Aku ingin menggapai masa depan bersamamu.
Dengan tawa anak-anak dan kehangatan rumah kita.
Aku ingin kamu dan aku menjadi kita.
Tapi kamu masih ingin menjadi kamu, saat kamu sudah bersama dengan aku.MINGGU KE- 18
Minggu Pagi
💛
Surya meletakkan dua gelas jus jeruk di meja kecil yang berada di antara dua kursi santai. Lucia berbaring di salah satu kursi sambil memainkan ponselnya.
"Makasih, ya, Beb," ucap Lucia seraya meletakkan ponselnya di atas meja dan meraih segelas jus, lalu meminumnya.
Surya mengangguk dan merebahkan dirinya di kursi sebelah kiri yang kosong. Digesernya tubuhnya ke samping, menghadap ke arah Lucia. Tubuh Lucia hanya tertutup oleh dua potong bikini warna hitam yang menunjukkan hampir keseluruhan kulit tubuhnya.
Lucia yang menyadari Surya sedang menatap ke arahnya, tersenyum seraya menggeser tubuhnya ke samping, menghadap ke arah Surya. Lucia menggerakkan kaki kanannya dari tumit kaki kiri hingga betis dengan gaya menggoda. Tangan kanannya mengusap-ngusap pahanya, kemudian pusarnya.
Surya tertawa. Lucia sering menggodanya dengan gerakan-gerakan yang membangkitkan hasrat. Akan tetapi, sekarang mereka berada di pinggir kolam dan sinar matahari pukul 10 pagi masih terang benderang. Sebenarnya Surya merasa risi jika harus bermesraan di sana. Apabila hanya berciuman saja Surya tidak keberatan. Namun siapa yang bisa menjamin bahwa kemesraan mereka berdua hanya akan sebatas berciuman saja?
Lucia bangkit dari kursinya dan melangkah ke arah Surya. Didorongnya tubuh Surya agar merubah posisi rebahnya, yang semula ke samping menjadi telentang menghadap ke atas. Lucia meletakkan tubuhnya, duduk di atas paha Surya dan mencium bibir Surya dengan ciuman penuh hasrat.
Surya membelai kedua lengan Lucia. Kursi santai tempat Surya berbaring berada di bawah naungan pohon mangga yang rindang. Sinar matahari yang hangat menembus sela-sela daun mangga dan menerpa tubuh mereka.
Lucia menegakkan tubuhnya. Kedua lengannya bergerak ke arah tengkuknya. Lalu berusaha melepas ikatan bikininya yang ternyata terikat oleh tali mati sehingga dia kesulitan untuk membukanya. Mereka berdua tertawa.
"Bantuin, dong, Beb."
Surya menegakkan tubuhnya, lalu duduk dengan tubuh Lucia masih berada di pangkuannya. Dia ulurkan tangannya ke arah tengkuk Lucia dan membantu Lucia melepaskan ikatan bikininya, tetapi tidak berhasil. Tali bikini Lucia diikat secara serampangan sehingga menyangkut dan membutuhkan waktu untuk menguraikannya.
"Aku, tuh, udah pengin cium kamu sejak tadi, Beb. Tapi anak-anak enggak pulang-pulang," kata Lucia seraya mencium leher Surya.
Surya tertawa. Deni, Argo, dan Rudi memang baru beberapa menit yang lalu meninggalkan rumahnya. Mereka datang sejak Sabtu sore dan menginap. Saat Lucia datang tadi pagi, mereka tidak langsung pulang, tetapi tetap melanjutkan main PS dan berenang. Lucia hanya bisa mencuri-curi pelukan dan ciuman di pipi Surya karena Surya selalu segan terlihat bermesraan di depan teman-temannya.
"Ya, enggak apa-apa. Buat latihan nahan diri," kata Surya sambil tertawa pelan. "Entar kalau kita punya anak, kan, enggak bisa mesra-mesraan semau kita."
