Saat ini kelas Caca sedang jamkos dan seperti biasa Lisa akan mengajak Caca untuk makan di kantin. Tapi hari ini Caca tidak bisa fokus dengan makanannya. Kepalanya terus berfokus pada fakta bahwa empat hari lagi adalah ulang tahun Theo, itu artinya empat hari lagi pertunangan Caca dan Alex akan dipublikasikan.
"Ca, besok waktu 'itu' undang gue dong," ujar Lisa memelas hanya mendapatkan senyuman Caca sebagai balasan.
"Ih lo kok ngeselin sih Ca masa iya gue cuma di Senyumin," Lisa mencebikan bibirnya, berpura-pura kesal dengan Caca. "undang ya Ca.." pintanya lagi
"ga mau ah, ngapain ngundang ngundang Lisa, gangguin kak Iel doang bisanya,"
"ih engga-- Ca! Ca! Ca!" Caca mendengar nada panik dari Lisa sehingga ia segera mendongakan kepalanya "kenapa? Lisa heboh banget,"
Karena Lisa tak kunjung menjawab akhirnya Caca mengikuti arah pandangan Lisa. Saat itu juga ia menemukan Alex, Gio, Ken, Jo, serta Jenice dan Rebecca di ambang pintu kantin.
Hati Caca memanas melihat kedekatan Rebecca dan Gio. Tiba tiba sebuah ide gila terlintas di kepalanya.
"Ken! Duduk sini aja, mejanya sisa banyak nih,"
Ucapan Caca membuat Lisa membelalakan matanya terkejut, begitu juga dengan Ken dan yang lainnya. Mereka memandang heran ke arah Caca.
Caca yang ditatap seperti itu hanya mengendikan bahunya acuh, "kenapa? Ga mau? Gapapa kali duduk sini aja,"
Masih tidak mendapatkan respon yang diinginkan akhirnya Caca membuka suara lagi, "ayo buruan duduk, Caca ga rabies, ga gigit, ga kutuan,"
Merasa tidak enak merekapun bergabung di meja Caca dan Lisa.
"tumben lo Ca? Gue ga mau lo pdkt in ya Ca, Cantik sih, cuma bawel ga kuat kuping gue," ucap Ken penuh percaya diri.
"engga idih kepedean, Caca mau duduk semeja sama lele" ucapan Caca membuat semua orang menatap nya bingung, kecuali Alex yang memberinya tatapan tajam.
"lele siapa?" tanya Lisa penasaran.
"A-"
Baru saja Caca akan menjawab menjawab Alex sudah terlebih dulu berdiri dan meninggalkan meja tersebut."gue bosen, kalian ngobrol sendiri aja,"
Melihat kepergian Alex, Caca hanya berdecak kesal, setelah itu ia bangkit dari tempat duduknya di ikuti Lisa.
"Alex. Caca mau ngomong," ujarnya setengah berteriak.
"Alex!" pria itu tetap melangkahkan kakinya, tidak menghiraukan ucapan Caca. Membuat gadis itu harus berlari untuk menggapai tangan Alex.
"Lele," ujarnya lembut membuat Alex kembali memberikannya tatapan tajam. baru saja Alex ingin melangkahkan kakinya kembali, Caca sudah mecekal pergelangan tangannya terlebih dulu
"Ca. Ca. Ma. U. Ngo. Mong." ucap Caca penuh penekanan pada setiap kata, mencoba menarik perhatian Alex.
"buru,"
Caca memutar bola matanya jengah, "sini, nundukan Caca ga sampe,"
Malas berdebat dengan Caca akhirnya Alex menundukkan kepalanya.
Tapi sepersekian detik berikutnya Alex malah merasakan benda kenyal melekat pada pipinya. Hal itu tentu saja menimbulkan keributan diantara orang orang yang melihat mereka. Terutama Jenice, gadis itu segera berlari dan menjambak rambut Caca supaya menyingkir dari Alex.
Alex lagi lagi hanya memandang Caca dengan tatapan tajam, bedanya saat ini ada sedikit kilat kemarahan dimatanya.
Bahkan tanpa satupun kata yang keluar dari mulut Alex, Caca bisa merasakan kemarahan pria itu.
Sial, Caca masuk kandang singa,
##
Setelah kejadian memalukan tadi tersebar, seantero sekolah mulai membicarakan kabar simpang siur tentang mereka.
Ada yang mengira Alex menjadi dalang dibalik kandasnya hubungan Caca dan Gio, ada yang menduga bahwa Cacalah gadis tidak tahu diri yang menggoda Alex dengan statusnya yang masih pacar Gio, bahkan ada yang menduga bahwa Caca memilih Alex karena status sosial Alex yang lebih tinggi dari Gio.
Hal ini benar benar membuat Alex geram. Ia tidak suka jika dirinya harus menjadi bahan pembicaraan. Apa lagi saat orang orang membicarakan dirinya terkait dengan masalah percintaan. Alex membencinya. Sungguh. Ia tidak pernah membayangkan dirinya terlibat dengan skandal murahan semacam ini.
Lamunannya terbuyar ketika merasakan ada tarikan di kerah seragamnya. Alex sontak mendongakan kepala dan menemukan Gio sedang menatapnya dengan tatapan mematikan.
"maksud lo apa?! Ngerebut cewek gue?! Nusuk gue dari belakang?!" ucap Gio dengan amarah yang menggebu-gebu.
Alex yang tidak merasa melakukan suatu kesalahan hanya memandangnya remeh.
"Jawab brengsek! Mau lo apa hah?!" kali ini Gio mengatakannya dengan nada yang lebih tinggi.
Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Alex ia pun kehilangan kesabarannya dan melayangkan pukulan yang membuat Alex tersungkur.
Alex yang merasakan perih di sudut bibirnya lagi lagi hanya tertawa meremehkan, "cewek lo aja yang murahan, lo ga liat dia yang godain gue duluan? "
Lagi dan lagi tingkah Alex menyulut emosi Gio, "maksud lo apa?!" tanyanya sambil kembali melayangkan pukulan.
Alex yang sudah tidak tahan melihat tingkah Gio yang menurutnya sok jagoan akhirnya membalas setiap pukulan yang Gio berikan.
Setelah merasa cukup membuat Gio tidak bisa melawan, Alex melangkahkan kakinya meninggalkan pria itu. "Jangan lupa kalo gue ga akan pernah pake bekas lo Gi,"
=C=
littlerain, 01 03 20
Sorry this part is shorter than any other parts but I hope u guys still enjoy it.
I wuf U
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
أدب المراهقين[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...