2. Cinta Pada Pandangan Pertama

1K 32 4
                                    

Cinta pada pandangan pertama. Kalimat klise. Terasa tak nyata. Tak mungkin ada.
Dulu aku pun berpikir seperti itu. Dulu. Sebelum aku berjumpa dengan dia.

💐

"Tumben jam segini baru pulang, Lan. Harusnya pulang jam empat, kan?" tanya Rocky. Dia menyalakan mesin mobil dan mengendarainya keluar parkiran menuju jalan raya.

"Iya. Tadi ada kerjaan yang belum beres," jawab Wulan sambil tertawa kecil, mengingat kesalahannya yang konyol.

"Pantesan tadi kucari di depan enggak ada. Entar pulang kuliah jam berapa?" tanya Rocky lagi.

"Harusnya, sih, jam setengah sepuluh. Tapi enggak tahu, deh. Ini, kan, hari pertama. Mungkin lebih cepat pulangnya. Kenapa? Mau jemput?"

"Rencananya begitu. Tadi aku udah janji mau jemput Ani dan Dina. Jadi dari kantor, kami langsung ke kampus jemput kamu. Gimana?"

"Oke .... Sekarang aku dianterin ke gerbang belakang aja, ya. Lebih dekat ke kelasku."

"Yoi."

💐💐

Mobil Rocky berhenti di samping gerbang belakang kampus. Kelas Wulan lebih dekat untuk dijangkau dari gerbang belakang. Kelas kedua dari ujung, melewati area parkir yang malam itu terlihat sepi. Kuliah sudah dimulai sekitar 15 menit yang lalu. Penerangan di area parkir yang remang-remang membuat Wulan gamang untuk turun dari mobil dan melangkah keluar.

"Kelasmu yang mana, Lan?" tanya Rocky. Dia menatap Wulan yang terlihat ragu untuk keluar dari mobil.

"Itu. Yang nomer dua dari ujung. Tapi gelap parkirannya," jawab Wulan sambil mengernyitkan hidung.

Rocky tertawa.
"Ayolah kuanterin. Kirain super woman. Ternyata masih takut sama setan."

Wulan tertawa dan menumbuk pelan lengan kiri Rocky, lalu membuka pintu dan melangkah keluar dari mobil.

Rocky mematikan mesin mobil, kemudian keluar dan menghampiri Wulan yang sudah menunggu di depan mobil. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas Wulan.
Sampai ujung area parkir, mereka berhenti.

"Udah, Ky. Sampai sini aja ngantarnya. Malu aku, dianter-anterin kayak anak TK," kata Wulan setengah berbisik dan tertawa tertahan. Dia khawatir suaranya terdengar hingga ke dalam ruang kelas.

"Ha-ha-ha ... ya, udah. Aku balik dulu. Sampai nanti, ya." Rocky balik badan dan hendak berjalan kembali ke arah mobilnya diparkir.

"Ky ... makasih, ya ...." kata Wulan.

"Yoi." Rocky menoleh ke arah Wulan dan melambaikan tangannya.

Wulan membalas lambaian tangan Rocky, lalu berjalan menuju pintu kelasnya.

Wulan melewati jendela kelas pertama, kemudian melanjutkan langkahnya melewati jendela kelas kedua. Terdengar suara dosen yang sedang menerangkan materi di depan kelas. Ruangan penuh terisi mahasiswa yang duduk rapi di kursi masing-masing. Wulan menghentikan langkahnya sejenak di samping jendela, mengamati isi ruangan dari luar. Dia mencari-cari kursi kosong yang nantinya bisa langsung dia duduki saat masuk ke kelas.

💐💐💐

Surya meletakkan kertas absensi di atas kursi kosong, di sebelah kirinya. Dia duduk di deretan kursi paling belakang, bersebelahan dengan Ardian, teman sekelas yang baru berkenalan dengannya lima belas menit yang lalu. Selintas matanya menangkap sosok seorang gadis yang berdiri di luar jendela, sedang tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya ke arah deretan kursinya.

Surya menoleh ke arah sebelah kanannya. Dilihatnya Ardian sedang tersenyum dan melambaikan tangan ke arah gadis itu.

"Cewek kamu, Yan?" tanya Surya kepada Ardian.

"Enggak. Itu Wulan, sobat baikku Pacarnya juga teman aku," jawab Ardian sambil tertawa geli.

Ardian menunjuk kursi kosong di sebelah kiri Surya. Memberi kode kepada Wulan untuk masuk ke kelas dan duduk di kursi itu.

Wulan mengangguk, lalu melangkah menuju pintu kelas yang terbuka. Dia mengetuk pintu dan menyapa dosen yang sedang mengajar dan meminta maaf atas keterlambatannya. Setelah dipersilakan masuk, dia langsung melangkah ke arah kursi di sebelah Surya.

Semua mata memandangnya. Dia datang terlambat di hari pertama kuliah, tapi tampak cuek dan melangkah dengan santai, tersenyum ke beberapa mahasiswa yang sudah dia kenal. Tubuhnya yang jangkung, ditambah dengan sepatunya yang lumayan tinggi membuat dia terlihat menjulang. Dia berjalan di antara kursi-kursi yang terisi. Rambutnya yang panjang diikat satu di belakang kepala.

💐💐💐💐

Wulan melangkah memasuki kelas, langsung menuju ke arah Ardian, melewati deretan kursi-kursi yang terisi. Dia tersenyum kepada beberapa mahasiswa yang merupakan teman lamanya saat program kuliah S-1. Dia perkirakan ada sekitar 40 hingga 50 mahasiswa yang hadir malam ini. Usia mereka bervariasi. Kuliah program Pasca Sarjana yang Wulan ikuti diselenggarakan pada malam hari Senin-Jumat dan Sabtu siang. Sebagian besar mahasiswanya adalah para pekerja yang sibuk. Pengajar memberi sedikit kelonggaran atas keterlambatan hadir, asalkan tidak terlalu sering.

Wulan duduk di kursi kosong, di sebelah seorang lelaki yang tidak dikenalnya, yang meraih selembar kertas dari atas kursi yang akan diduduki Wulan, lalu mempersilakan dia duduk. Wulan mengucapkan terima kasih.

"Isi absensi dulu, ya," kata lelaki itu sambil tersenyum dan menyodorkan kertas absensi ke tangan Wulan. Suaranya berat namun lembut. Sepertinya dia seorang yang penyabar, pikir Wulan.

"Iya. Makasih, ya." Wulan menulis nama lengkapnya dan membubuhkan tanda tangannya di kertas absensi. Dilihatnya nama yang tertulis paling bawah. A. Surya Dwianto. Jadi namanya Surya, pikir Wulan. Diliriknya lelaki yang duduk di sebelahnya, yang ternyata juga sedang memandang ke arahnya. Mereka berdua tersipu dan membuang muka, lalu mengarahkan pandangan mereka ke depan, ke arah dosen yang sedang mengajar.

💋💋💋

Hai hai hai
Di episode kali ini Wulan akhirnya berjumpa dengan Surya.
Saling mengagumi dan tersipu saat ketahuan saling memandang.
Tapi, kok, Wulan ternyata punya pacar ya ....
Hmmmm

Baca terus ya lanjutan kisah Wulan dan Surya.

Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku

Terimakasih sudah mampir dan membaca
Love love love
😘






Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang