Kantin sangat ramai dan sesak hari ini, untung saja Caca dan teman-temannya sudah mendapatkan makan siang mereka.
"Ca, lo tahu nggak? Temen lo udah gila tuh." Sherina membuka percakapan diantara mereka.
"Siapa?" tanyanya menanggapi pertanyaan Sherina.
"tuh."
Alis Caca menyatu ketika Sherina menunjuk Lisa dengan dagunya.
"kenapa deh?"
Lisa-- gadis yang mereka bicarakan masih diam saja, gadis itu mencoba untuk menikmati makan siangnya.
Sherina mulai berceloteh tentang kelakuan absurd sahabatnya. Ternyata, tadi malam gadis itu bertemu dengan Iel.
Awalnya, semua berjalan normal hingga seorang gadis mendatangi Iel.
Sherina mengatakan bahwa Lisa langsung merajuk dan mengabaikan kakak Iel. Bahkan, Lisa sempat menginjak kaki kakaknya beberapa kali.
Tentu saja Caca terbahak mendengar cerita konyol itu. "kok kak Iel belum cerita sama Caca ya, aduh Caca sih malu."
"Iya tuh, gua juga malu." tambah Sherina memanas-man asi Lisa.
"udah deh.. Kaya lo pada nggak pernah aja."
Kedua gadis itu tidak berhenti, mereka tetap menertawakan Lisa.
"Lo tahu nggak lis, kak Iel sampe nanya ke gue. Lisa kena--"
BRAK.
Ketiga gadis itu terperanjat ketika Jennice datang bersama beberapa kakak kelas lalu menggebrak meja mereka.
Beberapa makanan mereka bahkan tumpah dan mengotori lantai kantin.
"Apa sih?" sinis Caca ketika melihat kakak kelasnya itu menatap nyalang kepadanya.
Tiba-tiba, Caca merasakan pipinya memanas, Jennice, gadis itu baru saja menamparnya tanpa sebuah alasan.
"Dasar nggak tahu diri lo! Merasa cantik?! iya?!"
Caca yang tidak terima diperlakukan seperti itu langsung berdiri dari duduknya. Sekarang mereka saling bertatap-tatapan.
Tentu saja seisi kantin menatap mereka sambil berbisik-bisik. Anehnya, sebagian besar dari mereka ikut memberikan tatapan sarat akan kebencian kearah Caca.
"Kurang ajar lo ya! Berani mainin Alex lo?! Iya?!" kata seorang kakak kelas yang berdiri disamping Jennice.
Caca mengerutkan keningnya, tidak bisa memahami kemana arah pembicaraan mereka. "Apasih nggak jelas banget. Makanan kita tumpah gara-gara kalian."
Jennice dan teman-temannya malah tertawa sumbang mendengar pernyataan Caca.
Ia mulai merasa tidak nyaman ketika semakin banyak siswa yang mengerumini mereka, terlebih lagi sebagian besar ikut mencibirnya.
"kalian kenapa sih?" tanya gadis itu mulai nengecilkab suara, nyali Caca menciut melihat orang yang berkumpul semakin banyak. demi Tuhan, dimana guru BK yang memarahinya waktu membuat keributan.
"Lo yang kenapa?! Tukang manfaatin orang!" hardik Sala satu murid yang diiyakan oleh siswa-siswa lain.
Tiba-tiba saja Sherina menarik Caca berlari keluar dari kerumunan. Selama mereka berjalan juga banyak orang-orang yang menatapnya sarat akan kebencian. Sebenarnya apa yang sudah Caca lakukan?
"Lis, Caca ngapain sih?" Gadis itu bercicit pelan. Tidak ada lagi Calantha yang berteriak ugal-ugalan.
Lisa tidak menjawabnya. Gadis itu membawa Caca kedepan mading sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Teen Fiction[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...