CALANTHA -31-

577 26 7
                                    

"Kak Iel.." pria yang namanya disebut-sebut itu hanya menaikkan alisnya.

"Minggu depan PAS, Caca butuh refreshing."

Iel menghela napas mendengar ucapan adiknya. "nggak usah macem-macem. Ntar lo dimarahin lagi sama papa."

"Caca nggak pengen sekolah hari ini..." Caca kembali merengek membuat Iel mengelus puncak kepala adiknya.

"ayo buruan habisin sarapan lo, gue anterin deh."

Kalimat itu membuat Caca sedikit bersemangat untuk pergi kesekolah. Setidaknya Kakaknya masih mau meluangkan waktu untuk mengantarnya sekolah hari ini.

"Kak, who is Jennifer Annetta?" tanya Caca kepada kakaknya yang sedang mengemudi di balik setir mobilnya.

"I don't know, maybe anak bungsu Ananta family?" jawab Iel dengan sedikit keraguan. Ia tidak begitu mengenal keturunan Ananta karena mereka memang berada di dunia bisnis yang berbeda. "kenapa?"

"You don't even know Kalau Alex mantan pacarnya Jennifer Annetta?"

Caca dapat melihat jika kakaknya itu menaikkan bahunya. "kenapa gue harus tau juga sih. Menurut gue, Alex mungkin kenal sama keluarga Ananta karena neneknya. Mungkin mereka cuma temen kecil."

Tiba-tiba saja Caca menjadi kesal. Kenapa ia tidak mengenal keluarga Ananta, ataupun anak mereka. "God, who the hell is Jeniffer Annetta."

Iel menatap bingung kearah adik kecilnya itu. Tidak biasanya seorang Calantha ingin mengetahui tentang rekan-rekan bisnis keluarganya. "Emang kenapa sih adek gemes?"

"dia mantannya Alex dan dia mau balik entah dari mana." ucap Caca sambil menggeram kecil, menyalurkan sedikit rasa kesalnya.

"then?" tanya Iel santai, seolah tidak akan ada yang terjadi jika Annette kembali.

"She's MANTAN. kakak nggak pernah punya mantan? Caca nggak mau jadi orang yang harus nyanyiin 'aku punya ragamu tapi tidak hatimu'. "

##

Katakanlah sekarang
Bahwa kau tak bahagia
Aku punya ragamu
Tapi tidak hatimu

Caca menggeram kesal ketika mendengar Reno sedang bernyanyi dengan suara fales yang sangat mengganggu baginya. "Reno! Berisik! Suara jelek aja bangga."

"apasih bocil? Sensi bener lo." elak Reno tidak terima.

"iya tuh, baperan. Lagunya ngena banget sama lo ya, Ca?" ejek Bryan membuat Caca semakin kesal.

"Apasih?! Suara Reno memang jelek." bantah Caca membela diri.

"Orang yang lain nggak papa wlee." ujar Reno sambil menjulurkan lidahnya.

"Tapi Caca nggak suka!"

"bodo amat. Yang lain suka."

Oke, Caca menyerah. Ia lelah bicara dengan orang semenyebalkan itu.

Tangannya bergerak mengambil ponsel di saku jas sekolahnya. Matanya melebar ketika mendapati ada pesan masuk dari Alex.

Frozen Lele

Bku lo, Ambil d kelas gw.

Caca berdecak, ia tidak bisa memahami maksud pria ini. Buku apa? Dan kenapa bisa ada di Alex.

Sebenarnya ia sangat ingin pergi kekelas Alex saat ini. Tentu saja bukan karena buku, ia hanya ingin bertemu dengan manusia aneh itu. Tapi sayangnya ketika ia melirik kearah jam, benda itu sudah menunjukan pukul 6.59. Tidak akan sempat jika ia harus berlari ke kelas Alex.
.
.
.
"Lis! Sumpah buku Caca ilang." Gadis itu berucap heboh ketika pergantian jam pelajaran kedua yang berarti adalah jam pelajaran Fisika, miss Anita.

Lisa memutar bola matanya malas. "lo nggak ngerjain ya?"

