Apa yang terjadi padaku malam ini,
membuat diriku terhanyut.
Menciummu dengan sepanas itu,
seperti bukan diriku.💖
"Lan, ada Rhino di teras, tuh," kata Tina ketika melihat Wulan masuk melalui pintu belakang kamar.
"Oh, oke, Tin."
Wulan segera keluar melalui pintu depan dan tersenyum kepada Rhino yang duduk di salah satu kursi teras.
"Kita ngobrol di mobil aja, yuk, No," ajak Wulan.
Rhino segera bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Wulan, lalu berjalan beriringan menuju mobilnya. Rhino merasa sedikit heran dengan ajakan Wulan karena biasanya dia yang mengajak Wulan untuk mengobrol di dalam mobil agar lebih leluasa bermesraan.
Setelah Rhino membukakan pintu untuknya, Wulan tidak segera masuk ke dalam mobil dan duduk di kursinya. Dia berdiri menyandarkan punggungnya di sisi mobil dan menatap wajah Rhino, yang kembali heran dengan sikap Wulan malam ini.
"Kok, enggak masuk? Katanya mau ngobrol di dalam mobil?"
Wulan tidak menjawab pertanyaan Rhino, tetapi malah mengulurkan kedua lengannya ke leher Rhino dan memeluk Rhino erat-erat. Segala pemikiran Wulan tentang Surya berkelebat di benaknya. Pemikiran yang tiada guna, yang membuat Wulan sedikit kesal dengan dirinya sendiri. Wulan menyurukkan wajahnya ke bawah dagu Rhino. Lalu mengecup dagu dan leher Rhino, dengan kecupan ringan. Rasa hangat menjalar di hatinya.
Rhino melepaskan pegangan tangan kirinya pada pintu mobil dan melingkarkan lengan kirinya ke punggung Wulan. Tangan kanan Rhino bergerak ke belakang kepala Wulan dan membelai rambutnya.
"Ada apa, Cinta? Ada yang mau diceritain ke aku?"
Tidak biasanya Wulan bertindak spontan dan memeluk Rhino secara tiba-tiba seperti sekarang. Biasanya Rhino yang selalu memulai kemesraan dengan memeluk atau mencium Wulan terlebih dahulu, baru kemudian Wulan bereaksi. Rhino senang dengan sikap Wulan yang seperti ini, tetapi juga merasa heran atas perubahan sikap Wulan yang tiba-tiba. Mudah-mudahan Wulan tidak sedang mengalami suatu masalah, pikir Rhino.
Wulan mengangkat kepalanya dan menatap Rhino. Melihat senyuman di bibir Wulan, membuat Rhino merasa lega.
"Aku kangen sama kamu," jawab Wulan.
Rhino tertawa pelan. Baru kali ini Wulan mengatakan kangen kepadanya. Diusapnya punggung Wulan dengan lembut dan dikecupnya kening Wulan. Malam ini ada beberapa mobil yang terparkir di depan pagar rumah kos. Teras samping dan teras depan penuh dengan penghuni kos yang mengobrol dengan teman-teman mereka. Posisi mereka berdiri sekarang tertutup oleh pintu mobil yang terbuka, tetapi lampu dalam mobil menyala redup menyinari mereka berdua. Rhino menutup pintu mobil dan mereka berdua berdiri berpelukan dalam kegelapan.
Bibir Rhino turun ke hidung Wulan dan mengecupnya, kemudian ke bibir Wulan. Wulan menyukai ciuman Rhino yang selalu lembut seperti sekarang. Dia mencium bibir Wulan dengan kecupan-kecupan kecil, yang selalu hanya diterima Wulan dengan membuka bibirnya saja. Ciuman mereka tidak pernah lama karena hanya Rhino yang mencium Wulan, tanpa Wulan pernah membalasnya. Wulan selalu pasif. Tidak menolak, tetapi juga tidak membalas.
Malam ini sikap Wulan berbeda. Kali ini dia membalas ciuman Rhino dengan panas Saat bibir Rhino menyentuh bibirnya, dia membalas dengan pagutan yang keras. Bibirnya yang menahan rasa ingin berteriak sejak bermenit-menit yang lalu, dilampiaskannya dengan menghujani ciuman ke bibir Rhino.
Rhino yang biasanya mencium Wulan dengan lembut, kali ini berusaha mengimbangi ciuman Wulan yang bertubi-tubi. Kedua tangan Wulan mengusap tengkuk dan rambut Rhino dengan mesra. Dihisapnya bibir Rhino kuat-kuat. Mereka berdua terhanyut dalam ciuman yang penuh hasrat selama bermenit-menit, saling memagut hingga mereka berdua serasa kehabisan nafas. Rhino menghentikan ciuman mereka dengan menarik bibirnya menjauh.
Wulan yang biasanya menundukkan kepala dengan tersipu saat mereka selesai berciuman, kali ini menatap mata Rhino dengan tatapan yang membara. Rhino tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya ke wajah Wulan. Lalu mengusap bibir Wulan yang basah dengan ibu jarinya.
Seketika Wulan seperti tersadarkan dan merasa malu. Dia menarik kedua tangannya yang melingkari leher Rhino dan meletakkan kedua telapaknya di dada Rhino. Kemudian menempelkan wajahnya di punggung telapak tangannya agar wajahnya tidak langsung bersentuhan dengan dada Rhino. Bara yang dirasakannya belum sepenuhnya surut. Masih menyisakan rasa yang kuat, rasa ingin kembali mencium Rhino.
"Makasih, ya, Cinta. Udah ngajarin aku cara berciuman dengan mesra," gurau Rhino, berusaha mencairkan suasana. Rhino memahami saat ini Wulan sedang tersipu, malu atas sikap spontannya yang diluar dugaan.
Wulan tertawa dengan masih tertunduk di dada Rhino. Dicubitnya lengan Rhino pelan dengan tangan kanannya. Rhino menangkap telapak tangan Wulan yang baru saja mencubitnya dan menggenggamnya erat.
"Aku cinta kamu," bisik Rhino mesra di telinga Wulan.
Wulan merasa sangat bahagia. Saat ini Surya sudah menghilang dari benak Wulan. Yang berkelebat dalam benaknya hanya ingatan tentang ciumannya dengan Rhino beberapa menit yang lalu. Ciuman yang masih ingin Wulan ulangi, tetapi dia merasa malu.
💋💋💋
Gak nyangka ya,
Wulan bisa mencium Rhino dengan sepanas itu.
Rasa cinta berpadu dengan patah hati bisa menyebabkan Wulan bersikap spontan seperti itu.Rhino selalu bisa mengimbangi suasana hati Wulan.
Ada kalanya bersikap lembut kepada Wulan.
Ada kalanya bersikap yang sama membaranya dengan sikap Wulan.Rhino adalah kekasih yang sempurna.
Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘18/06/2020 (15.00)
![](https://img.wattpad.com/cover/218828945-288-k559403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romantizm💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...