21. Kurasa Perasaanku Hanya Bertepuk Sebelah Tangan.

259 6 0
                                    

Kurasa perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan.
Aku suka kamu.
Tapi kamu enggak suka aku.
Mungkinkah aku bisa memiliki hatimu?

💚 MINGGU KETIGA 💚

Hari Senin

💚

Wulan dan Tina berjalan beriringan memasuki pintu kelas. Di deretan paling belakang masih ada dua kursi kosong. Tina menarik lengan Wulan, mengajaknya berjalan ke arah sana. Wulan sebenarnya enggan duduk di sana. Ada Surya, duduk di sebelah kursi yang kosong itu, bersebelahan dengan Putra, Ardian, dan Dea. Namun Wulan tidak punya alasan yang masuk akal untuk menolak ajakan Tina untuk duduk di sana. Maka terpaksa dia menurut.

"Aku yang kursi ujung, ya, Tin," kata Wulan. Biarlah dia duduk satu baris dengan Surya, tetapi tidak persis bersebelahan. Masih ada Tina duduk di antara mereka berdua.

"Iyaaaa .... Kan, biasanya kamu juga duduk di ujung," jawab Tina. Dia kemudian mengucapkan permisi dan berjalan di antara sela-sela lutut teman-temannya yang duduk.

Surya berdiri untuk memberi ruang bagi Tina dan Wulan. Kakinya yang panjang membuat lututnya memenuhi ruang sehingga Wulan dan Tina sulit untuk melewatinya. Surya tersenyum kepada Wulan saat Wulan berjalan menuju ke arahnya. Namun, Wulan menunduk dan berpura-pura tidak melihat senyuman Surya. Rambutnya yang panjang tergerai menutupi pipinya. Beberapa helai rambutnya tanpa sengaja menyentuh hidung Surya saat dia berjalan melewatinya.

Harum, pikir Surya. Kepala Wulan hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah Surya. Bibirnya yang mungil sedikit cemberut. Namun, meskipun ekspresi kesalnya terlihat jelas, wajah Wulan tetap cantik. Dada Surya bergemuruh, dia sangat ingin mencium bibir Wulan yang cemberut itu.

Wulan merasa jantungnya berdebat-debar saat berdiri berdekatan dengan Surya. Sulit sekali menghilangkan perasaannya kepada Surya jika mereka harus selalu bersinggungan seperti ini. Wulan sengaja menghindari Surya dan bersikap ketus kepadanya. Itu adalah upayanya untuk mengikis perasaannya.

"Kamu tumben malam ini pendiam, Lan," tegur Tina saat jeda antara jam kuliah pertama dan kedua. Wulan memang tidak banyak bicara, tidak seperti biasanya.

"Ah, biasa aja, Tin. Memang mau ngobrolin apa?" sahut Wulan.

"Dari tadi kami sibuk membentuk kelompok, kamu diam aja," kata Tina sambil tertawa. "Ntar enggak kebagian kelompok sukurin lu."

Wulan tersenyum.
"Kan, tinggal gabung sama kelompok kamu. Memangnya kamu tega ninggalin aku sendirian?"

"Ha-ha ... cerdik kamu, ya," kata Tina. "Nanti pulang kuliah kita kumpul sebentar di kos, ya, Lan. Buat nentuin tema dan pembagian tugas."

"Oke. Aku ngikut aja," jawab Wulan.

Biarlah Tina yang mengatur soal tugas kelompok, pikir Wulan. Nanti dia tinggal mengerjakan pembagian tugas yang diserahkan untuknya.

💚💚

"Tin. Yang jemput Wulan itu pacarnya, ya?"  Surya memberanikan diri menanyakan tentang lelaki yang setia menjemput Wulan setiap malam. Nada suaranya dia buat sesantai mungkin agar Tina tidak curiga bahwa dia menaruh perhatian terhadap Wulan. Mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju kos Tina dan Wulan. Ardian dan Putra mengendarai motor masing-masing. Wulan dan Dea ikut di mobil Rhino.

"Rhino? Ha-ha .... Dia bukan pacar Wulan. Wulan sekarang enggak punya pacar. Setahuku Rhino juga enggak pacaran sama dia. Cuma teman," jawab Tina. Dia tidak punya kecurigaan sama sekali dengan pertanyaan Surya. Sepengetahuan Tina, Surya sudah punya kekasih yang serius sejak mereka bersekolah di satu SMA yang sama.

Surya merasa senang mendengar jawaban Tina. Jadi Wulan tidak punya pacar. Namun, Wulan sepertinya tidak suka kepada Surya. Dia selalu menjauh dari Surya dan selalu cuek serta tidak acuh.

Surya merasa sikap Wulan kepadanya sangat berbeda dengan sikap Wulan kepada Rhino, terlihat ceria dan sangat ramah. Bahkan kepada teman-teman sekelas yang lain, Wulan juga ramah. Sepertinya hanya kepada dia Wulan bersikap ketus. Akan tetapi, tampaknya teman-teman mereka tidak menyadari perbedaan sikap Wulan yang seperti itu. Apakah dia saja yang terlalu perasa? Entahlah. Surya merasa sedih jika teringat Wulan yang selalu mengacuhkan dia. Sepertinya perasaannya kepada Wulan hanya bertepuk sebelah tangan.

Surya kadang bingung dengan perasaannya sendiri. Sekali waktu, dia rindu kepada Lucia. Sekali waktu, dia rindu kepada Wulan. Lucia sudah meninggalkannya dan Wulan tidak menyukai dirinya.

💋💋💋

Kenapa sih harus ada rasa cinta, jika ujungnya galau terus seperti mereka.
Surya menganggap Wulan tidak suka kepadanya.

Wulan juga menganggap Surya tidak suka kepadanya.

Padahal mereka berdua sebenarnya sama-sama suka.

Lalu Rhino?
Rhino masih setia mengejar Wulan.

Sampai kapan kegalauan ini berputar-putar di antara mereka?

Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terima kasih.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang