CALANTHA -16-

781 59 44
                                    

HAI☄️

HAPPY 2K READS
TERIMAKASIH BUAT PARA READERS YANG MASIH BACA DAN TERUS VOTE BUAT CERITA INI!

TERIMAKASIH KARENA KALIAN UDAH MELUANGKAN WAKTU KALIAN DEMI BACA CERITA INI, DEMI NUNGGUIN RAIN UPDATE PADAHAL UPDATENYA GA TERATUR. 😂😂

MAAFIN RAIN TEMAN TEMAN :) RAIN BAKAL USAHAIN UPDATE SESERING MUNGKIN BIAR CEPET SELESAI, DAN KALIAN GA NUNGGU NUNGGU LAGI.

TENANG AJA, RAIN GA AKAN HOLD CERITA YANG UDAH ADA DEMI READS ATAU VOTE, RAIN PERCAYA SAMA KALIAN 😘 KALO RAIN GA UPDATE YA BERARTI BELUM NULIS OKEE

RAIN SAYANG KALIAN, once more thankyou for becomes Calantha's wings, let's fly higher until unbelievable

Notes: stay save readers, jaga kesehatan, istirahat yang cukup dan makan makanan sehat :)
God with us.

=C=

Gadis itu melangkah gontai memasuki rumahnya.  "Bibi, Caca pulang,"

Tidak mendapat sahutan Caca segera menuju area belakang rumahnya. "Bibi Margareth?"

Tapi ternyata ia tetap tidak dapat menemukan Margareth, pengasuh Caca dan Iel yang sudah dianggap bagian dari keluarga ini. Bisa dibilang Margareth adalah ibu kedua Caca.

"Nona, Ibu Margareth baru saja pergi berbelanja," ujar salah satu pelayan memberikan informasi kepada Caca.

"yah... nanti kalo udah pulang suru ke kamar Caca. Tolong bilangin P. E. N. T. I. N. G, pake banget,"

"baik Nona,"

Setelah itu Caca kembali melangkahkan kakinya menuju kamar. Huh. Lagi lagi Caca rumah besar ini terasa begitu sepi.

Hari ini Caca baru saja kembali dari acara pertunangannya. Hanya dirinya dan Alex yang kembali ke bandung karena mereka berdua harus kembali bersekolah besok pagi. Sedangkan orang tua mereka dan Iel pergi ke New York untuk meninjau proyek mreka secara langsung.

Sebenarnya Caca sedikit kesal karena permintaannya untuk terbang ke New York tidak dikabulkan oleh orangtuanya. Padahal ia susah memberikan banyak alibi, mulai dari hadiah pertunangan, hingga alasan bahwa ini akan menjadi honeymoon-nya dengan Alex.

Memikirkan Alex membuatnya kembali teringat dengan sikap-sikap manis pria itu. Sebenarnya Caca sangat menyukai semua perilaku lembut Alex kepadanya. Sayangnya hal itu hanya akan ia dapatkan ketika mereka sedang berkumpul dengan anggota keluarga yang lainnya. Jadi Caca tidak akan mengharapkan apapun untuk seminggu kedepan.

Oh, benar. Caca baru teringat tentang foto masa kecil Alex. Sebenarnya Caca sedikit penasaran. Kenapa Alex terlihat begitu marah ketika ia memegang foto itu. Apakah mungkin itu dirinya? Bukankah ada kemungkinan gadis itu adalah dirinya waktu kecil lalu pada usia sembilan atau sepuluh tahun Caca mengalami kecelakaan hingga ia kehilangan ingatan seperti kisah yang ia baca dan tonton di beberapa novel dan film favoritnya.

Ck. Sudahlah sepertinya kemungkinan untuk itu terlalu kecil. Lagi pula Caca berteman dengan Lisa sejak lahir dan Caca tidak pernah melupakan Lisa sama sekali. Sepertinya Caca terlalu banyak menonton film.

Tok tok tok

Ketukan itu membuyarkan lamunannya tentang.... Alex? Astaga. Caca baru sadar bahwa sejak tadi ia memikirkan pria gila tidak punya hati itu.

"bibi Margareth? Masuk aja Caca ga kunci pintu,"

"kamu mencari bibi? Tanya Margareth sambil mendekati tempat tidur Caca.

"iya, bibi belanja lama banget," penuturan Caca sontak saja membuat Margareth melihat kearah jam dinding yang tergantung manis di dinding kamar Caca. "hanya lima belas menit, jangan berlebihan Calantha,"

"baiklah ada apa?"

"Caca mau ganti se.mu.a. seragam Caca," Margareth membelalakan matanya mendengar penuturan gadis itu. Seragam sekolah Trinity tentu saja tidak murah. Apalagi Caca akan meminta Starleth Brynn untuk menjadikan seragam nya dalam satu malam. Pasti akan menghabiskan puluhan juta untuk ini.

"Calantha, seragammu baru digunakan selama satu tahun, tidak ada jahitan yang rusak dan semuanya masih begitu bagus," Margareth mencoba menjelaskan panjang kali lebar kepada gadis dihadapannya berharap supaya gadis itu tidak perlu menghamburkan uangnya sia-sia.

"Caca mau seragam baru, sekalian ganti nametag Caca jadi yang baru," lagi lagi penuturan gadis itu membuat pengasuh ya menatap tidak percaya.

"tenang aja Caca udah pesen nametag, bibi tinggal suru Pak Teo ambil nametagnya. Nanti Caca kasih alamatnya. Terus suruh Pak Teo bawa ke butiknya Starleth Brynn, besok pagi Caca pake,"

"udah harus wangi," tambahnya

##

Caca menatap puas dirinya didepan Cermin. Dengan mantap ia menurun anak tangga satu per satu. "Bibi, Caca mau berangkat, Pak Teo udah siap?"

Margareth mengangguk sebagai jawaban. "oke Caca berangkat,"

Kakinya segera melangkah memasuki mobil yang sudah bertengger rapih di depan pintu rumahnya.

"pagi, nona berangkat sangat pagi hari ini," ujar Teo membuka obrolan, ya hanya sekedar basa basi supaya tidak ada situasi canggung di dalam mobil.

"Caca ada urusan penting, jadi buru buru,"

"oh," setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Teo tetap fokus menyetir. Sedangkan Caca? Gadis itu sedang bergulat dengan pikirannya. Ia hanya memastikan untuk siapa ia melakukan semua ini.


"kita sudah sampai Nona," ucapan Teo membuyarkan Caca dari lamunannya. Rasanya Caca jadi lebih sering melamun akhir akhir ini.

"makasih pak," ujar singkat gadis itu sebelum ia melenggang menjejakan kaki jenjangnya memasuki area sekolah.

Hari ini semua siswa mengarahkan tatapan mereka ke arah Caca. Tentu saja semua siswa sudah mengetahui pertunangannya dengan Alex. Wartawan pasti merilis berita itu dengan cepat.

Bukannya menghindar Caca malah sengaja memperlambat langkahnya. Ia juga dengan sengaja membusungkan dadanya supaya orang orang dapat membaca namatag barunya. Calantha A. Soedtandyo.

=C=

Hai  👋
I know this part is shorter but I make this part only for celebrating our 2k reads

I hope u guys still enjoy it
And don't forget to Voment

I wuf u

littlerain, 20 03 20

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang