"Siapa sih cewek itu? Ah kenapa gua jadi mikirin dia, gak penting."
Novan menidurkan tubuhnya disofa sembari ditemani televisi yang menyala. Matanya terpaut pada suara petikan gitar yang bersumber dari balkon rumah seberang. Dengan hati hati novan membuka sedikit celah di hordeng jendelanya untuk melihat siapa yang bermain gitar ditengah malam?.
" hah cewek itu lagi, suka banget kek nya dia main gitar malem malem."
Novan memilih membuka jendelanya yang mengarah langsung kebalkon yang berhadapan tepat pada wanita itu. ia memandang wanita itu tanpa berkedip
" cantik." Ucapan yang spontan terlontar dari mulut nya sambil tersenyum. Merasa di pandangi terus menerus wanita itu mengeluarkan ekspresi tidak suka pad novan.
" kenapa kamu liatin aku." Teriak wanita itu dari sebrang, yang membuat lamunan novan buyar, ia menggaruk garuk tekuk nya, antara malu dan bingung harus jawab apa.
" eh gua punya mata, emang kenapa gak boleh?." Tanya novan yang tak mendapat sautan apapun dari wanita itu.
" eh kok lo main gitar malem malem?." Tambah novan, namun tak menemu jawaban apapun dari mulut gadis dengan rambut sebahu itu.
Pintu kamar pun terbuka memperlihatkan grash dengan piyama biru miliknya.
" novan bicara sama siapa?."
Tanya grash sembari melihat putra nya dari pintu kamar novan." eh enggak mah, itu tadi ngomong sama cewek yang novan bilangin tadi pagi itu lohh."
Grash berjalan menuju jendela tempat dimana novan berdiri dan berbicara pada gadis itu.
" mana?mama gak lihat?."
Grash melihat kearah balkon sebrang tidak ada satu pun orang gelap gulita dan sepi." tadi ad..... loh kok ga ada lagi?"
Terkejut bukan main gadis yang ia lihat tadi sudah tidak ada, bagaikan dibawa angin hilang sekejam." udah tidur ya udah malem, besok kan mau ke kantor papa?."
Malam berlalu dengan amat sunyi membuat novan tidak berhenti berfikir tentang gadis itu dan hilang nya gadis itu. Hal itu berhasil Membuat konsentrasi tidur tergangu dia seperti terkena insomia.
Entah gadis itu membuatnya hanya sekedar penasaran atau cinta pandangan pertama, entahlah ia tidak mengerti, dari pada memikirkan semua nya lebih baik ia tidur.
*
**
Pagi cerah ini, novan sudah siap dengan kemeja serta jas milik nya, ia akan belajar mengelola perusahaan milik keluarga nya rexgrsh company.
" mah novan berangkat ya." Pamit novan kepada grash yang tengah menyapu dihalaman rumah." iya hati hati nak."
Mobil novan bergerak jauh dari pekarangan rumah. Senyum manis terpampang di lengkung garis grash. Tidak menyangka anaknya sekarang sudah dewasa, dan amat mirip sekali dengan rexy, baik postur badan maupun sikap jahilnya.Ia telah menjadi anak yang cerdas, baik dan perduli kepada seksama, ia juga sangat menjaga grash dengan baik, sesuai permintaan papa nya.
Bahkan novan pernah memiliki cita cita seperti almarhum ayah nya, yang tulus mencintai istrinya sampai akhir hayat." hy jeng, serius amat ngelamun nya." Sapa meri istri ilyas yang memiliki rumah tepat didepan rumah grash.
" eh jeng meri, ia dari ngiringin si novan ngantor."
" duhh si novan ya jeng ganteng deh, kalo saya masih muda mau saya jeng."
" eh jeng meri bisa aja, tumben kesini ada apa jeng?." Tanya grash sembari meletakkan sapu nya, lalu mengajak meri untuk duduk di teras rumah.
"Ini jeng mau ngasih sayur, cobain resep terbaru saya." Ucap meri sembari memberi plastik yang sudah berisi mangkuk sayur.
" wah enak pasti, makasih ya jeng, eh ya jeng dirumah ada gadis ya? Si novan bilang kalo dia liat cewe main gitar di balkon rumah jeng." Tanya grash mengingat apa yang di katakan novan kemarin malam, ia jadi punya inisiatif untuk bertanya dan memastikan yang dilihat anaknya benar manusia atau mahluk alam lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOST daily (TAMAT)
FanfictionKamu mungkin menangis saat mendengar semua tentangku, aku jadi suka hujan saat kamu pergi. Tak apa kita bisa menikmati hujan saat allah kembalikan aku denganmu. ~ rexy aryando pernikahan politik demi menyelamatkan perusahaan ayahnya. itulah yang dil...