57. Entah Apa Nama Rasaku Kini Kepadamu.

204 9 2
                                    

Entah apa nama rasaku kini kepadamu.
Sepertinya bukan cinta.
Bukan pula patah hati.
Yang tersisa hanya rasa hampa.

💗

"Tin, kamu udah minta jemput Mas Tri?" tanya Wulan kepada Tina seraya memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.

Tina tertawa.
"Mas Tri jam segini belum selesai rapat. Rencananya aku malah mau numpang kamu sama Rhino."

Sekarang masih pukul 20.00. Dosen yang mengajar mata kuliah jam kedua berhalangan hadir sehingga mereka sudah bisa pulang sekarang.

"Jalan kaki aja, yuk, Tin. Aku pengin lihat-lihat toko CD sama FO di depan gang. Mau beliin buat adikku," ajak Wulan.

"Hayuk. Boleh," sahut Tina sambil mencangklong tasnya di bahu kanan dan menggandeng tangan Wulan.

Mereka berdua berjalan keluar kelas, melewati beberapa teman mereka yang masih asyik mengobrol di dalam kelas dan di luar kelas.

Semenjak Wulan rutin dijemput Rhino setiap pulang kuliah, Tina dan Wulan jarang melewatkan waktu berbelanja bersama. Saat berangkat kuliah mereka terburu waktu sehingga tidak sempat mampir ke toko-toko yang mereka lewati dalam perjalanan menuju kampus.

Wulan dan Tina berjalan bergandengan tangan sambil mengobrol, menyusuri trotoar menuju ke arah rumah kos mereka. Dari gerbang kampus ke rumah kos hanya berjarak beberapa ratus meter saja, melewati deretan toko-toko yang sebagian besar buka hingga tengah malam, bahkan ada yang buka selama 24 jam. Mengikuti ritme kehidupan para warga perumahan yang masih aktif berkegiatan hingga malam.

Mereka berdua berbelok ke toko CD yang malam ini tidak begitu ramai. Wulan memilih CD pesanan Sasa, adik perempuannya. Sebuah CD lagu kompilasi yang langka dari grup band Linkin Park. Yang memuat lagu-lagu mereka sejak album demo mereka saat band mereka masih bernama Xero. Beberapa lagu setelah Chester Bennington bergabung dan band berganti nama menjadi Hybrid Theory. Sampai akhirnya bekerja sama dengan label Warner Bross Record dan menggunakan nama band Linkin Park, menghasilkan beberapa lagu yang legendaris. Selera musik Sasa memang sedikit unik dan kuno, tidak sesuai dengan usianya yang masih remaja.

Setelah membayar CD yang dibelinya, Wulan mengajak Tina berpindah ke sebuah Factory Outlet yang letaknya tepat di sebelah toko CD. Dia memilih kaus untuk kedua adik laki-lakinya, Yogi dan Ivan. Wulan berencana pulang ke Jogja pada hari Minggu pagi bersama Rhino. Kemudian akan kembali ke kos pada sore atau malam harinya.

Malam ini Tina tidak membeli apa-apa. Dia hanya menemani Wulan berbelanja dan sekedar mencuci mata. Mereka melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah kos dengan langkah santai, tidak tergesa-gesa. Pintu pagar kos tidak terkunci sehingga mereka tidak perlu membuka gemboknya. Ada beberapa teman kos Wulan yang sedang duduk di teras dengan tamu mereka. Wulan dan Tina menyapa saat melewati mereka dalam perjalanan menuju pintu paviliun.

Tina mengeluarkan kunci kamar dari tasnya dan membuka pintu depan. Wulan meraih ponselnya dari kantung celananya karena baru teringat, dia belum memberi kabar kepada Rhino bahwa dia sudah pulang dengan Tina. Sekarang baru pukul 21.15. Mudah-mudahan Rhino belum berangkat menjemput, pikir Wulan.

"No, aku udah pulang ke kos. Tadi jam kedua kosong," ujar Wulan setelah Rhino menerima panggilan teleponnya seraya melepas sepatunya dan meletakkannya di rak dengan rapi. Diikutinya langkah Tina yang memasuki pintu kamar.

"Oh, oke. Aku boleh datang ke kos?" tanya Rhino.

"Boleh, dong, No."

"Aku kesana sekarang, ya," kata Rhino.

Wulan mengiyakan, kemudian meletakkan ponselnya di atas meja belajar.

"Lan, tadi di kelas Surya mamerin cincin tunangannya ke aku," kata Tina sambil menyusun buku-bukunya di atas meja belajar.

Wulan menoleh ke arah Tina dan tanpa sadar melepaskan tas yang ada di genggamannya. Tas itu jatuh berdebum di lantai kamar. Sebagian isinya berceceran. Wulan memungut pena yang menggelinding ke bawah ranjang.

"Surya ... tunangan, Tin?" tanya Wulan pelan. Hatinya berdesir. Wulan tak tahu reaksi apa yang seharusnya ditampilkannya. Perasaan apa yang semestinya dirasakannya. Saat ini yang dia tahu, di hatinya hanya ada rasa hampa. Dia menunduk ke arah tasnya. Berpura-pura sibuk merapikan isi tasnya kembali.

"Iya. Hari Sabtu pas kamu ultah itu," jawab Tina sambil lalu. Dia masih fokus dengan susunan buku-bukunya di atas meja belajar. Dia sudah terbiasa dengan kecerobohan Wulan yang sering membuat barang-barangnya berserakan.

"Aku ke kamar mandi dulu, ya, Tin. Mau pipis," ujar Wulan seraya meletakkan tasnya di atas ranjang dan beranjak menuju pintu belakang kamarnya, lalu melangkah menuju kamar mandi ujung yang selalu sepi.

Wulan duduk di atas toilet yang masih terpasang tutupnya dan termenung. Mengapa berita pertunangan Surya mengejutkan dia dan mengganggu perasaannya? Bukankah hal yang sewajarnya bahwa Surya bertunangan dengan pacarnya, yang sudah berhubungan bertahun-tahun dengannya.

Tina pernah bercerita kepada Wulan bahwa Surya sudah menjalin hubungan dengan pacarnya sejak mereka masih SMA. Sekarang Wulan juga sedang menjalin hubungan cinta dengan Rhino dan Wulan yakin dia sudah mulai mencintai Rhino. Seharusnya dia tidak merasa terganggu ketika mendengar bahwa Surya baru saja bertunangan.

Sebentar lagi Rhino akan datang. Wulan menepuk-nepuk pipinya, berusaha menyadarkan diri dan menghilangkan bayangan tentang Surya dari benaknya. Dia tidak ingin Rhino melihat wajahnya yang kusut dan penuh pemikiran. Ditariknya napas dalam-dalam, kemudian diembuskannya kembali dengan pelan. Terbayang wajah Rhino yang tampan dengan senyumnya yang menenangkan. Dia ingin segera berjumpa dengan Rhino dan memeluknya erat-erat. Pelukan Rhino selalu bisa menghilangkan segala gundah dan galau di hatinya.

💋💋💋

Kabar tentang pertunangan Surya membuat perasaan Wulan gundah.
Di hatinya sudah ada Rhino, tetapi ternyata masih menyisakan sedikit rasa untuk Surya.

Mampukah Rhino menenangkan perasaan Wulan?

Di episode selanjutnya (ep. 58), Wulan akan menyalurkan semua rasa gundahnya kepada Rhino.
Menghujani Rhino dengan kemesraan dan ciuman yang bertubi-tubi.

Ikuti terus episodenya.
Silahkan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

17/06/2020 (17.33)


Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang