Bulan telah muncul, penantian novan sudah dimulai, apalagi kalau bukan menunggu gadis yang sudah membuat hatinya luluh, ya benar novan diam diam menaruh hatinya pada anggi, gadis misterius yang memendam banyak penderitaan dihidupnya.
Suara ponselnya berbunyi.
From : anggi
Aku udah dibalkon.
Novan terperanjak dari duduknya dan menatap kearah jendela, tampak wanita dengan celana jeans serta hodie rajut berwarna pink berdiri diatas balkon.
Ia lantas turun dan berjalan ditengah sunyinya malam, menyandarkan tangga yang tinggi kearah tempat dimana anggi berdiri." nggi, turun pelan pelan ya." Ucap novan yang hanya diangguki oleh anggi. Awalnya anggi takut dan ragu, tapi novan kembali meyakinkan nya bahwa semua akan baik baik saja. Tak lama menunggu akhirnya ia sampai juga di tempat novan berdiri saat ini.
Tangan novan menarik anggi untuk masuk kedalam mobilnya.
Keheningan melanda diantara mereka, novan yang sibuk dengan stir dan anggi yang sibuk melihat ke luar menikmati hiruk piruk kota di malam hari." van, aku seneng deh bisa liat bulan kayak gini. Serasa orang yang baru lahir kedunia." Ucapnya sembari menatap bulan dengan tubuh yang terkapar direrumputan.
Novan hanya mengukir senyumnya tanpa membalas kata kata anggi." van apa aku bakal bahagia nantinya ya van? Aku takut gak akan pernah bahagia, selama ini aku selalu berdoa agar kebahagiaan itu datang. Seperti dimana saat ayah bunda masih hidup." Anggi berucap dengan nada lirih seperti menahan tangisan yang memaksa untuk turun. Novan menatap nanar kearah anggi dan mengelus puncak kepalanya dengan lembut.
" anggi, lo gak boleh ngomong gitu, lo pasti bahagia gua yakin."
Novan meyakinkan anggi agar menepis fikiran buruk tentang kehidupannya. setidaknya ada dia yang akan memberi warna didalam hidup anggi.
Semua hidup tak selalu berjalan mulus, bohong jika dikatakan mulus.
Bahkan orang yang terlihat bahagia saat memiliki harta banyak pun masih ada cerita pilu di dalam nya, contohnya adalah orangtua nya rexy dan grash.Anggi berusaha menarik senyumnya diantara kesedihan. Ia benar benar meratapi nasibnya yang selalu hancur selalu seperti meminta belas kasihan.
" makasih ya novan udah mau jadi teman aku."
" iya sama sama."
Angin terus menerpa memberikan nuansa yang berbeda diantara mereka, jarum jam terus berputar senada dengan malam. Sekeliling taman sudah sepi dan hanya beberapa yang masih duduk disana. Novan melirik anggi yang masih asik dengan bulannya.
" nggi."
" hmm."
" balik yuk udah malem nih. besok atau kapan kita liat lagi ya bulannya. Janji deh kalo pengen liat bulan telpon aja aku." Ujar novan. Anggi tersenyum dan menyetujui ucapannya.
Perlahan novan beranjak dan mengegam lembut tangan anggi, berjalan menyelusuri jalanan yang hanya diterangi lampu jalan.
Sekian banyak canda dan tawa tiba lah di depan rumah anggi dan novan.Anggi menghela nafas kasar karena lagi lagi harus pulang kerumah yang bak neraka baginya.
Cup..
Novan mengecup bibir anggi dengan lembut. Yang membuatnya sepontan milirik dengan wajah yang mulai memanas.
" novan jangan gitu hmm." Ucap anggi berdesis sembari memukul kecil lengan novan. Ia tertawa kecil melihat tingkah anggi dengan pipi blush nya sambil mengerinyitkan alisnya." kenapa?" Seru novan.
" pipi aku jadi panas." Ujarnya polos dan membuat novan menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOST daily (TAMAT)
FanfictionKamu mungkin menangis saat mendengar semua tentangku, aku jadi suka hujan saat kamu pergi. Tak apa kita bisa menikmati hujan saat allah kembalikan aku denganmu. ~ rexy aryando pernikahan politik demi menyelamatkan perusahaan ayahnya. itulah yang dil...