17. Akan Kujalani Hari-hariku Dengan Bahagia Tanpamu.

288 9 0
                                    

Kusambut hari yang baru.
Minggu yang baru.
Akan kulupakan semua kesedihanku.
Akan kujalani hari-hariku dengan bahagia.
Meski tanpamu di sisiku.


💘 MINGGU KEDUA 💘

Hari Senin

💘

Surya mengeluarkan motornya dari garasi, lalu menyapa Yatno yang sedang berjalan menuju pintu gerbang dan bersiap menutupnya kembali segera setelah Surya keluar dari pagar.

Surya memacu motor bermesin 200 cc warna hitamnya dengan kecepatan tinggi, merasakan sejuknya angin pagi yang melewati tubuhnya. Dia senang mengendarai motor saat perasaannya sedang galau. Sejak sabtu siang, perasaannya tidak menentu. Lucia tidak menjawab pesan-pesan yang dikirimnya dan tidak mengangkat teleponnya. Sepertinya kali ini hubungan mereka benar-benar berakhir.

Hati Surya sedikit mati rasa. Surya tahu pasti bahwa dia masih menyayangi Lucia, tetapi rasa kesalnya kali ini lebih mendominasi. Kesal dan bosan dengan pertengkaran yang tidak pernah ada habisnya saat bersama dengan Lucia.

Di saat mereka berjauhan, hanya berkomunikasi lewat telepon, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, saat berjumpa, mesra sekejap saja, kemudian berselisih paham kembali. Surya harus siap jika kali ini benar-benar merupakan perpisahan mereka yang terakhir.

Setelah lebih dari setengah perjalanan dilalui, hatinya mulai merasa tenang. Dia melihat suasana pagi hari di jalan raya yang ramai, penuh dengan berbagai macam manusia yang mengarah ke tempat tujuan masing-masing.

Saat ini dia sudah sampai pusat kota, hanya sekitar sepuluh menit lagi menuju kantornya. Di sebuah lampu merah, semua kendaraan berhenti. Beberapa pejalan kaki sedang menyeberang melewati zebra cross.

Surya melihat Wulan di antara para penyeberang jalan. Berjalan cepat melewati beberapa orang yang berada di depannya, langsung menuju ke sebuah gedung di seberang jalan. Ah, disana rupanya Wulan bekerja, pikir Surya. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kampus mereka. Mungkin hanya berjarak sekitar satu kIlometer. Kos Wulan pasti berada di sekitar sini. Dia memilih tempat kos yang mudah dijangkau dari kantor dan dari kampus.

Pagi ini rambut Wulan yang panjang terlihat masih setengah basah. Sebagai seorang perempuan, Wulan sangat cuek dengan penampilan. Jika itu Lucia, ah, Surya tiba-tiba mengingat tentang Lucia .... Jika itu Lucia, dia tidak akan mungkin keluar rumah dengan rambut masih basah. Pasti rambutnya akan dikeringkan dan ditata rapi sebelum keluar rumah, sebagaimana wajahnya yang selalu berdandan rapi sebelum pergi.

Sekilas Surya tadi melihat wajah Wulan polos tanpa riasan, hanya bibirnya yang sedikit merah. Mungkin Wulan menyapukan lipstiknya tipis-tipis. Surya menyukai gaya berpakaian Wulan yang praktis, terlihat simpel, tetapi sesuai dengan pembawaan Wulan yang lincah dan gesit. Surya tidak sabar menanti malam tiba agar bisa berjumpa lagi dengan Wulan di kelas.

💘💘

Wulan menyapa Dina dan Ani yang berdiri di depan pintu kantor. Minggu ini jadwal kerja mereka berdua pagi. Mereka menunggu Roshan membuka rolling door yang berat. Beberapa menit kemudian, pintu utama sudah terbuka lebar dan Roshan mengembalikan kunci-kunci kepada Ani. Mereka bertiga segera masuk ke dalam kantor. Roshan melangkah menuju dapur melewati pintu samping.

Dina dan Ani duduk di depan front desk dan segera menyalakan komputer mereka. Wulan melanjutkan langkahnya ke belakang, menuju ruangan kantornya.

Dia letakkan tasnya di bawah meja, kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil sebuah cangkir, lalu mengisinya dengan kopi dan gula. Kemudian dia berjalan kembali ke depan. Dia nyalakan tombol air panas di dispenser, lalu duduk di depan front desk, menunggu sejenak agar air di dispenser cukup panas untuk menyiram kopi dan gulanya.

Ponsel Wulan berdering. Wulan meraih ponsel dari kantong roknya dan melihat nama penelepon. Rhino. Wulan tersenyum geli, mengingat kejadian kemarin pagi. Ditekannya tombol untuk menerima panggilan.

"Pagi, Rhino," sapa Wulan riang.

Dina dan Ani spontan menoleh ke arah Wulan dengan ekspresi wajah ingin tahu. Wulan tertawa tanpa suara, lalu membawa cangkirnya ke depan dispenser. Sepertinya air panas sudah siap untuk dituang.

"Pagi, Wulan. Udah sampai kantor?" tanya Rhino. Suaranya terdengar lembut dan penuh perhatian.

"Udah, No. Baru aja sampai," jawab Wulan. Dia letakkan cangkirnya di bawah keran air panas, kemudian dia tekan tombolnya. Air mengalir mengisi cangkirnya hingga penuh.

"Naik becak langganan, ya?" tanya Rhino lagi sambil tertawa kecil.

"Ha-ha ... enggak. Tumben pagi ini si bapak becak enggak kelihatan. Tadi aku jalan kaki," jawab Wulan lagi. Dibawanya cangkir kopinya yang mengepul-ngepulkan asap ke ruangannya.

Ani mengikutinya, berjalan mengiringi langkahnya.

"Wah ... tahu begitu, aku antarin tadi. Kalau perlu diantar atau dijemput, telepon aku aja, ya, Lan. Kemarin pulang dari rumah temanmu jam berapa?" tanya Rhino lagi.

"Mmm ... iya ... makasih, No. Kemarin aku pulangnya sore."
Wulan menjawab dengan jujur. Memang kemarin dia pulang sore. Akan tetapi, dari rumah tantenya, bukan dari rumah Dea. Diletakkannya cangkir kopinya di atas meja. Kemudian duduk di kursi kerjanya sambil menyalakan komputernya. Dialepaskan sepatu boot hitamnya yang setinggi setengah betis, lalu meraih sepasang sandal jepit dari bawah meja dan dipakainya.

"Nanti sore aku boleh jemput kamu enggak, Lan?" tanya Rhino.

Wulan berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Enggak usah, No. Nanti sore banyak yang bisa ditumpangin pulang. Entar aku bareng kamu pas jadwal les kamu aja, ya," jawab Wulan. Dia mengetik password untuk menyalakan komputernya, kemudian menyesap kopinya. Terasa hangat di tenggorokan.

"Ya, udah. Kalau begitu selamat bekerja, ya, Wulan," kata Rhino.

"Iya, Rhino. Makasih, ya," jawab Wulan mengakhiri pembicaraan. Dia letakkan ponselnya kembali ke kantong roknya. Rok sepanjang sepuluh sentimeter di atas lutut dan bermotif garis-garis ungu pink. Dipadu dengan blus lengan sepanjang siku berwarna ungu muda. Kemudian Wulan memalingkan wajahnya ke arah Ani yang duduk manis di sampingnya, menunggu cerita selengkapnya.

💋💋💋

Enggak terasa, saat ini sudah memasuki minggu kedua kuliah.
Minggu kedua perkenalan antara Surya dan Wulan.
Surya mengawali minggu ini dengan status baru.
Single, jomblo, tanpa pacar.
Wulan mengawali minggu ini dengan status tidak jelas.
Dekat dengan Rhino, yang 99.9% terindikasi mendekatinya.
Tetapi Wulan masih menganggap Rhino sebagai teman baik saja.

Apakah Surya dan Wulan akan menjadi dekat?
Apakah Wulan masih akan menjauh dan menghindari Surya?
Apakah Wulan akan luluh dengan segala perhatian dari Rhino?

Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku

Terimakasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang