CALANTHA -63-

740 30 1
                                    

Flashback

Annual General Meeting, Saturday 12th February

Alexander Rehaam menatap seluruh shareholders yang berada di depannya.

Anthony Stewart Ciamberg, Ayah seorang Alatas Ciamberg sekaligus pemegang saham terbesar setelah keluarga Soedtandyo dan Aldenate Corp

Menunjuk Alex sebagai chief innovation officer
Runtuk proyek baru mereka di Rusia.

"Mr. Ciamberg I'm sorry to say this. But you perfectly know, Alexander Reeham is underage for doing this project." Pembelaan yang keluar dari mulut Theodore tidak membuahkan apapun.

Anthony bersikeras untuk menjadikan Alex sebagai Chief innovation officer untuk proyek baru mereka.

Tentu saja keputusan ini dibuat dengan paksa bukan karena mengetahui kemampuan Alex, tapi untuk menyingkirkan Alex, dari seorang Calantha Aldenate.

"just for information, I will not sign this project without Alexander Rehaam as our CINO."

Anthony terus memaparkan berbagai fakta pendukung yang akan membuat para shareholder memilih Alex sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mengelola proses inovasi dan mengubah manajemen mereka.

Sedangkan, rahang pria yang sedang mereka bicarakan sudah mengeras.

"I'm sure Alatas Ciamberg, your son. masih bisa melakukan semua ini, Mr." perkataan barusan keluar dari mulut Theodore, dan membuat Alex menatap tajam ke arah ayahnya. Kalimat itu barusan menjatuhkan harga diri Alex dari seorang Alatas Ciamberg.

"you got it. Tapi apa salahnya memberi kesempatan pada Alex? Dia yang akan mengelola seluruh aset kita beberapa tahun kedepan." balas pria itu dengan senyum miring di bibirnya.

Alex membuka suara dengan sebuah sarkarsme, "Anda benar, peluang saya sangat besar karena Alatas Ciamberg bahkan tidak mendatangi rapat ini."

Mau tidak mau, voting itu dilakukan dengan tiga nama sebagai kandidat Chief Innovation Officer. Alexander Rehaam. Deagan Osiris dan Alatas Ciamberg.

Alex sudah siap untuk menerima segala keputusan mereka, ia yakin namanya akan keluar sebagai CINO karena Anthony Stewart sudah memastikan hal itu terjadi bahkan sebelum AGM ini di mulai.

"you're under 20, you have choices Alex."

Alex menertawakan ucapan ayahnya, "the candidates is under 20, dia sengaja mengirimku kesana."

Bukannya tidak mungkin untuk tetap berada di Indonesia dan menolak jabatannya saat ini, hanya saja. Alexander Rehaam tidak suka direndahkan. Melepaskan jabatan yang sudah menjadi tanggung jawabnya bukanlah hal yang akan ia lakukan.

Theodore mendesah, ia tahu bahwa Anthony sengaja melakukan ini untuk mengambil alih aset bernama Calantha Aldenate untuk ditunangkan dengan Alatas, supaya ia bisa menutupi skandal putranya.

##

Alex keluar dari ruang meeting, dan ia segera mengatur ulang semua rencananya.

Ia menelepon sekretaris pribadinya, dan memastikan bahwa ia bisa berada di Rusia pada tanggal 15.

Ia akan menyelesaikan segala urusan kepindahannya di Rusia dalam lima hari, lalu kembali ke Indonesia untuk mengambil surat-suratnya dan.. Bertemu Calantha Aldenate. Mungkin.

Satu-satunya hal yang membuat Alex ingin meninggalkan jabatan ini hanya gadis itu.

Jari-jarinya bergerak diatas layar ponsel mencari sebuah nama.

"halo.. Tumbeh telepon duluan,"

Ia mendengus, bagaimana bisa kalimat seperti itu terucap saat orang mengangkat telepon, "lo dimana?"

"tumben nyari Caca? Tapi Caca lagi di jalan sama temen-temen."

"gue jemput."

"buat apa?"

Alex berdecak, sambil menyalakan mesin mobilnya, "ck, kata lo mau ngejenguk."

"oh oke, mau jemput kapan?"

Alex melihat kearah jam yang melingkar di tangannya, "5 menit."

Ia segera melanjutkan mobilnya menuju pusat perbelanjaan yang tadi disebutkan oleh gadis itu.

Rahangnya kembali mengeras ketika melihat gadisnya berdiri dengan seorang Alatas Ciamberg.

##

Jantung Caca berdecak lebih cepat setelah mendengarkan penjelasan Clarrisa.

"hari ini adalah hari terakhirnya, aku pikir dia sudah bertemu denganmu."

"Alex.."

Clarrisa menatapnya miris, "I'm sorry, seharusnya Alex bisa bersikap lebih baik."

"Caca.. mungkin Caca juga salah.." gadis itu berucap dengan suara para, pasukan udara di sekitarnya serasa menghilang membuat dadanya terasa sesak saat ini.

Ia tidak pernah berpikir bahwa Alex akan pergi.

"Calantha, I'm sorry, tapi masih ada sedikit peluang untuk bertemu dengan Alex jika kamu pergi ke bandara sekarang."

Calantha melirik sekilas kearah jam, jika Clarrisa mengatakan penerbangan Alex pukul lima, berarti waktunya masih tersisa satu setengah jam.

"kamu harus pergi sekarang Calantha."

Gadis itu mengangguk, ini kesempatan terakhirnya, sebelum entah berapa tahun lagi ia akan kembali bertemu pria sialan itu.

Caca segera memasuki mobilnya dan menyuruh pak Teo mengemudi secepat mungkin.

Air matanya tidak berhenti berjatuhan. Caca tidak pernah menduga bahwa waktunya akan berakhir secepat ini, bukan enam bulan, hanya dua setengah bulan.

Ia tidak akan mengira bahwa pilihan Alex bukan padanya, bukan juga pada Annette.

Semuanya menjadi sangat kacau, dan Caca tidak menyukainya.

Ia menyesal tidak datang ke acara ulang tahun pria itu, seandainya ia datang, semuanya akan berbeda.

Alex akan memberi tahunya, ia akan mengetahui hal ini lebih cepat sehingga mereka bisa mengadakan sedikit pesta perpisahan, atau bahkan Alex bisa mengubah keputusannya.

Tapi semuanya terlambat, Caca terlalu bodoh, dan Alex terlalu egois.

Sialan, kata 'Seandainya' memang tidak pernah berguna. Percuma mengandai-ngandai di saat seperti ini.

=C=

littlerain, 25 05 20


CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang