almost

872 26 1
                                    

Semesta memberikan ilusi terindah untuk selalu ku ingat.
~almost~

"Novan jangan nakal. " ucap jung harry keluar dari cafe dan menggendong novan, bocah laki laki manis itu menggeleng saat dinasehati oleh jung harry, ia begitu menurut pada harry yang sudah seperti ayah bagi nya.

"Ndak akkal"ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya menatap mama nya. Grash tertawa saat melihat kelakuan putra sematawayangnya itu yang selalu mengingatkannya pada laki laki yang ia tinggal kan.

Novan lah yang dapat mengobati segala kerinduan grash pada lelaki yang telah masuk dan merusak harapannya itu.

" tidak ajushhi, ovan indak akal ya nak iya." ucap grash sambil terkekeh, ia membuat novan turun dari gendongan jung harry, dan berlari kearah grash, dengan imut nya novan memukulkan kepalan tanganya kedada grash,

"Eee, novan jangan seperti itu nee." ucap jung harry kembali menggendong novan dan membawanya kedalam, dengan jailnya novan menjulurkan lidah nya kepada grash, seperti mengejek. grash hanya menggelengkan kepala saja dan melanjutkan perkerjaannya.

Siapa lelaki itu?
Apa suaminya?
Apa grash sudah menikah lagi?
Itulah yang ada didalam fikiran rexy saat melihat mereka bak sepasang suami istri yang hubungan keluarganya sangat harmonis, tapi bagaimana pun ia harus mencari tau yang sebenarnya, ia mengurungkam niatnya untuk menemui grash, melainkan menunggu sampai grash pulang maka ia akan mengikuti nya untuk mencari tau tempat tinggal grash.

Sudah 4 jam rexy menunggu grash dari dalam mobil, akhirnya penantiannya usai, saat melihat wanita keluar dengan cafe dengan anak laki laki di gendongan dan menaiki mobil berwarna putih.
Sesegera mungkin rexy menginjak gas mobilnya, dan melaju mengikuti mobil yang dinaiki grash.

Tak lama perjalanan, mobil itu pun berhenti didepan apertemen besar, dengan gereja di depannya.
Pria tinggi putih itu membukakan pintu mobilnya saat grash ingin keluar, canda tawa mereka terlihat dari balik kaca mobil rexy yang terus memperhatikan mereka dari jauh.

Suara lonceng dari dalam gereja berbunyi nyaring, tak selang dari itu, pria yang bersama grash keluar dari apertemen itu dan pergi menuju gereja, barangkali untuk sembahyang atau yang lainnya, entahlah tapi menurut rexy ini kesempatan yang baik baginya menemui grash.

" gua harus nemuin grash dan bawa dia pulang kerumah, harus!."
Ambisi kuat membawa nya pergi menemui grash dengan harapan yang sangat besar, tidak perduli bagaimana keadaanya sekarang.
Tak terasa langkah kaki nya sudah menginjak tepat di depan pintu apertemen.
Perlahan ia mengetuk sebuah pintu menuju apertemen grash.

Suara ketukan pun terdengar nyarinh

Grash menatap kearah pintu dan berfikir bahwa jung harry kembali untuk mengambil jaketnya yang tertinggal.

" sayang tunggu sini ya, mama buka pintu sebentar."ucapnya pada novan yang sedari tadi ia suapi bubur, novan pun tidak diam, ia mengikuti langkah kaki ibunya dengan langkah mungilnya.

Tubuhnya mendingin seperti kaku dilemari es, matanya memerah saat tatapan mata yang ia rindukan ada didepannya,

" r...e..xy" ucapnya dengan rindu bercampur amarah, logika nya terdesak untuk pergi,namu hatinya terdorong untuk tetap menikmati pelangi yang lama pudar.

" grash, aku mau jemput kamu pulang ya sama aku." ucap rexy dengan mata yang sudah mulai banjir air mata, tangannya menyalur ke arah grash seakan mengajaknya untuk kembali bersama nya, dengan cepat grash menepis tangan itu, tangan kecil memeluk kakinya dengan manja, grash melihat kearah novan yang tersenyum riang melihatnya.

Kali ini ia tidak boleh lemah, hati nya harus kuat agar dihari esok hati nya tak mudah di sakiti siapa pun lagi.

" itu novan kan anak kita." rexy mencoba mendekati novan dan berusaha menggendongya, namun lagi lagi ditepis oleh grash, novan pun memukul tangan rexy dengan tangan kecilnya seolah mengisyaratkan pergi.

" Ajhusi ndak oleh bikin mama atit." Ucapnya dengan belum lancar.

" anak kamu? Anggep dia bukan anak kamu, sekarang pergi sama istri dan anak baru kamu! Aku gak bakal ikut kamu pulang, bajingan." grash menekankan kata bajingan dihadapan rexy, ia terus memohon agar grash mau pulang denganya.

"Semua gak kek gitu aku bisa jelasin
grash, aku mohon." ucapnya sambil menyembah kaki grash, air mata grash tidak tertahan lagi, namun rasa sakitnya sudah menjulang keubun ubuh, semua memori tentang itu seolah olah menjadi momen yang sukar dilupakan namun sakit untuk dingat.

" aku gak mau dengerin apapun penjelasan dari kamu, aku gak mau pulang, pergii!!" Grash menunjukkan jarinya kearah pintu, dan tanpa sadar sesosok laki laki dengan raut kemarahan berdiri di ambang ambang pintu keluar.
Rexy berdiri dari duduk nya dan bangkit melihat kearah jung harry.

" jadi ini yang buat kamu gak mau pulang?"

" ia aku gak mau pulang dan gak akan balik ke kamu, udah cukup selama ini cukup!" Ucap grash setengah berteriak menatap kearah rexy.
Usahanya seakan gagal, semuanya terasa perih, saat grash menarik tangan jung keluar apertemen berserta novan, rexy mengejar grash dengan langkah kaki yang sangat cepat. Dengan sigap ia menarik tangan grash, namun hantaman besar mendarat di pipinya.
Gepalan tangan harry menghantam pipinya dan meninjun perutnya habis habisan.

Grash hanya terdiam melihat itu, dengan rexy yang pasrah ketika dipukuli sampai tak berdaya.
Hati nya ingin sekali memegang kesakitan itu, namun berbanding terbalik dengan tubuhnya yang tak ingin dekat lagi dengan rexy.

" g..rashhh." ucapnya terbata bata dengan tubuh terlungkap di lantai, dan tangan yang berusaha meraih kaki grash.
Grash menatap dengan tatapan bercampur.

" jangan temui aku , aku mau menikah sama dia."
Grash pergi berjalan dengan jung harry dan naik keatas mobil, rexy terus mengejar grash sampai akhirnya kehilangan jejak grash.
Hampir setiap hari rexy meneimu grash, dan novan, namun jawabanya tetap sama, ditambah lagi tubuh rexy yang semakin mengurus, dan pucat, entah kekesalan seperti apa yang memaksa grash untuk tetap tidak ingin kembali pada rexy.

ALMOST daily (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang