TR 32

5.2K 184 4
                                    

"Alia. Iman have confessions." Tiba-tiba Iman menahan Alia dari berjalan menuju ke pintu keluar Kew Royal Botanical Garden.

Alia memalingkan kepalanya. Menghadap Iman yang berada dibelakangnya. Sebuah senyuman diberikan kepada Iman.

Iman tarik Alia lembut. Didudukkannya Alia dikerusi yang berdekatan. Dia melutut dihadapan Alia. Tangan Alia digenggam. Mata Alia ditenungnya dalam.

"Thank you for being my wife and the mother for our kids." Iman diam.

Alia terenyum manis. Dia tunduk dan memberikan sebuah kucupan pantas ke bibir Iman. Tanda dia terima ucapan itu.

Iman membalas senyuman itu. Tapi sedikit tawar.

"I'm so sorry being honest with you about my true feelings toward Azwa. Tapi, Iman bangga sangat bila Alia dapat baca apa yang Iman nak sampaikan. You really do your best untuk rumahtangga kita. For me especially. Alia tak mengalah dan biarkan Iman hanyut dengan perasaan Iman." Kata Iman.

"Alia pun ada confessions pasal ni. Boleh Alia menyampuk?" Tanya Alia.

Iman angguk.

"Alia buat ni semua untuk anak-anak. Iman ingat our pre-nuptial agreement? Kalau apa-apa jadi to our marriage, Alia tak boleh ambil anak-anak. They will stay with you. Masa Iman mengaku perasaan Iman tu, Alia rasa nak keluar rumah. Nak tinggalkan semua. Tapi, Alia pandang anak-anak kita dan Alia cakap kat diri Alia, 'aku tak nak anak-anak aku hidup tanpa seorang ibu'. Alia dibesarkan tanpa ibu, Alia tahu susahnya papa jaga kami. Dan Alia tanya semula, 'boleh ke Iman jaga dorang macam papa jaga Alia?'." Alia diam. Menahan emosinya dari merembeskan air mata.

Iman geleng.

"Iman tak mampu. Sebab tu, Iman tak nak layan perasaan tu. Iman nak Alia sentiasa ada dengan Iman. Bukan sebab anak-anak tapi Iman sendiri perlukan Alia. Alia sebahagian dari Iman. Tanpa Alia, separuh dari Iman, mati." Cantas Iman.

"You know, my answer is yes. I know you can handle our kids by your own. But, can I live happily without you? Iman tahu tak, the way you treat me as your wife buat Alia tak mampu nak jauh dengan Iman. How can I live without you? Kosong. You are always by my side. My are hubby, best friend, punching bag, you are everything." Sambung Alia.

"Sama. Sayang segalany untuk abang." Balas Iman. Penuh perasaan.

"Then, I decide. I need to get you back. Alia tak nak gunakan anak-anak sebagai senjata. Alia nak Iman. I need to fight for myself. So, Alia fikir dan fikir. What should I do. Then, Alia decide untuk ceroboh hak peribadi Iman. I read your diary. Yang Imn tulis masa sebelum kita nikah lagi. What make you fall in love with me." Alia pejamkan matanya. Dia takut Iman marah.

Iman ketawa.

Alia buka matanya sebelah. Dia lihat Iman sudab bangun duduk sebelahnya. Dan sebelah tangan Iman memeluk bahunya. Dan terus ditarik tubuhnya jatuh ke tubuhnya.

"Did you found anything?" Tanya Iman.

Alia geleng.

"You know what make you so special?" Tanya Iman.

Alia geleng. Kepalanya diangkat. Memandang Iman.

"You are not trying hard to please me. You be yourself. Bila Iman salah, selamba saja Alia tegur tapi langsung tak menguris hati. Alia even ajar Iman to fix my mistake. In works. In life. Dan Alia pun terbuka dengan segala teguran. Iman jatuh cinta dengan Alia sebab Iman hormat Alia. And what you did bila mama paksa Alia terima Azwa masuk ke dalam company, buat Iman tambah respect pada Alia. You know how to encounter mama. But, at the same time, mama tak meroyan marahkan Alia. Alia tahu macam mana nak kekalkan keharmonian family kita. Iman syukur sangat dalam isteri macam Alia." Puji Iman.

"Iman tahu?" Tanya Alia. Kemudian dia ketawa.

"Tahulah. Yang Iman tak tahu sekarang ni. Apa yang Alia selalu mimpi?" Tanya Iman.

"Nice try." Alia berdiri dan ketawa.

Iman menarik tangan Alia. Alia terkejut dan hilang kestabilan. Akhirnya terjatuh diatas riba Iman.

"My second confessions. Iman dah tak ada langsung perasaan pada sesiapa kecuali Alia." Kata Iman sambil memandang tepat ke mata Alia.

Alia membalas. Bertanya melalui pandangan mata. Dia inginkan kepastian. Biar mata berbicara.

Gitu!

Kemudian, Alia senyum. Bangun dan terus meninggalkan Iman. Hatinya berbunga bahagia. Rasa syukur dipanjantkan kepada Yang Maha Kuasa. Yang memegang hati manusia. Rasa terima kasih kerana Allah beri semula hati Iman hanya untuknya.

Air matanya tak semena mengalir.

Iman mengejar langkah Alia setelah pulih dari terkejut. Dia mengharapkan sebuah kucupan dari Alia tapi Alia hanya berlalu. Dia memintas Alia. Berdiri didepan Alia. Dia nampak air mata itu mengalir.

"Kenapa ni?" Tanya Iman. Mengelap air mata Alia.

Alia terus memeluk Iman.

Iman terkelu. Terkedu. Tak tahu nak buat apa.

"Hug your wife back, young man." Tegur seorang pakcik dan berlalu.

Iman menurut pesanan itu. Dipeluknya Alia. Erat. Dan tak semena, dia rasa tenang. Dari dicintai dan diperlukan.

Takkanku RayuWhere stories live. Discover now