"sumpah, Caca ngerjain. Kemarin di rumah Alex habis belajar MTK." ujarnya sungguh-sungguh.

Lisa yang tidak tega melihat wajah panik Caca berinisiatif membantu gadis itu mencari bukunya.

"Astaga! Astaga! Di bawa Alex bukunya!" Caca berujar sangat amat keras sehingga sekelas bisa mendengar ucapannya.

"nah mampus!" balas Reno dengan senyum yang begitu menyebalkan.

"buruan ambil aja Ca, nanti gue izinin ke uks atau toilet," ujar Gabriella yang juga diangguki oleh Lisa.

Tapi sayangnya dewi fortuna tidak memihaknya. Baru beberapa langkah beranjak dari tempat duduknya ia sudah melihat Ms. Anita berdiri didepan pintu kelasnya.

"mau kemana kamu Calantha?" tanya guru muda itu dengan nada yang begitu menyebalkan.

"miss buku Caca dibawa Alex."

"Alex siapa Calantha, ada banyak nama Alex di sekolah ini. Alex tunangan kamu?" guru itu menekankan kata tunangan, seolah mengolok Caca, sehingga berhasil membuat satu kelas menatapnya kesal.

"iya. Buku Caca ada di dia miss,"

"oh jadi sekarang kamu nyuruh dia ngerjain pr kamu?" tuduh Ms. Anita membuat Caca dan teman-temannya semakin kesal.

"bukan gitu miss Anita. Caca emang diajarin sama dia." ujar Caca membela dirinya.

"nggak usah bohong kamu. Kita lihat aja ya, kamu kerjakan soal quiz saya yang ini. Kalau remidi berarti ucapan saya benar."

Caca mengiyakan ucapan guru itu. Nomor satu sampai delapan dapat ia kerjakan dengan baik. Tapi sialnya, soal nomor sembilan dan sepuluh memiliki tipe yang berbeda. Dan sepertinya, Caca belum membahas soal ini dengan Alex.

Udahlah, bakal tuntas juga kalau salah dua.

Ia mengumpulkan quiz yang telah ia kerjakan dan membiarkan Ms.Anita mengkoreksi pekerjaannya.

"Saya lupa, kkm kita pada quiz kali ini adalah 80."

"kamu remidial Calantha. Saya berhak memberi kamu hukuman apapun karena telah memperdaya orang lain untuk mengerjakan pr kamu."

Caca memicingkan matanya, ia segera mengambil kertas dan mengecek semua pekerjaanya. Ia begitu terkejut ketika melihat guru itu mengurangi 2 poin tanpa alasan.

"miss, kok 78?" tanya Caca tidak terima. Giri ini selalu saja mencari masalah dengan anak-anak konglomerat.

"kamu tidak menuliskan urutan nama, nomor absen dan kelas dengan benar." miss Anita ber ujar santai, tapi tentu saja semua siswa sedang manahan marah mereka.

"ngak adil dong miss!" ucap Lisa mencoba membela temannya.

Mendengar itu tentu saja seisi kelas menjadi ricuh. Bahkan Reno yang mengecap Caca sebagai musuhnya. Membela Caca kali ini. "Kok miss gitu?"

"Kamu! Diam Reno!"

Bukan hanya Reno, Gabriella yang biasanya begitu menuruti guru juga berani membantah ucapan Ms. Anita "Miss, maaf tapi biasanya itu tidak termasuk hitungan nilai."

Guru yang mulai merasa terpojokan itu mulai menyalahgunakan kekuasaannya. "Kalian semua diam! Atau mau saya hukum?"

"tidak apa-apa Calantha, memcontek juga usaha. Lagi pula kamu memang sudah kaya dan tidak membutuhkan pelajaran semacam ini. Saya jadi prihatin dengan tunangan kamu." guru itu berucap sarkas. Dan entah kenapa---mungkin memang karena Caca sedang ada di mood yang buruk. Matanya memanas. Ia tidak terima di bilang mencontek, padahal sudah ia sudah berusaha mengerjakan.

=C=

littlerain, 25 04 20










CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang