CALANTHA -9-

868 68 33
                                    

"kenapa ga bilang?"

"..." tidak ada sahutan dari Caca membuat Alex semakin kesal dengan gadis itu

"gue tanya, kenapa ga bilang?!" Nada bicara Alex yang sedikit meninggi membuatnya sedikit tersentak

"tadi udah bilang, kamu aja yang ga peduli. Bukannya kamu yang lewatin Ca-"

"LO GA BILANG KALO ADA KACA DI TANGAN LO!" bahu Caca mulai bergetar setelah mendengar gertakan itu dari Alex

"Caca udah bilang! Caca udah bilang kalo ini sakit banget! Kamu kira Caca tau kalau ada kaca di tangan Caca?! Kamu yang ga peduli berhenti salahin Caca!" Caca mulai sesunggukan, Tangannya benar benar sakit dan Alex menambah segala rasa sakitnya. Caca adalah manusia normal dan dia tidak mungkin berniat untuk melukai dirinya.

"ARGH!" Alex menggeram karena gadis yang duduk di sebelahnya itu tidak berhenti menangis "calm down , stop crying!"

Suasana di dalam mobil itu begitu hening dan memcekam, Sesampainya di rumah sakit Alex hanya menurunkan caca di lobby ugd  lalu segera menyelesaikan administrasi. Setelah selesai Ia bergegas kembali ke mobil dan menunggu Caca disana, membiarkan para perawat mengantarkan Caca hingga memasuki mobilnya.

Begitu pintu mobil tertutup Alex menjalankan mobilnya, butuh waktu yang lumayan lama hingga mereka bisa memasuki kawasan perumahan Caca dan selama itu pula kedua anak manusia itu berkutat dengan pikirannya masing masing.

"sorry, I can't control my self," Itu adalah kata kata terakhir yang diucapkan Alex sebelum Caca beranjak menuruni mobil dibantu oleh para pelayannya.

Caca hanya membalasnya dengan deheman singkat, setelah itu ia segera memasuki rumahnya dan membiarkan para pelayan mengambil semua barang barangnya yang tertinggal di mobil.

##

Caca begitu terkejut karena menemukan dua belas kali telepon masuk dan empat puluh tiga pesan singkat dari Gio.

Karena begitu lelah Caca memutuskan untuk memejamkan matanya. Rasa sakit kembali menjalari tubuhnya, untungnya pergelangan kakinya sudah sedikit membaik. setidaknya Caca tidak perlu bersekolah dan bertemu Gio besok.

Caca sudah berkali-kali menggulingkan tubuhnya. Ia begitu lelah namun tidak kunjung tertidur.

Ada begitu banyak hal yang mengganggu pikirannya saat ini. Ia merindukan keluarganya, ia memikirkan hubungannya dengan Gio, dan ia memikirkan mengapa Alex begitu membencinya.

Akhirnya Caca memutuskan untuk menghubungi Lisa. Ia membutuhkan teman untuk membagi kepenatannya saat ini. Setidaknya Caca beruntung karena memiliki Lisa, sahabatnya adalah pendengar yang begitu baik. Kehadirannya selalu bisa membuat suasana hati Caca lebih tenang. Mereka terus berbincang hingga akhirnya Caca terlelap.

Caca mengerjapkan matanya ketika sinar matahari merasuki indera pengelihatannya. "bangun Ca, udah siang,"

Mendengar suara yang begitu familiar di telinganya membuat Caca bergerak memposisikan dirinya untuk duduk, tapi tanpa sengaja lengan kanannya malah terkena pinggiran kasur, membuatnya meringis kesakitan.
"ck, stt, nyusahin banget sih ni tangan"

"sakit banget ya Ca?"

"iya, Gio ngapain di sini? Kok ga sekolah?" saat ini Caca berusaha sebisa mungkin untuk tidak menatap iris mata pria itu. Caca benar benar tidak ingin merusak mood-nya pagi ini.