Lucia mengusap-usap dada Surya, lalu menundukkan wajahnya. Dia mencium dan menggigit bahu Surya.
"Makanya, aku enggak pengin cepat-cepat punya anak, Beb. Nanti karirku yang baru aku rintis juga terganggu"
"Rencananya, mau ditunda berapa lama? Jangan terlalu lama, ya," tanya Surya ingin tahu. Dia suka anak-anak. Abang sulungnya punya dua anak balita yang lucu. Menurut Surya, anak-anak tidak menganggu asalkan orangtuanya pandai membagi waktu.
Lucia bangkit dari atas tubuh Surya dan kembali ke kursinya. Dia sudah tidak memedulikan lagi tali bikininya yang masih belum berhasil diurai. Nanti saat mandi akan dia lepas melewati leher saja atau dia gunting saja talinya. Saat ini dia tidak peduli. Hasrat ingin bermesraan dengan Surya juga sudah menghilang, berganti dengan rasa kesal.
Lucia selalu kesal saat pembicaraan mereka membahas tentang rencana masa depan. Tentang anak, tentang domisili mereka nanti setelah menikah. Dimana mereka akan tinggal, apakah Lucia akan selalu mengikuti Surya yang berganti tempat tugas setiap 3-6 tahun. Lucia menganggap pernikahan sedikit menghambat kepentingan pribadinya. Namun, dia cinta Surya dan ingin menjadi istri Surya.
Surya menghela nafas panjang. Selalu sulit berbicara tentang masa depan dengan Lucia. Tetapi hal itu tetap harus dibicarakan. Mereka sudah bertunangan dan tentu saja berencana akan menikah suatu saat nanti. Suka tidak suka, manis pahitnya masa depan harus dibicarakan sebelum mereka menikah.
Soal anak, Surya berusaha mengalah. Tidak mengapa jika mereka akan menunda memiliki anak dalam 1-2 tahun, atau bahkan 3 tahun. Tetapi Surya ingin mereka berdua memiliki
anak lebih dari satu sebelum usia mereka 30 tahun.Tentang Lucia yang keberatan mengikuti kepindahan tugas Surya, tidak terlalu menjadi masalah baginya. Toh, sekarang mereka juga berpisah kota dan berjumpa saat mereka punya waktu senggang saja. Nantinya setelah menikah tetap seperti ini tidak masalah. Akan tetapi, setelah mereka punya anak, Surya ingin mereka lebih sering tinggal di satu rumah yang sama agar anak mereka tidak kehilangan sosok ayah ibunya. Setidaknya, saat anak-anak mereka masih kecil, sebelum usia sekolah. Setelah itu bisa dipikirkan lagi kemudian. Mungkin Lucia dan anak-anak tidak perlu selalu mengikuti kepindahan Surya agar anak-anak tidak harus selalu pindah sekolah.
Memang hal-hal tersebut masih terlalu dini untuk dibicarakan. Namun, suatu saat akan menjadi masalah jika selalu ditunda membahasnya. Dan Lucia selama ini selalu menghentikan pembahasan dengan menjauh dan menghindari diskusi.
"Udah, ya. Aku mau mandi." Lucia berdiri dan berjalan melewati kursi Surya, menuju ke arah pintu rumah.
Kali ini tak ada kata ajakan. "Yuk, Beb. Kita mandi." kepada Surya. Sepertinya Lucia benar-benar sedang kesal. Sangat kesal terhadap Surya.
💋💋💋
Dalam hubungan cinta, tidak selalu semuanya manis.
Saat bermesraan memang Lucia manis.
Tetapi saat diajak diskusi tentang masa depan, seketika semangat Lucia redup.Keinginan Surya dan keinginan Lucia tentang rancangan masa depan mereka berbeda.
Apakah cinta mereka mampu menutup segala perbedaan di antara mereka berdua?
Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.Terimakasih sudah mampir dan membaca
Love love love
😘21/06/2020 (15.00)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romance💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...