48. Cinta Ini Membuatku Bahagia Sekaligus Tersiksa.

197 7 4
                                    

Cinta ini membuatku bahagia sekaligus tersiksa.
Aku bahagia saat melihatmu.
Aku tersiksa saat mendambakanmu.

MINGGU KE-7

Jumat Sore

"Maaf, ya, Wulan. Nanti aku enggak bisa nganterin kuliah," ulang Rhino, setelah memarkir mobilnya di depan pagar kos Wulan. Tadi di perjalanan Rhino mengatakan bahwa malam ini tidak bisa mengantar Wulan berangkat kuliah. Dia ada keperluan dengan Andika dan Aji untuk mengecek lokasi kafe yang akan mereka buka. Mereka bertiga sedang merencanakan usaha bersama, membuka kafe di kawasan pusat kota.

"Iya, No. Gapapa. Aku, kan, bisa berangkat bareng Tina."

"Nanti aku jemput pulangnya aja, ya," ucap Rhino seraya meraih tangan kanan Wulan dan menggenggamnya.

Wulan tersenyum.
"Santai aja, No. Nanti kalau urusanmu belum selesai, aku bisa pulang sama Tina. Atau Ardian."

Menurut Wulan, seharian waktu Rhino habis hanya untuk mengantar jemput dia. Sebenarnya Wulan tidak ingin merepotkan Rhino. Toh, kantor dan kampus Wulan dekat. Teman-temannya yang bisa dimintai tumpangan juga banyak. Berjumpa satu kali dalam sehari dengan Rhino bagi Wulan sudah cukup. Tidak harus 2-3 kali sehari seperti sekarang ini. Akan tetapi, jika tidak berjumpa sama sekali, dia juga akan merasa rindu.

"Enggak. Kalau kamu pulang kuliah, urusanku pasti udah selesai," kata Rhino. "Kalaupun belum selesai, tetap akan aku tinggalin buat jemput kamu."

Wulan tertawa.
"Ya, udah. Aku turun dulu, ya. Sampai ketemu nanti malam, ya, No."

Rhino mengulurkan lengan kanannya ke kepala Wulan dan membawanya mendekat ke arahnya. Dikecupnya kening Wulan selama beberapa detik. Aroma segar citrus dari dagu Rhino menguar ke hidung Wulan. Tanpa sadar, Wulan mengulurkan tangannya ke tengkuk Rhino dan mengusapnya pelan. Wulan mulai menyukai berdekatan dan bersentuhan dengan Rhino seperti ini.

❤❤

Wulan membalas senyuman Surya yang berjalan ke barisan kursinya dan duduk di sebelah Tina. Hati Wulan masih berdesir setiap kali melihat Surya. Dia masih menyimpan perasaan cinta yang disembunyikannya rapat-rapat di sudut hatinya. Cinta yang tak akan pernah sampai dan terbalas.

Wulan menepis keinginannya yang ingin selalu menoleh dan melihat ke arah Surya. Dia menyibukkan diri dengan mencoret-coret bukunya, menggambar bunga-bunga kecil mengelilingi halaman kertas kosong di bukunya yang terbuka. Ternyata dia belum bisa sepenuhnya menghilangkan perasaannya kepada Surya. Perasaan Wulan kepada Rhino semakin berkembang, tetapi perasaannya kepada Surya belum juga berkurang.

Surya melirik Wulan yang tertunduk menekuri bukunya. Rambut Wulan yang sekarang hanya sebatas bahunya tergerai menutupi kedua sisi wajahnya sehingga Surya hanya bisa melihat ujung hidung Wulan yang runcing. Surya sangat ingin menyibakkan rambut Wulan dan menyelipkan ke belakang telinganya agar bisa menatap keseluruhan wajah Wulan. Sekali saja dalam hidupnya, Surya ingin mencium pipi Wulan dan mengatakan bahwa dia mencintai Wulan. Namun, tentu saja itu selamanya hanya akan menjadi angan-angan Surya saja.

Berjumpa setiap hari selama sekitar 3 jam di kelas, membuat perasaan Wulan dan Surya bahagia dan tersiksa. Bahagia bisa berjumpa dan memandang orang yang dicintai, sekaligus tersiksa karena tahu bahwa mereka tidak akan pernah saling memiliki.

❤❤❤

Kuliah baru saja berakhir. Sebagian mahasiswa berdiri dan keluar kelas, sebagian lainnya masih duduk mengobrol di dalam kelas. Wulan dan Surya masih bertahan duduk di kursi mereka dan mengecek pesan yang masuk di ponsel masing-masing.

"Beb, aku kangen banget sama kamu. Rasanya pengin pulang besok. Tapi enggak bisa," tertulis pesan dari Lucia di layar ponsel Surya.

Surya tersenyum. Hatinya hangat karena perasaan rindu kepada Lucia.
"Aku baru aja selesai kuliah. Nanti sampai rumah aku telpon, ya, Cia," tulis Surya. Dia kemudian bangkit berdiri dari kursinya dan menoleh ke arah Tina, Ardian, serta Wulan.

"Aku permisi pulang dulu, ya," pamit Surya.

"Oke. Hati-hati di jalan, ya," sahut Tina yang sedang membahas materi kuliah malam ini dengan Ardian.

Wulan yang sedang fokus membaca pesan di layar ponselnya segera mengangkat kepala dan menatap ke arah Surya.

"Sampai besok, ya, Mas Surya," ucap Wulan seraya tersenyum. Tatapannya beralih dari isi pesan yang dikirim oleh Rhino kepada wajah Surya. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan memandang wajah Surya untuk terakhir kalinya malam ini.

Surya membalas senyuman Wulan. Setelah 3 jam duduk berdekatan, akhirnya Surya bisa memandang wajah Wulan seutuhnya, yang tersenyum kepadanya dengan bibirnya yang mungil. Surya sering berangan-angan mencium bibir itu. Angan-angan yang tak akan mungkin menjadi nyata.

💋💋💋

Wulan mulai merasakan sayang kepada Rhino.
Bahagia saat berdekatan dan bersentuhan dengan Rhino.

Surya bahagia saat Lucia mengatakan rindu kepadanya.

Tetapi Surya masih menyimpan cinta untuk Wulan.
Begitupun Wulan, masih menyimpan cinta untuk Surya.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terimakasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang