"Lisa!" Gadis itu berlari kecil menghampiri sahabatnya yang sedang berdiri di depan kelas, sepertinya Lisa juga baru datang.
"Astaga lo kemana aja? Ngapain pake kabur sih Ca?! Rumah gue juga bisa nampung lo." omel gadis itu membuat Caca terdiam di tempatnya, di saat seperti ini tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali menyengir bodoh.
"Lo.. Gue nggak tahu mau ngomong apa lagi. sumpah gue kangen banget."
Caca segera memeluk sahabatnya. "Caca juga kangen, maaf ya."
"harusnya lo cerita sama gue Ca.." Lisa menatapnya dengan sendu.
"Nggakpapa kok, Caca jadi dapet libur sehari." ia membalas ucapan sahabatnya sambil mengulum senyum.
Caca begitu terkejut ketika seseorang memeluknya dari belakang. "Astaga, bocil. Ternyata gue bisa juga kangen sama lo."
Caca membelalakan matanya menatap Reno, "Apa, sih? Alay cuma sehari. Kalau Caca hilang setahun gimana?"
"terserah lo, gue nggak peduli juga." balas Reno sambil menaikan bahunya membuat Caca kesal bukan main.
"labil lo, ren."
Reno malah menjulurkan lidahnya ke arah Caca dan Lisa, membuat kedua gadis itu harus menahan emosi yang sudah di ubun-ubun.
"minggir deh, kalian nutupin jalan gue." kata pria itu lagi.
Merasa memang menghalangi pintu masuk akhirnya kedua gadis itu memilih untuk minggir. Tapi sebelum benar-benar minggir Caca masih menyempatkan diri untuk mencibir Reno, "katanya kangen, dasar buaya."
"kata lo alay, gimana sih badak. Lagian kangen gara-gara pas nggak ada lo, gue terus yang dimarahin miss Anita." balas Reno tidak terima.
"Mampus. Makanya jang--"
Caca tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Gabriella sudah terlebih dulu melerai pertengkaran mereka. "udah, deh. Masih pagi kalian udah ribut."
"dia ngeselin." ucap mereka serentak, setalah itu terjadi aksi saling menatap.
Sadar akan terjadi aksi peperangan di kelas mereka Gabriella dan Lisa segera menarik Caca keluar untuk berganti seragam olahraga.
"Ih, Reno tuh ngeselin." katanya sambil mencebikan bibir di depan Gabriella dan Lisa.
"Udah, Ca emang dia, kan iseng kalau sama lo."
"..."
Caca terdiam, bukan karena tidak mau membalas ucapan Gabriella, tapi karena ia melihat Rebecca sedang berjalan berlawanan arah dengannya.
Gadis itu membuat ingatan buruk tentang kejadian dua hari yang laku kembali terputar di otak Caca.
"apa lo lihat-lihat. Nenek lampir!" cibiran Lisa membuat Rebecca membelalakan mata kearah mereka.
"mending lo, sama temen lo yang pelakor diem aja."
Sebenarnya jiwa berperang Caca dam Lisa sudah bangkit dan mereka sangat siap untuk menghajar Rebecca saat ini, untung saja ada Gabriella, gadis itu menarik kedua temannya dan memasukkan mereka di kamar mandi.
Drt Drt
Caca merogoh saku jas sekolahnya, ia mengeriyitkan dahi ketika membaca pesan yang baru saja masuk.
Frozen Lele
Balik sm Garridan.
Alex kemana?
readCaca merutuki kebiasaan buruk pria itu--hanya membaca pesan tanpa membalas.
Kalau saja ini bukan jam pelajaran Caca pasti sudah berlari ke XII MIPA 3 dan bertanya pada teman-teman Alex. Sayangnya, ini adalah jam pelajaran jadi mau tidak mau ia harus menunggu sampai jam istirahat tiba.
##
Caca berlari kecil sambil menarik Lisa di belakangnya.
"Kak,"
Suara itu membuat tiga orang pria yang sedang menikmati makanan mereka menoleh.
"Ca, kata Alex lo suruh pulang sama gue." kata Garridan ketika melihat kedatangan Caca.
"kenapa?"
"Alex yang nyuruh."
"kok Alex nggak ikut makan? Alex kemana?"
"..."
Untuk beberapa saat keheningan menyelimuti mereka, Caca jadi menatap bingung ke arah pria-pria itu.
Hingga tatapannya jatuh pada Aksan, pria itu jauh lebih diam hari ini. Bahkan ia tidak menatap Caca sekalipun.
"Kak Aksan, kenapa?"
"Lo ngak tahu?" kata Aksan sinis. Membuat Caca mengeriyitkan keningnya.
"ada apa?"
"Lo nggak tahu, kan dia nyariin lo sampai subuh, dia nggak tidur, terus lo malah ngajak dia main--"
Aksan tidak dapat melanjutkan ucapannya karena Ken sudah lebih dulu menyelanya. "Alex sakit Ca. Tadi dia dipaksa pulang karena demamnya lumayan tinggi."
"A-Alex sakit?" tanya Caca dengan nada bergetar. Astaga, ia sampai tidak berpikir seberapa lelah pria itu.
Sejak kemarin Alex menyuruhnya untuk beristirahat, tapi ia sama sekali tidak Terpikir untuk menyuruh pria itu beristirahat.
"Caca.. Caca.." Gadis itu gelagapan, ia begitu sulit berpikir.
"Lo bukan anak kecil Ca, harusnya lo--"
Lagi-lagi Aksan tidak dapat melanjutkan ucapannya, bedanya, kali ini Garridan yang menyela. "udah, bukan salah dia juga."
"Caca.."
"Lo egois tahu nggak, Ca?!" setelah itu Aksan pergi tanpa menghabiskan makan siangnya.
Aksan benar, Caca terlalu egois. Ia bersikap seolah-olah hanya ia yang hidup dan orang lain hidup untuknya.
"Kak.. Maaf.. Caca nggak maksud gitu.."
Ken menghela napasnya pelan. "gue tahu kok. Mungkin lo harus lebih hati-hati aja."
"Alex gimana? Caca pulang sekarang aja apa ya, biar ada yang--"
"tenang ca, dia nggak papa kok. Pasti juga dijagain nyokapnya." kata Garridan mencoba menuangkan gadis itu.
Caca menundukkan kepalanya, ia bodoh. Dunia tidak pernah berpusat kepadanya, orang-orang juga memiliki kehidupan sendiri, seharusnya ia bisa menjadi lebih peduli.
Frozen Lele
Leleeee
Maafin Caca ya 😭😭
Sakit banget nggak?
Nanti Caca jengukin yaaaaa
Cepet sembuh dong 😭
Caca nggak bandel. JanjiPlng sm Garridan
Caca meringis bahkan saat pria itu sakit, ia sudah memikirkan bagaimana Caca akan pulang.
=C=
littlerain, 12 05 20
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Teen Fiction[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...