Aku mulai jatuh cinta kepadamu.
Cinta dengan segala perhatianmu.
Pengertianmu.
Sikap lembutmu.🧡
Mereka berdua berciuman selama sekitar satu menit, kemudian Wulan menjauhkan bibirnya dan menyurukkan wajahnya ke dada Rhino. Dia bisa mendengar detak jantung Rhino yang kencang, berdegup di telinganya.
Rhino melingkarkan tangan kirinya di punggung Wulan. Tangan kanannya mengusap-usap pelan kepala Wulan.
"Makasih, ya, Cinta," bisik Rhino mesra.
Rhino yang bersusah payah mengadakan kejutan ulang tahun untuknya, tetapi Rhino yang mengucapkan terima kasih kepadanya. Wulan tahu, ucapan itu ditujukan untuknya karena dia mau menerima ciuman dari Rhino dan bahkan menyambutnya.
Sebenarnya Wulan terkejut dengan reaksinya sendiri saat Rhino mencium bibirnya. Selama ini dia mengira bahwa dia akan merasa risi dan mungkin saja akan mendorong Rhino menjauh. Namun ternyata saat bibir Rhino menyentuh bibirnya, yang dirasakannya justru rasa rindu kepada sentuhan yang sudah berbulan-bulan tidak didapatkannya.
Berciuman dengan Rhino terasa nyaman baginya. Ciuman Rhino lembut dan tidak tergesa-gesa, meskipun dia bisa menerka bahwa Rhino sudah menahan diri dari hasrat ingin mencium bibirnya sejak lama. Pengertian dan kesabaran Rhino membuat hati Wulan luluh.
"Aku pengin peluk kamu sampai besok," ucap Rhino, "tapi kalau kita enggak segera balik ke depan, nanti kita disangka kabur."
Wulan tertawa dan mengangkat kepalanya menjauh dari dada Rhino.
"Ayuk, balik ke depan."Rhino mengecup bibir Wulan sekilas, kemudian menggandeng tangan Wulan, kembali ke teman-teman mereka.
Wulan menyukai cara Rhino menggandeng tangannya. Rhino bukan hanya menggenggam telapak tangan Wulan dengan telapak tangannya, tetapi mengaitkan jari-jari tangan Wulan satu-persatu dengan jari-jari tangannya. Lengan Rhino terlihat kuat, tetapi dia menggenggam tangan Wulan dengan lembut.
Teman-teman mereka sepertinya tidak menyadari bahwa mereka berdua sempat menghilang beberapa menit di ruangan bahan makanan. Teman-teman mereka sibuk mengobrol sambil berlalu lalang mengambil makanan yang disediakan di meja bulat, di sebelah bar.
Rhino dan Wulan tersenyum melihat keseruan teman-teman mereka. Rhino melepaskan genggaman tangannya dan melingkarkan lengannya di bahu Wulan.
"Mau makan apa? Spaghetti atau fusilli? Aku ambilin, ya," tanya Rhino.
Wulan menoleh ke arah Rhino dan tersipu. Melihat bibir Rhino membuat Wulan teringat ciuman yang tadi mereka lakukan. Dia palingkan wajahnya ke arah teman-temannya dan menjawab,
"Fusili aja. Makasih, ya, No.""Oke. Kamu duduk dulu, entar aku bawain fusillinya ke meja."
Wulan duduk di salah satu kursi kosong di sebelah Ani. Lalu menimpali percakapan teman-temannya dan tertawa mendengar gurauan mereka. Sesekali matanya melirik ke arah Rhino yang sekarang sedang berjalan menghampirinya dengan membawa dua piring makanan di tangannya.
Rhino meletakkan sepiring fusilli yang penuh dengan lelehan saus keju di depan Wulan, kemudian duduk di kursi kosong di sebelah kiri Wulan.
"Makasih, ya, No," kata Wulan sambil tersenyum kepada Rhino dan kembali tersipu.
Rhino membalas senyuman Wulan dan mengangguk. Wulan segera mengarahkan tatapannya ke piringnya dan menyibukkan diri dengan makanannya. Biasanya mereka berdua makan sambil mengobrol ringan, tetapi kali ini mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Hanya sesekali mereka menimpali obrolan teman-teman di sekeliling mereka.
"Wulan sekarang ultah ke-23, ya?" tanya Naya dari seberang meja.
Wulan mengangguk.
"Iya, Nay. Udah tua, ya, ha-ha ...," jawab Wulan.Naya tertawa mendengar gurauan Wulan karena usia mereka berdua sama.
"Berarti, selisih umur Mbak Wulan sama Rhino empat tahun, dong," celetuk Weni yang duduk di sebelah kiri Rhino. Weni dan Rhino teman kuliah satu angkatan, tetapi berbeda jurusan.
Wulan hanya menjawab dengan anggukan, kemudian mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan teman-temannya untuk mengambil makanan lagi. Diraihnya tangan kanan Rhino dan digenggamnya di bawah meja. Biasanya setelah percakapan tentang perbedaan usia mereka, cuaca hati Rhino menjadi mendung. Diliriknya wajah Rhino yang saat ini terlihat tenang dengan senyum menghiasi bibirnya. Akan tetapi, Wulan tahu bahwa dalam hati Rhino bergemuruh rasa frustasi karena perbedaan usia mereka yang sering menjadi bahan pembicaraan teman-teman mereka.
Wulan membawa tangan kanan Rhino yang digenggamnya ke atas pahanya. Jari telunjuk tangan kanannya menggambar bentuk hati di lengan Rhino beberapa kali sambil menundukkan kepala dan sedikit menoleh ke arah Rhino. Wulan merasa lega saat melihat raut bahagia di wajah Rhino yang menatap lekat ke arahnya.
Bibir Rhino mengucapkan sebuah kalimat tanpa suara.
"Aku cinta kamu."Wulan menjawab ucapan Rhino dengan senyuman. Sungguh sulit baginya untuk mengucapkan kata cinta. Namun Wulan tahu, saat ini di hatinya mulai tumbuh rasa cinta kepada Rhino.
💋💋💋
Perhatian dari Rhino membuat hati Wulan luluh.
Meskipun Wulan tidak pernah membalas ungkapan cinta dari Rhino,
saat ini Wulan mulai jatuh cinta kepada Rhino.Kemesraan ini, mengapa suatu saat harus berakhir?
Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.
Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘15/06/2020 (15.00)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romance💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...