"kok nggak bareng Alex?"
Caca menatap kakaknya sambil tersenyum manis, "emang nggak boleh nyuruh kakak sendiri nganterin?"
Iel mengangkat bahunya acuh, "cuma nanya."
"nanya terus." kata gadis itu, lalu ia menambahkan "Caca juga mau nanya deh."
"kakak ngapain ngelus rambutnya Lisa? Mukanya merah tau." tanya Caca sambil menatap kakaknya yang sedang menaikkan sebelah alis.
"apa yang salah, sih? Cuma ngacak. Lo juga kalau diacak-acak kesel."
Caca menghela napas berat mendengar perkataan kakaknya, "Lisa suka sama kak Iel, kok nggak peka sih?!"
"kok lo marah?"
Coba saja jika ini bukan kakaknya, dan pria itu tidak sedang mengemudi, dapat dipastikan Caca akan menjambak rambut pria itu sangking gemasnya.
"Lisa itu suka sama kakak, terus ngapain kemarin pergi sama cewek lain? Lisa jadi sedih tahu.."
Bukannya menanggapi, Iel malah mengacak rambut adiknya, lalu berkata, "lo salah paham Ca. Gue sayang sama Lisa kaya gue sayang sama lo. Kalau lo bilang Lisa suka sama gue itu cuma bakal bikin hubungan kita renggang."
"Tapi--" Caca menahan ucapannya. Bagaimana jika itu benar? Bagaimana jika hubungan mereka akan menjadi renggang?
Masalahnya, Lisa berharap terlalu banyak kepada kakaknya, dan kakak bodohnya melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya tanpa merasa bersalah.
"kakak kalau nggak suka sama Lisa jangan peluk, jangan cium pipi, jangan acak rambut, jangan bilang kangen, jangan suka godain Lisa. Kita cewek kak. Gampang baper."
Caca mendengus ketika Iel malah menertawakan ucapannya.
"menurut gue, yang baperan itu lo. Alex cuma bilang 'gue nemenin Caca' Lo udah baper. Lisa nggak mungkin kaya gitu."
Ia diam. Menanggapi kakaknya yang keras kepala, sok pintar dan merasa paling benar tidak akan berguna. Sekarang ia menatap keluar jendela sambil meratapi nasib temannya.
##
Caca memasuki kamar apartemen Alex dengan wajah yang kusut, bagaimana tidak. Ia lupa jika tiga hari lagi valentine--berarti itu ulang tahun Alex. dan Caca belum menyiapkan apapun.
Ia menjatuhkan dirinya ke sofa lalu menghubungi manusia yang sejak tadi berputar-putar di kepalanya.
"halo.."
"...."
"Alex udah di rumah?"
"...."
"oh.. Yaudah Caca tutup aja teleponnya."
Dan ya.. Sebelum Caca mematikan sambungan pria itu sudah terlebih dulu mematikan ponselnya membuatnya semakin merasa kesal.
Ia tidak memungkiri bahwa ia memang akan mematikan teleponnya. Tapi, Tanpa basa-basi sedikitpun? Sepertinya Alex sudah gila.
gadis itu beranjak dari sofa, memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan menonton youtube, kalian tahu RinDingDong ? Episode dimana pintu digital apartemen berbunyi sendiri? Di part itu, kunci pintu digitalnya juga berbunyi.
Bulu kuduknya meremang, ia segera menutup aplikasi youtubenya dan beralih ke instagram.
Tapi, suara itu semakin nyata, kalian tahu? Seperti ada orang yang membuka pintu apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANTHA [completed]
Roman pour Adolescents[a love story of Calantha Aldenate and Alexander Reeham Soedtandyo] Sometimes love will drive you crazy, do something you can't believe, and make you look like the most stupid people in this universe Calantha means bloom, kamu pernah dengar bunga-b...