"kemarin kamu kemana Ca? Kamu bilang banyak tugas, kenapa bisa jatuh kaya gini?" Caca sedikit terkejut mendengar perkataan Gio. Ia menjadi sedikit gelagapan saat ini.

"emm.. Caca pergi ke minimarket, Gio kemarin kenapa ga nepatin janji? Terus sekarang ngapain disini bukan disekolah?" sebenarnya Caca tidak ingin mengungkit hal ini tapi, bagaimanapun juga Caca ingin mengetahui alasan apa yang akan dilontarkan oleh Gio.

"kamu ke Neelima kemarin?"

"Gio kenapa ga sekolah?" Caca mengulangi pertanyaannya karena tidak ingin menjawab pertanyaan Gio. Bukan ini yang ia inginkan. Caca ingin Gio menjelaskan kenapa tadi malam pria itu makan malam bersama Rebecca, dan bukan dirinya.

"kamu liat aku sama Rebecca?" lagi lagi Gio tidak menggubris pertanyaan Caca. Merasa terus diabaikan Caca akhirnya memutuskan untuk meladeni semua ucapan Gio.

"iya, Kamu tau dari mana?"

"..." Caca mengeriyitkan matanya karena sudah sekian detik Gio hanya berdiam diri tanpa menjawab pertanyaannya.

"Gi--"

"Did I hurt you?" pertanyaan ini sontak membuat Caca menatap manik mata Gio.

"kamu bercanda Gi? Menurut kamu Caca baik baik aja? Am I seems that fine?" Caca benar benar tidak bisa memahami jalan pikiran Gio. Mana mungkin ada seorang gadis yang baik saja saat melihat kekasihnya bermesraan dengan orang lain.

"you hurt me too Ca, kenapa kamu pergi sama Alex? Why are you crying in front of him?" pertanyaan ini membuat jantung Caca berpacu tidak beraturan, tidak tahu bagaimana ia akan menjelaskan hal ini kepada Gio.

Flashback

Neelima 7.23 P.M.

Drtt drtt

Gio mengeriyitkan matanya saat mendapat panggilan masuk dari Alex.
"halo.."

"...."

"gue sibuk, lagi ada urusan"

"...."

"ya, bentar gue buka"
Gio mengakhiri panggilannya dengan Alex dan segera membuka ruang obrolan mereka 

dmn?
Cewek lo nangis
Brsik bat
Mukanya merah
Cwek lo jatuh, skrng di ugd

Hati Gio berdesir begitu membaca pesan dari Alex. Kenapa Caca bisa bersama dengan Alex? Mengapa Caca menangis? Bagaimana Caca bisa terjatuh? Mengapa mereka berada di ugd? Apakah Caca terluka parah?
Semua pertanyaan itu terus berputar putar di kepala Gio.

Sekarang lo dmn?
Kenapa bisa sama cwek gue?
Lukanya parah? Knp di ugd?
Read

Seketika Gio merasa geram karena Alex hanya membaca pesannya. Ia sudah menghubungi Alex berkali-kali namun nihil. Pria itu bahkan menolak semua panggilan teleponnya.

Gio benar-benar membenci situasinya saat ini. Ia ingin pergi melihat kondisi Caca, tetapi ia juga tidak mungkin meninggalkan Rebecca sendirian dalam kondisinya  yang sedang seperti ini.

Gio memutuskan untuk menyelesaikan urusannya dengan Rebecca terlebih dahulu, baru kemudian ia akan menemui Caca. Lagi pula Caca sudah mendapatkan penanganan dokter. Gio baru saja akan menghubungi Caca namum ia mengurungkan niatnya ketika melihat pesan masuk dari Alex

Btch, bisa ya lo makan sm cwek lain wkt cewek lo kesakitan di ugd.

Gio menggeram saat membaca pesan itu. Ia segera mematikan ponselnya dan melempar ya ke sembarang arah

=C=

littlerain, 3 02 20

 

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang