CALANTHA -38-

535 26 0
                                    

Saat ini Caca sedang duduk sendirian di balkon kamarnya.

Tadi, gadis itu beralasan bahwa ia sudah mengantuk dan ingin tidur. Ia meninggalkan kerumunan membiarkan teman-temannya menghabiskan waktu tanpa dirinya.

dia bilang mau kesini, nanti malem mungkin sampai.

Kalimat itu terus berputar-putar di kepala Caca. Akhirnya setelah beberapa minggu waktu yang paling tidak ia tunggu datang juga.

Caca melihat jam di layar ponselnya. Sudah jam dua dini hari, seharusnya Annette akan datang sebentar lagi.

Sebenarnya Caca tidak mengantuk, ia juga masih ingin bercanda dengan teman-temannya, hanya saja ia belum siap bertatap muka dengan Annette.

Gadis itu mendongak, melihat bintang-bintang lalu menolehkan kepalanya melihat sekeliling. Ia baru menyadari bahwa tempat ini sangat gelap. "kalau tiba-tiba ada.. Astaga Caca, jangan mikir aneh aneh." Gadis itu berusaha menetralisir rasa takutnya.

"Lo takut hantu?"

Jantung Caca berdegup kencang bukan main ketika ia mendengar suara itu. Apakah hantu bisa berbicara dengannya?

Ia menutup matanya rapat-rapat dan mulutnya komat kamit merapalkan  doa.

Aktivitasnya terhenti ketika mendengar suara tawa seseorang. Ia merasa suara itu sangat familiar. Dengan keyakinan dan mempertaruhkan nyawanya Caca memberanikan diri untuk menoleh ke balkon disebelah kanannya.

Matanya langsung melebar ketika melihat Alex sedang bersandar dikursi sambil menatapnya. Caca segera mendekat ke pembatas balkon kamarnya dan balkon kamar Alex.

"sengaja nakutin Caca?!" tanya gadis itu berapi-api.

Alex hanya menaikan bahunya, lalu berucap santai, "gue kira lo tidur"

Caca mengerucutkan bibirnya kesal, ia sudah hampir meninggal ketakutan karena berpikir ada hantu yang berbicara dengannya.

"kok Alex disini?" tanya Caca ketika ia menyadari bahwa sehsarusnta Alex berasa di luar menunggu kedatangan Annette.

Bukannya menjawab pria itu malah membalikkan pertanyaan Caca, "kok lo disini?"

Dengan jujur gadis itu segera menjawab pertanyaan yang dilontarkan pria itu untuknya. "ngehindarin kak Annette, Caca belum siap ketemu dia."

Jawaban Caca membuat Alex menaikan alisnya. Caca tahu ada begitu banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan pria itu tapi ia tahan.

"Caca udah jawab, gantian kamu. Kok Alex disini?" Gadis itu mengulang pertanyaannya.

"samain aja sama lo."

Jawaban Alex membuat Caca menatap pria itu lekat-lekat.
"karena kak Annette?" tanyanya lagi.

Caca mendengar pria itu bergumam singkat lalu pria itu memejamkan matanya, membuat Caca ikut menyadarkan kepalanya pada pembatas balkon dan semakin lekat memandang pria itu.

Caca terperanjat ketika Alex dengan sangat tiba-tiba membuka matanya.

"kalau ternyata gue hantu gimana? Masih lo liatin?" pertanyaan pria itu  membuat Caca salah tingkah. Tentu saja ia malu tertangkap basah tengah menatap Alex seintens itu.

Gadis itu tidak menjawab pertanyaan Alex, dengan cepat ia membaik tubuhnya, menutup pintu balkon dan menarik tirai kamarnya.

##

"heh gedek! Bangun, sarapan." Sherina mengguncang tubuh Caca dengan sangat kuat, tapi gadis itu tetap tidak membuka matanya.

"Ca! Woy bangun pada nungguin lo, kasihan tuh pada mau makan." Sherina menarik-narik lengan Caca sehingga akhirnya mau tidak mau mata gadis itu harus terbuka.

"Caca makan nanti aja." ucap gadis itu dengan suara parau khas orang baru bangun tidur.

Sherina berdecak melihat kelakuan temannya ini, dengan kesal ia berkata, "udah ditungguin Ca, ayo dong nggak asik lo."

Dengan terpaksa Caca keluar dari kamarnya setengah diseret oleh Sherina. Begitu sampai di meja makan Caca segera mencari posisi ternyaman untuk menyenderkan kepalanya. Dalam hitungan detik matanya kembali terpejam.

"Astaga, anak orang molor mulu, heran." kata Aksan ketika ia menyadari Caca sudah tertidur di meja makan.

Jelas saja semua mata kembali tertuju pada gadis itu.

"Kalau mau tidur dikamar aja." ucapan yang berhasil memasuki indra pendengarannya itu berhasil membuat Caca menegakkan tubuhnya. Tentu saja karena Alex yang mengucapkan kalimat tersebut.

"Caca nggak tidur kok, ehe" kata Caca dengan cengiran di bibirnya.

Semua orang mulai memakan makanan mereka dengan tenang, hingga suara Rebecca mengintrupsi mereka. "Annette mau makan sekarang? Yah kursinya nggak cukup."

Semua orang jadi saling menatap karena itu. Sedangkan orang yang membuat sarapan itu berhenti memberikan senyumnya. "gue bisa makan nanti kok, santai aja."

Rebecca menganggukan paham, tapi ketika ia melihat makanan di piring Caca sisa sedikit gadis itu segera mencari kesempatan.

"Ca, makanan kamu--"

Ucapan Rebecca terhenti ketika melihat Caca menambahkan nasi di piringnya.

"kok kamu nambah?" tanya Rebecca dengan kesal.

Caca hanya mengerjapkan matanya seperti tidak melakukan suatu kesalahan. "Caca masih laper, Kamu mau nambah juga?"

"kamu kan udah makan, Annette belum." sinis Rebecca menunjukan kekesalannya.

Caca baru akan membalas ucapan gadis itu, untungnya suara Alex lebih dulu terdengar. "mending lo yang cepet selesaiin makan lo dari pada ngurusin orang."

Skakmat, Rebecca langsung kehilangan suaranya setelah mendengar ucapan Alex. Mau tidak mau gadis itu melanjutkan sarapannya.

Sedangkan Annette yang melihat sikap Alex hanya bisa menggelengkan kepala, "gue makan nanti aja, nggak biasa sarapan juga."

"nggak nanya juga." Caca bergumam dengan menirukan gaya bicara Annette yang tanpa gadis itu sadari telah mengundang perhatian orang-orang.

Annette yang merasakan aura tidak bersahabat gadis itu malah tersenyum. "hai, kayanya kemarin malem lo udah tidur, gue Annette."

Mata gadis itu mengerjap. Ia menolehkan kepalanya dan menatap Annette "Caca?" Gadis itu bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"iya, lo tunangannya Alex, kan?" tanya Annette, sekali lagi sambil tersenyum.

kali ini Caca hanya bisa mengerjapkan matanya. Untuk pertama kalinya ia melihat Annette, gadis itu berbeda, tidak seperti Rebecca yang nampak seperti pelakor, tidak juga seperti Jennice yang seperti cabe-cabean. Annette... tidak bisa dijelaskan. Dan sekarang Caca menjadi semakin tidak tenang.

=C=

littlerain, 02 05 20

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang