CALANTHA -24-

599 38 2
                                    

Mereka mulai memasuki kawasan rumah hantu. Caca sudah berkeringat dingin sejak Alex mengajakya memasuki permainan ini.

"Le, Caca takut,"

"gapapa, ntar gue tinggalin di dalem,"
Caca menggeleng kuat mendengar pernyataan pria itu "Jangan, Caca beneran takut,"

Alex tidak menanggapinya, pria itu kembali menyusuri lorong panjang nan gelap dengan senter redup yang disediakan oleh petugas wahana.

ARGHH

"HUAAAA," Caca kembali berteriak histeris karena Ken mengagetinya.

"haha santai kali Ca, takut banget lo, tenang ada Alex. Peluk aja kalo takut,"

Tentu saja Caca langsung mengikuti saran yang diberikan Ken. Gadis itu tanpa ragu memeluk Alex dengan sangat. Amat. Erat.

"gue gabisa jalan.."

Dengan sangat terpaksa Caca mengendurkan sedikit pelukannya pada Alex.

"nggak ada apa-apa, jalan aja. Percaya sama gue," bukannya semakin berani Caca malah semakin takut karena ucapan Alex. Bisa saja pria itu sengaja membohonginya.

Alex yang merasakan ketakutan Caca semakin menjadi-jadi menghela nafasnya. "lo nggak percaya sama gue? Nggak ada apa apa Calantha, percaya sama gue.."

"ayo, cepet jalan, gue jagain. Biar bisa cepet keluar," Alex mengucapkan kata-kata itu dengan sangat lembut. Mungkin jika Caca tidak sedang ketakutan ia akan meleleh didepan Alex. Sayangnya, situasi ini sangat tidak mendukung. Caca sangat takut dengan gelap terlebih lagi hantu.

"Adek juga takut bang, jagain," Suara Ken yang sengaja di kecil-kecilkan membuat Garridan menginjak kakinya kasar. "duh, sakit bego," makinya pada Garridan.

Setelah beberapa waktu menyusuri rumah hantu itu, akhirnya mereka berempat-tidak termasuk Alex, dapat menghembuskan nafas lega. Terlebih lagi Caca. Wajah gadis itu sudah sangat pucat sekarang.

"harusnya nggak usah masuk kalau takut," ucap Alex sambil memberikan sebotol air minum pada Caca.

Gadis itu mengambil botol pemberian Alex dan meneguknya hingga habis. Setelah merasa lebih tenang Caca menatap Alex yang juga sedang menatapnya. "Nggak, Caca nggak takut," pasti saja keempat pria itu menertawakan Caca.

"gila lo bohongnya, muka lo sama hantu di dalem pucetan muka lo," ucap garridan sambil tertawa terbahak bahak.

Caca jadi sangat kesal sekarang. "Ih ngeselin," Gadis itu mulai melangkahkan kakinya menjauh, tapi pergelangan tangannya sudah terlebih dulu dicekal oleh Alex. "iya maaf, jangan marah," semua orang menatap Alex tidak percaya, pria itu sangat jarang bersikap selembut ini. Bahkan wajah Caca mulai memanas.

"muka lo merah," ucapan Alex lagi-lagi membuat Garridan, Aksan dan Ken menatap kearahnya.

"Ciee.. Blushing!"

"aduh dek Caca mukanya merah,"

"gemes banget mukanya kaya babi.."

Digoda seperti itu tentu saja membuat Caca semakin tersipu. "Jangan.. Nanti Caca keliatan--"

Ucapan Caca terhenti karena Alex sudah terlebih dulu menyelanya "maaf juga buat yang itu, gue nggak beneran,"

Tentu saja Caca senang. Sangat senang malah. Rasanya ia ingin memeluk Alex saat ini juga. "oke nggakpapa ayo main lagi,"

Kelima remaja yang sebenarnya sedang membolos itu menghabiskan waktu mereka seharian hanya untuk bermain. Di saat seperti ini Caca dapat melihat sisi lain dari Alex. Ia baru tahu bahwa laki-laki itu memiliki senyum yang sangat manis. Yang tentu saja dapat meluluhkan setiap wanita yang melihatnya, termasuk Caca... Mungkin? Entahlah. Yang pasti Caca menyukai sisi hangat dari pria itu.

"Lo masih mau berdiri disitu? Udah pada pulang," Suara Alex membuyarkan lamunan Caca. Ia melihat sekeliling dan baru menyadari bahwa Garridan, Aksan dan Ken sudah terlebih dulu pulang meninggalkan mereka berdua.

"mau makan dulu?" Caca tentu saja mengiyakan tawaran Alex "pecel lele?" tanya Caca.

"terserah aja, lo suka banget pecel lele," Balasan Alex membuat Caca tertawa ringan. "soalnya makanya sama Alex,"

Alex ikut tersenyum simpul, tangannya terangkat untuk mengacak rambut Caca "Jangan suka sama gue ya Ca,"

Aneh. Caca tidak suka mendengar perkataan Alex. "kenapa?"

"ya jangan aja,"

"ya kenapa lele?"

Alex mengerutkan keningnya. Air mukanya sedikit berubah. "lo suka sama gue?"

Entah kenapa kepala Caca buru-buru menggeleng mendengar pertanyaan pria itu. "enggak--belum mungkin,"

"yaudah, kalau gitu jangan mencoba, dan jangan pernah suka sama gue,"

"tapi kenapa?"

"nggak pake tapi Calantha,"

"kalo Caca suka gimana?" pertanyaan Caca membawa kecanggungan diantara mereka. "em- maksud Caca, kalau suatu hari Caca suka gimana?"

Alex menghela nafasnya kasar, susah banget ngomong sama bocah. "kalau gue bilang jangan. Berarti jangan,"

Akhirnya Caca menyerah. Mungkin memang tidak hati ini ia akan mengetahui alasan pria itu melarangnya "oke, jangan suka sama Caca juga kalau gitu,"

"pasti, gue nggak bakal suka sama lo,"

Lagi-lagi, tubuh Caca seperti menolak ucapan Alex. Ia tidak suka perkataan pria itu

=C=

littlerain, 12 04 20










CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang