Kamu hanyalah masa laluku.
Yang datang kembali mengunjungiku.
Aku harus lupakan dan lepaskan kamu.
Karena aku sudah punya penggantimu.MINGGU KE-6
Jumat Sore
💓
Pukul 15.45. Wulan membereskan buku-bukunya dan bersiap untuk meletakkan laporan hariannya di meja Bu Shinta ketika telepon di mejanya berdering.
"Lan, ada Bintang." Terdengar suara Lili setengah berbisik dari seberang saluran.
"Bintang nelpon, Li?" tanya Wulan. Semua panggilan telepon masuk harus melalui meja depan sebelum disambungkan ke ruangan-ruangan lain yang dituju.
"Enggak nelpon. Datang ke sini. Nih, orangnya di depan."
Wulan terkejut mendengar jawaban Lili. Mengapa Bintang nekat datang ke kantornya? Bukankah beberapa hari yang lalu, saat Wulan mengirim pesan kepadanya agar tidak mengunjungi dan meneleponnya lagi, Bintang sudah menyetujuinya? Mereka sudah sepakat akan berteman saja.
Wulan segera berdiri dan menenteng buku laporannya, lalu beranjak menuju ruangan depan kantor. Diletakkannya buku laporannya di ruangan Bu Shinta, sebelum kemudian melangkah ke front desk. Terlihat Bintang sedang berbincang akrab dengan teman-temannya. Ada sekotak lumpia di atas meja. Sepertinya Bintang yang membawanya untuk teman-teman Wulan. Momon, pacar Inung juga sudah datang menjemput. Mereka sudah saling mengenal karena setiap kali Bintang libur atau cuti kerja, dia pasti mengunjungi Wulan di kantor atau di kos.
"Hai, Wulan," sapa Bintang seraya tersenyum ketika melihat Wulan muncul dari ujung lorong.
Wulan tidak membalas senyuman Bintang dan berdiri jauh dari tempat Bintang duduk. Masih teringat dalam benaknya, adegan antara Bintang dengan dia pada hari Minggu siang di depan Rhino. Wulan khawatir Bintang akan nekat mengulangi perbuatannya di depan teman-temannya.
"Aku cuma mau pamitan. Besok aku balik ke Bontang," lanjut Bintang saat melihat Wulan hanya terdiam dan tidak menjawab sapaannya.
Wulan hanya menanggapi dengan anggukan tanpa menjawab.
"Ternyata Mas Bintang udah seminggu disini, ya. Kok, Wulan enggak cerita?" cetus Momon dengan polosnya.
"Kan, Wulan udah sama ...," Inung tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Wulan memberi kode dengan jari di depan bibirnya. Tanda untuk tidak melanjutkan kalimatnya.
"Wulan apa, Nung?" tanya Bintang penasaran.
"Wulan udah putus sama Mas Bintang, kan," jawab Inung diplomatis untuk mengalihkan arah pembicaraan. Hampir saja dia tadi menyebut bahwa Wulan sudah berpacaran dengan Rhino. Inung tidak tahu alasan Wulan merahasiakan hubungannya dengan Rhino. Mungkin karena Wulan merasa segan sudah mempunyai pacar baru.
"Sekarang, sih, iya. Tapi enggak tahu nanti-nanti. Iya, kan, Lan?" ucap Bintang sambil menatap Wulan.
Wulan hanya tersenyum sekilas. Dia sedang memikirkan Rhino yang mungkin saat ini sedang dalam perjalanan menuju kantornya untuk menjemputnya. Wulan tidak ingin Rhino melihat Bintang lagi. Sebentar lagi pukul 4 sore, jam kerja Wulan akan berakhir.
"Maaf, ya, Mas Bintang. Aku mau beresin meja. Bentar lagi jam 4," ucap Wulan.
"Kamu pulang sama siapa, Lan?" tanya Bintang. Dia berharap Wulan mau diantar pulang olehnya.
"Aku udah janji pulang bareng teman." Sekali lagi Wulan menyebut Rhino dengan kata teman. "Aku balik ke ruanganku gapapa, kan? Maaf, ya."
"Gapapa. Aku juga mau pulang, kok," kata Bintang sambil bangkit dari kursinya. Kemudian berpamitan kepada Wulan dan teman-temannya.
Wulan melihat Bintang yang melangkah menuju pintu keluar. Dia berpikir sejenak, kemudian berseru, "Mas Bintang. Hati-hati di jalan, ya."
Bintang menoleh, lalu tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Amin. Makasih, ya, Lan."Wulan mengangguk sambil tersenyum. Kemudian berbalik arah kembali ke ruangan kerjanya diiringi tatapan mata teman-temannya. Dia tahu, pasti benak mereka penuh dengan pertanyaan tentang status hubungan antara Bintang, Wulan, dan Rhino.
💓💓
"Hari ini banyak kerjaan, ya?" Rhino bertanya kepada Wulan sambil mengusap lengan kanan Wulan. Mobil mereka sedang berada di tengah kemacetan sore hari. Jarak kantor dengan kos Wulan sebenarnya tidak jauh, tapi kendaraan harus memutar karena jalan di depan kantor Wulan hanya untuk lalu lintas satu arah.
Wulan menoleh, lalu menatap Rhino dengan sedikit bingung.
"Enggak. Biasa aja. Kenapa, No?"Rhino tersenyum.
"Kok, tumben mukanya begitu. Kayak banyak yang dipikirin."Wulan seperti disadarkan. Memang ada yang sedang dipikirkannya saat ini. Memikirkan Bintang yang besok akan kembali ke tempat kerjanya. Memikirkan Rhino yang sedang duduk di sebelahnya. Seharusnya tidak ada yang perlu dipikirkannya lagi tentang Bintang. Bukankah mereka berdua sudah sepakat untuk berteman saja? Tetapi ucapan Bintang tadi, yang menyiratkan harapan bahwa Bintang masih menginginkan Wulan kembali, memenuhi pikirannya.
Wulan memandang wajah Rhino dari samping. Rhino sedang fokus melihat ke jalan raya. Ada sebuah becak yang memotong jalan secara tiba-tiba. Wajah yang tampan. Sikap Rhino juga selalu baik dan lembut kepadanya. Wulan meraih lengan kiri Rhino dan memeluknya dengan kedua tangannya.
Rhino menoleh ke arah Wulan dengan sedikit terkejut, tetapi langsung tersenyum saat melihat wajah Wulan yang tersenyum kepadanya.
"I love you, Wulan." ucap Rhino dengan lembut dan mesra.
Wulan tidak menjawab, tetapi melebarkan senyumnya sambil menggelitik lengan Rhino yang sedang dipeluknya. Mereka berdua tertawa. Saat ini Wulan merasa bahagia berada dekat dengan Rhino yang mencintainya.
💋💋💋
Bintang masih berharap kepada Wulan.
Hal yang sangat wajar karena Bintang tidak tahu bahwa Wulan sudah punya penggantinya.Di lain pihak, Wulan masih menutupi hubungannya dengan Rhino di depan Bintang.
Entah apa alasannya.Apakah Wulan akan tetap bertahan menjalani hubungan dengan Rhino?
Atau justru kembali dengan Bintang?Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.Terimakasih sudah mampir dan membaca
Love love love
😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romance💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...