CALANTHA -44-

562 26 0
                                    

Flashback

XII MIPA 3 sedang melakukan penilaian drama di aula mini Trinity Senior High School.

Rebecca menjadi narrator yang baik, begitu juga Annette yang melakoni perannya dengan lihai.

Kelompok mereka berhasil menyelesaikan drama tanpa satu masalah yang berarti.

Kepala mereka menunduk guna mengucapkan terima kasih lalu dengan segera bersiap-siap untuk turun melalui belakang panggung.

Tersisa Annette dan Rebecca yang sedang membereskan beberapa properti.

Setelah selesai Annette berlari kecil dan menghampiri sahabatnya. "Lo keren." puji gadis itu, tentu saja dengan ketulusan.

Rebecca, gadis itu membalasnya dengan senyuman simpul. "Net, maafin aku ya."

Annette mengeriyitkan dahinya, ia tidak dapat memahami ucapan sahabatnya ini. Rasanya Rebecca tidak melakukan kesalahan apapun. Lalu, kenapa gadis itu harus meminta maaf. "untuk?"

Rebecca tidak menjawab, gadis itu malah melangkah mendekati Annette, membuat kaki gadis itu berada diambang panggung.
"Lo apaan sih? Munduran dong ntar gue jatuh."

Tentu saja Rebecca langsung mundur, tapi sepersekian detik berikutnya terasa begitu cepat bagi Annette.

Rebecca menyenggol sedikit lengannya, membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan hingga akhirnya.. Gelap.

Annette, gadis itu pingsan dengan dahi yang mengeluarkan sedikit darah.

Rebecca memegang tangan gadis itu lalu mengusapnya, "maafin aku, aku cuma mau hubungan kamu sama Alex membaik."

"Tolong! Annette jatuh, tolongin Aku!"

Setelah itu Rebecca berteriak histeris. Meminta bantuan orang-orang. Gadis itu menjelaskan bahwa Annette tidak sengaja terjatuh karena tidak memperhatikan langkahnya.
.
.
Alex sedang berada di ruang tunggu rumah sakit, bersama dengan Mr. Nuel--kepala sekolah mereka- menunggu dokter menyelesaikan jahitan pada dahi Annette.

Pria itu tidak berada disana sebagai teman Annette, tapi sebagai seorang ketua OSIS yang bertanggung jawab akan keselamatan anggotanya.

Sejujurnya, Alex sedikit kesal karena Rebecca menolak keras untuk menemani gadis itu. Tapi bagaimanapun juga ia tetap seorang ketua OSIS dan ia harus bertanggung jawab dengan jabatannya.

Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya mata Annette kembali terbuka. Meskipun sangat pucat menurut Alex Annette sudah terlihat baik-baik saja.

"Hai, kamu disini?" sapa Annette yang terlihat sudah sehat menurut Alex.

Sebenarnya ia sangat ingin untuk meninggalkan gadis itu sendirian, tapi apa boleh buat kepala sekolahnya seperti tidak rela jika Annette ditinggalkan sendirian.

"Lex?" panggil gadis itu mencoba menarik perhatian Alex.

Ia hanya bergumam menanggapi gadis itu.

"em.. Gue boleh tolong ambilin air nggak? Haus, hehe."

Tanpa banyak bicara Alex segera mengambilkan air yang terletak tidak jauh dari Annette lalu memberikannya kepada gadis itu.

"Thankyou."

Annette membuka pembicaraan diantara mereka, "kamu pernah jatuh kan? Lukanya bekas atau enggak?"

"bentar."

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang