CALANTHA -37-

548 28 0
                                    


"Gue mau daging lagi!"

"Gue juga!"

"ambilin yang banyak sekalian"

"bakarin punya gue dong"

Kegaduhan memenuhi halaman Vila milik keluarga Osiris karena para remaja yang sedang melakukan aksi bakar membakar--daging tentu saja bukan vila.

Mereka sedang menikmati liburan dadakan yang diusulkan oleh Caca. Awalnya gadis itu hanya merengek pada Alex karena merasa bosan selama libur semester. Tapi karena Ken, Aksan dan Garridan mendengarnya jadilah mereka membuat liburan mendadak ini.

"Kalian ambil sendiri lah! Enak banget nyuruh-nyuruh sambil main ps. Caca belum makan.." Gadis itu mengeluh karena memang sejak tadi ia yang paking aktif membakar tapi dagingnya selalu habis kecolongan.

"Lo mah gitu Ca, kalau Alex nggak papa ngambil punya Lo." ucap Aksan setengah merajuk yang tentu saja tidak dihiraukan oleh Caca.

Gadis itu kembali melangkahkan kakinya mendekati teman-temannya---kecuali Rebecca yang tidak pernah ia anggap teman--- yang sedang berdiri didekat bakaran.

"Ca, udah deh mending lo makan dulu." sergah Lisa karena ia kasihan melihat temannya itu diperdaya oleh para laki-laki yang tidak mau membakar tapi mau makan.

"iya tau lo mau banget dibabuin." kata Sherina menimpali.

Caca mengerucutkan bibirnya, lalu berkata dengan bersungut-sungut, "jadi Caca dibabuin mereka ya? Dasar nyebelin."

Kedua temannya itu segera mengangguk. Lalu Lisa kembali berkata kepada Athalea yang juga ikut karena dipaksa Garridan, katanya. "dek, mending lo bakarin buat Garridan, kan pacar lo masak Caca yang bakarin." 

Mereka dapat melihat Athalea menaikan bahunya, lalu gadis itu malah melangkahkan kakinya mendekati gerombolan pria. Dasar aneh. batin Lisa.

"heh lo nenek lampir dari pada duduk ongkang ongkang main hp nggak jelas bakarin noh pacar lo!" kali ini Sherina yang berteriak pada Rebecca. Sebenarnya sejak pertama kali mereka memasuki vila, mereka suda sangat kesal dengan sikap Rebecca. Tapi bagaimana lagi, Garridan sang pemilik vila bersikukuh mengundang Gio.

Entah apa yang dikatakan Athalea, sang gadis aneh kepada Garridan, yang pasti sekarang mereka sudah berhenti bermain PS dan mulai melangkahkan kakinya mendekati bakaran.

"sini deh, gue bakar sendiri. Ntar Caca kurus gue dimarahin lagi." sarkas Ken sambil melirik Caca yang mulutnya mengembang Karena penuh dengan nasi dan daging.

"apasih? Caca diem aja kok." sanggah gadis itu tidak terima disarkasi oleh Ken.

Sedangkan Alex mengambil alih penjepit daging dari tangan Caca.

Kening gadis itu berkerut, lalu ia bertanya, "kok diambil?"

Tidak ada sahutan dari Alex membuat Caca menyenggol tangan Aksan lalu gadis itu berbisik, "kok kalian berhenti main?"

Aksan memutar bola matanya malas. "kata si adek kelas, 'lo mau bakar sendiri apa gue bakarin vila lo?!' sumpah Ca, gue ngeri dengernya."

Tentu saja Caca terbahak mendengar penjelasan Aksan, ternyata ada gunanya juga Garridan mengajak Athalea.

"Kak Aksan nggak kesel liat Rebecca? kaya cabe-cabean gitu."tanya Caca masih dengan berbisik, tapi sepertinya didengar oleh beberapa orang.

Aksan tertawa melihat ekspresi julid Caca. Sedangkan Alex yang juga mendengar ucapan gadis yang berstatus sebagai tunangannya itu hanya menghela napas jengah.

"mending lo makan lagi deh," kata Alex sambil menaruh sepotong daging di piring Caca, membuat gadis itu tersipu malu.

"tumben baik sama Caca?" tanya gadis itu sambil menahan senyumnya.

"biar nggak berisik. Ntar lo bertengkar, nyemplung kolam lagi." ketus Alex membuat Caca teringat dengan kejadian memalukan di hari pertunangannya.

"Ca, lihat kak Garridan sama Athalea, gemes banget nggak sih?" Bisikan Lisa yang sebenarnya cukup keras, membuat Caca segera mencari keberadaan subjek yang dibicarakan Lisa.

Ternyata kedua insan manusia itu sedang bertengkar gemay. Caca dapat melihat Athalea memasang wajah garang siap menerkam Garridan yang memasang wajah songongnya.

"Caca sama Alex juga gemes kok!" ujarnya tak mau kalah.

"iyakan le?" tanya Caca sambil menaik-naikan alisnya kepada Alex.

"nggak." balas Alex saklek membuat Caca menjadi kesal dengan pria itu.

Tiba-tiba ponsel Alex yang diletakkan diatas meja berdering. Caca dapat melihat penelepon itu adalah nomor tidak dikenal. Maka menurutnya wajar jika Alex tidak mengangkatnya.

Ponsel Alex kembali berdering untuk beberapa kali membuat Caca akhirnya memberikan saran kepada pria itu. "Nggak mau diangkat aja?"

Alex menatapnya sekilas, lalu segera memalingkan wajah. "bukan urusan lo."

Caca tentu saja langsung mengembungkan pipinya dan memasang wajah masam. "kan cuma ngasih saran. Jahat banget."

Mereka kembali melanjutkan aksi bakar membakar mereka. Caca kembali bercanda-ria dengan teman-temannya dan Alex kembali menjadi pendengar setia.

Selang beberapa Saat Caca melihat Gio yang baru saja keluar dari kamarnya berjalan menghampiri Alex. Tentu saja Caca merasakan perubahan raut wajah tunangannya itu ketika Gio semakin dekat.

"Lex," panggil Gio yang tentu saja diabaikan Alex.

"Dia Baru saja mendarat di Jakarta,"

Caca semakin menajamkan pendengarannya ketika ia menyadari kedua pria itu sedang membahas Annette.

oh.. Jadi Annette udah sampai dijakarta. Batin Caca.

Sebenarnya ia ingin menjadi masa bodoh dengan kedatangan Annette, setidaknya Caca tidak ingin liburannya menjadi kacau karena terlalu memikirkan hal itu, tapi perkataan Gio selanjutnya benar-benar membuatnya tidak nyaman, seketika hatinya menjadi bergemuruh dan kukunya mulai menusuk telapak tangannya.

"dia bilang mau kesini, nanti malem mungkin sampai."

=C=


littlerain, 01 05 20

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang