salah paham

181 9 0
                                    

" Novan kemana ya kok seharian ini gak bales chat aku. Biasanya juga dia neleponin aku."

Anggi nampak termenung menatap jendela kamar novan. Sudah seminggu ini laki laki itu tidak mengabarinya apalagi mengajaknya keluar seperti biasanya. Sekarang adalah tanggal 23 november itu artinya seminggu lagi mereka akan masuk aniversary di tahun pertama.

" Aku pengen sih nyamperin ke rumah novan, tapi takut mamah marah sama aku."

Serba membingungkan kehidupan anggi sekarang. Cuaca tidak bersahabat. Hujan bergemuruh turun secara tidak teratur. Lagi lagi ia menghembuskan nafas kasar. Menahan segala kerinduan yang sudah tidak dapat di tampung lagi. Bersama dengan tetes hujan tetes airmatanya pun jatuh.

Brakkk

"Udah mulai kurang ajar ya saya panggil kamu ga denger."
Suara tamparan, jambakan serta tendangan terdengar sakit di hati anggi.

" Mama anggi minta maaf anggi ga denger.. Sakit mah hikss hiks."

Berulang kali anggi memohon maaf namun tak di indahkan oleh ibu angkat anggi.

" Hukuman kamu sekarang. Jangan makan hari ini puasa kamu."
Setelah memukul anggi habis habisan meri pun keluar tanpa dosa.

" Yaallah kenapa gak cabut nyawa aku. Aku udah gak tahan sakit hikss.. Ayah bunda."

Yang ia harapkan sekarang hanyalah novan. Lelaki yang selalu memberikanya kebahagiaan sekarang sudah seperti tidak perduli lagi.

Dear deary : novan

23 november 1993

Kamu dimana?
Aku nahan sakit selama seminggu ini. Aku butuh kamu. Jangan hukum aku seperti ini novan. Jemput aku bawa aku pergi dari neraka ini.

" Aku harus ketemu novan harus, apapun caranya."

Tugas matahari pun sudah digantikan oleh bulan. Anggi nekat untuk keluar dari rumahnya untuk kerumah novan. Mengendap- endap agar tak di dengar orang rumah.

Tok tok tok

Pintu rumah bercat putih itu pun terbuka, menampakan wajah wanita parubaya dengan senyumnya yang ramah

" Assalamualaikum tante, novan nya ada?." Sapa anggi sesopan mungkin diikuti dengan senyum terpaksa.

" Novan lagi jalan bentar lagi pulang, yuk masuk calon mantu." Sapa grash tak kalah ramah.

" Siapa mah?." Suara teriakan laki laki dari dalam kamar.

" Ini pah calon mantu. Kamu tunggu sini ya nggi tante buatin minum."
Grash pergi kebelakang dan meninggalkan anggi sendiri diruang tamu.

Ia melihat secara teliti ke penjuru rumah. Sampai matanya tertuju pada foto yang ada didalam lemari kaca.
Foto novan dengan seorang gadis dengan senyum yang indah, terlihat begitu akrab.

" Ini nak diminum dulu, tante tinggal sebentar ya mau gosok baju ayahnya novan."

" Eh iya makasih ya tante."

Detik demi detik berlalu suara mesin mobil pun sudah terdengar memasuki perkarangan rumah.mata anggi tak lepas dari tatapan dua sejoli yang sedang bercanda ria.

" Anggi, ngapain kesini?."

" Gak papa cuman pengen tau kamu baik baik aja, yaudh aku pulang."

Sesakit apapun anggi akan jadi wanita kuat. Menahan agar butiran air bening nya tak jatuh didepan novan.ia berlari mengikuti panjangnya jalan.

" Kamu sama novan sama aja hikss.."

Air mata hari ini sudag mengambil banyak tenaga anggi. Tubuhnya terkulai lemas di atas ranjang.

" Lelah aku nangis novan. Ini kekalahan aku ini sakit." Ucapnya dengan sisa tenaganya sebelum matanya tertutup erat.

Untuk pagi yang cerah. Aku mohon jangan beri aku kesedihan untuk hari ini - doa anggi.

Ia membuka gordengnya dan nampak wanita yang semalam bersama novan menarik manja lengan nya. Bagai tertusuk duri susah untuk dilihat.

"Hikss..hikss."

Ia berjalan unglai menuju meja tempat nya menulis. Matanya terbolak saat melihat makanan yamg ada di meja nya itu berserta surat diatasnya.

From : novan

Anggi kamu salah paham kemarin adalah darren sahabat aku dari kecil. Dan orangtuanya sahabat orangtua aku.
Aku liat kamu tidur nyenyak banget. Aku tau kamu belum makan. Ini aku bawa makanan. Ada salep juga buat ngobatin luka kamu.
Maaf gak ngabarin kamu selama seminggu. Papah ngelarang aku buka hp dulu karena aku masih ada perkerjaan penting gak bisa digangu.

Tapi aku sering dateng kesini kalo kamu udah tidur.
Ilove youu💋

" Jadi semalem bukan mimpi? Beneran novan cium aku."
Pipi merahnya pun mulai bersemi.ia sudah salah ternyata novan bukanlah seperti lelaki yang ada dimasalalu nya. Suara notifikasi ponsel pun membuyarkan lamunannya.

From : pacar❤

Udah jangan senyum senyum gitu. Sampek pipinya merah. Buruan mandi terus obatin lukanya.
Ily

*
**

" Mana cucu saya!."

" Suara apa sih itu kok ribut ribut." Dengan setengah mengumpulkan nyawa anggi mencoba turun kebawah dengan rasa sedikit takut.

" Nenek!!." Anggi berlari turun dan memeluk wanita tua yang berada di depannya sekarang.

" Saya sudah tau semuanya dari novan, kalian menganiaya cucu saya. Kalian emang gak pantes dikasihani."

" Buk dengerim dulu buk penjelasan kami."

" Sudah pak bawa saja mereka."

Polisi pun sudah membawa meri dan suaminya. Hidup anggi sedikit lega dengan semuanya, setidaknya rasa takutnya hilang. Sekarang ia hanya memeluk neneknya dengan erat. Semua ini karena novan. Kalau bukan karena dia mungkin ia tidak bisa seceria ini.

" Terimakasih novan."

" Sama sama sayang udah tugas aku jagain kamu, malem ini kamu ikut aku lagi ya jangan ada penolakan."

" Nek ntar malem novan ajak anggi jalan ya." Ucap novan pada neneknya anggi.

" Santai." Jawabnya sambil membentuk tangan seperti angka o, lalu mengedipkan mata nya.

*
*
*

Apalagi sekarang yang anggi ragukan, kebebasan sudah ia dapatkan, ini semua berkat novan, lelaki yang selalu ingin membuatnya tersenyum.

Anggi prov
 
Kakiku melangkah menuju kamar. Entah apa yang aku rasakan bahagia, merasa spesial.
Seperti biasanya apapun yang aku alami entah itu sedih atau bahagia akan ku tulis dalam buku deary pink yang selalu menemani kisah hidupku.
Hari ini akan ku tulis sejarah baru yang telah tekurasi. dimana intrik indah didalamnya sudah biasa di kagumi.

Dear deary

💕 lagi dan lagi, hanya namanya yang terkurasi indah di otakku, lelaki manis didepan rumah, menghampiriku saat terpuruk. Menjemputku bukan dengan motor ataupun mobil tapi, tangga tinggi yang menjulang ke jendela kamarku. Bertemu saat bulan muncul.
Jika aku penulis, akan ku tulis dia sebagai satu satunya peran utama di buku ku. Aku bahagia, entah sudah berapa puluh kali aku ucap aku bahagia saat bersama dia. Harapan ku jangan pernah pergi lagi seperti yang lain. Temani aku hingga kamu tidak bisa melihat wajahku di pagi hari.

Tanpa disadari senyum manis terlukir dimulutku. Alunan lagu orkesta berputar indah seperti ikut bahagia.

" Anggi ada novan di depan." Suara panggilan nenek menghentikan aktivitas ku, lagi dan lagi aku menatap diriku dikaca. Dengan balutan celana jeans dan hoody kuning serta aerphone di leherku.

" Iya nek, sebentar." Timbalku daro balik pintu.

Satu demi satu kaki ku menuruni tangga, terlihat novan yang mengobrol asik dengan nenek. Mengehetahui aku datang mereka pun menyudahi perbincangan mereka dan berpamitan lalu menarik tanganku keluar.





Jangan  lupa vote readers.❤






ALMOST daily (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang