenal. Caca mau tahu cerita kamu."
Pria itu sedikit menimbang-nimbang. Membuat Caca merasa bersalah atas pertanyaannya. "kalau kamu nggak mau nggak--"
Ucapan Caca berhenti karena pria itu mulai menceritakan apa yang terjadi kepadanya.
"pacar gue hamil--"
Caca membelalakan matanya tidak percaya. "Astaga Atalas."
"gue belum selesai bocil." lalu pria itu kembali melanjutkan ceritanya. "dia bilang anak gue, padahal gue polos banget sumpah. Lebih polos dari lo, percaya deh. Terus bokap gue marah, pertama karena dia bukan keluarga terpandang kaya kita--lo sama gue maksudnya, terus karena dia minta tanggung jawabnya sama gue."
Caca dapat mendengar Alatas menghela napasnya. "lo tahu? Bokap gue nggak percaya pas gue bilang itu bukan anak gue. Ngamuk-ngamuk nggak karuan. Gue pusing yaudah minggat. Lo pasti tahulah rasanya."
Caca tersenyum miris melihat pria itu menceritakan semuanya dengan mudah. "pasti Alatas sedih."
Alatas kembali menertawakan ucapannya. "ngomong lo lucu banget."
Caca ikut menertawakan dirinya, lalu ketika matanya tidak sengaja menangkap jam ia kembali terkejut. "Astaga, Alatas udah jam tiga pagi."
"Lo kalau mau mandi mandi aja, terus tidur di kamar gue, gue mau makan dulu."
Gadis itu menganggukan paham, lalu beranjak dari kitchen island.
Sedangkan Alatas, pria itu membuka ponselnya setelah memastikan bahwa Caca sudah benar-benar menghilang di balik pintu.
Alexanderehaams
Bro
Bro
Jangan marah ya bro Alex
Tadi gue ketemu cewek lo
Gue bawa ke apartemen gueTidak perlu menunggu lama, Alex sudah membalas pesannya. Sepertinya pria itu benar-benar khawatir.
=C=
littlerain, 09 05 20
![](https://img.wattpad.com/cover/207226683-288-k937242.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Teen Fiction[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...