45. Aku Ingin Jatuh Cinta Kepadamu

208 6 6
                                    

Perasaanku semakin dalam kepadamu.
Aku menyukai saat kamu menyentuhku.
Aku menyukai saat aku menyentuhmu.
Aku ingin jatuh cinta kepadamu.

Sabtu Sore

💖

Rhino berdiri di ambang pintu paviliun Wulan, memerhatikan Wulan yang sibuk mengisi tas bepergiannya. Rhino tidak berani masuk ke dalam kamar Wulan, jadi dia hanya menunggu di depan pintu. Wulan memasukkan buku-buku yang dipinjamkan Rhino untuk adiknya dengan terburu-buru sehingga sebagian buku jatuh berceceran ke bawah meja. Wulan memang selalu terburu-buru dalam bergerak, sedikit serampangan. Orang yang belum terlalu mengenalnya dan hanya melihat penampilannya akan terkecoh. Pakaiannya feminin, sering memakai rok, dan senang memanjangkan rambut, tetapi sifat dan sikapnya tomboy.

Rhino tertawa pelan. Dia merasa geli melihat Wulan yang sibuk memungut buku-buku dari lantai.

"Perlu aku bantuin? Aku boleh masuk, enggak?" tanya Rhino.

Wulan tertawa.
"Enggak usah. Udah ... di situ aja," jawab Wulan sambil menunjuk pintu tempat Rhino berdiri.

Tadi saat menjemput Wulan, Rhino membawakan setumpuk buku-buku lamanya. Buku latihan UN dan ujian masuk perguruan tinggi agar bisa dipakai belajar adik Wulan yang tahun ini akan lulus SMA. Wulan memasukkan buku-buku itu ke dalam tas. Dia tidak memasukkan pakaian ke dalam tas bepergiannya. Di rumahnya masih banyak pakaian yang bisa dia pakai selama di Jogja dan untuk kembali ke kos hari Minggu sore.

Wulan menjinjing tasnya yang berat dan melangkah menuju pintu. Rhino dengan sigap mengambil tas itu dari tangan Wulan.

"Sini, biar aku bawain," kata Rhino.
Dia jinjing tas Wulan dengan tangan kanannya. Ditunggunya Wulan selesai mengunci pintu paviliunnya, kemudian dia raih tangan kanan Wulan dengan tangan kirinya. Mereka berjalan beriringan menuju mobil Rhino yang diparkir di halaman depan kos.

Rhino membuka pintu belakang, lalu meletakkan tas Wulan di atas kursi penumpang. Wulan melepaskan tangannya dari genggaman Rhino dan bergegas berjalan menuju pintu depan. Dia tidak ingin merepotkan Rhino yang selalu membukakan pintu mobil untuknya.

Rhino sangat perhatian kepadanya dan sangat peduli. Sifatnya berbeda dengan Bintang yang cuek. Ah, Wulan tiba-tiba teringat kepada Bintang. Salah satu hal yang tidak disukai Wulan dari Bintang adalah sifat cuek dan kurang perhatiannya. Jarang menelepon dan bertanya kabar. Wulan tidak suka terlalu dikekang dan diawasi. Akan tetapi, sekali waktu dia juga ingin diperhatikan. Hari Ulang Tahun Wulan saja Bintang selalu lupa. Hal-hal kecil seperti itu bukan sesuatu yang penting bagi Bintang.

Namun di antara beberapa kelemahan Bintang, ada beberapa kelebihannya di mata Wulan. Dia tidak cemburuan. Dia membebaskan Wulan bergaul dengan siapa saja. Dia tidak mempermasalahkan jika Wulan pergi dengan teman lelakinya, berombongan maupun hanya berdua. Dia percaya kepada Wulan, sebagaimana Wulan juga percaya kepada Bintang. Wulan juga membebaskan Bintang bergaul dengan siapa saja.

Mereka terlalu terbuka satu sama lain. Terbiasa mengungkapkan apa pun yang ada dalam pikiran mereka. Saat berdebat tidak segan mengeluarkan pendapat yang keras. Hal itulah yang menyebabkan mereka sering bertengkar dan akhirnya putus hubungan.

Dengan Rhino, Wulan merasa dia selalu diperhatikan. Meskipun kadang dia merasa Rhino terlalu perhatian, terlalu sering meneleponnya hingga dia merasa sedikit terbebani. Namun, sejauh ini dia masih bisa menerima sikap Rhino. Dia sadar Rhino masih muda, jauh lebih muda darinya. Jiwa remaja Rhino yang bergejolak ingin selalu dekat dengan orang yang dicintainya. Wulan memaklumi, sejauh ini masih memaklumi.

"Udah sampai, nih. Turun, yuk." Suara Rhino dan sentuhan tangannya di lengan Wulan menyadarkannya dari lamunan. Mobil Rhino sudah berhenti di parkiran agen bus.
Wulan menatap Rhino dan tersenyum. Rhino mengulurkan tangan kirinya ke kepala Wulan dan membelai rambutnya.

"Beneran mau naik bus? Aku anterin aja, ya." Rhino masih berusaha membujuk Wulan agar mengijinkannya mengantar sampai Jogja.

Wulan mengangguk.
"Iya. Kan, di bus cuma duduk. Tahu-tahu sampai. Kasihan kamu kalau malam-malam harus nyetir balik lagi ke sini," jawab Wulan.

"Aku udah biasa, kok, nyetir sendirian malam-malam dari Purwokerto," kata Rhino lagi. Dia masih belum menyerah.

Wulan meraih tangan kiri Rhino dan menggenggamnya. Dia berusaha mengambil hati Rhino agar tidak kecewa atas penolakannya. Diusap-usapnya telapak tangan Rhino dengan ibu jarinya.

"Enggak usah, No. Kapan-kapan aja kalau aku pulang balik hari Minggu tanpa menginap, kita berdua ke Jogja, ya," bujuk Wulan.

"Besok pulangnya jangan kesorean, ya, Lan. Biar sampai sini sebelum gelap."

Wulan mengangguk.
"Iya, No. Paling lambat jam tiga aku pulang."

Rhino tersenyum sambil menimbang-nimbang dalam benaknya. Kemudian dia memberanikan diri mendekatkan wajahnya ke wajah Wulan. Dia sibak rambut yang menutup sisi wajah Wulan dan diciumnya pipi kanannya. Mereka berdua tersipu. Ini ciuman pertama mereka. Wulan merasa canggung, perasaannya campur aduk saat Rhino mencium pipinya. Tidak ada desiran di hatinya seperti saat dulu Bintang menciumnya, tetapi juga tidak ada rasa risi.

Rhino mencium pipi kanan Wulan sekali lagi.
"Ya, udah. Hati-hati di jalan, ya. Besok sebelum sampai sini kabarin. Jadi aku bisa siap-siap jemput."

Wulan mengangguk dan tersenyum. Dia merasa tersentuh atas perhatian Rhino yang baik hati dan terlihat sangat menyayanginya. Wulan berharap suatu saat dia juga akan menyayangi Rhino sebesar rasa sayang Rhino kepadanya.

💋💋💋

Sore ini Wulan pulang ke Jogja naik bus.
Dia menolak tawaran Rhino yang ingin mengantarkannya pulang.

Rhino sudah berani mencium pipi Wulan.
Ciuman pertama mereka setelah 2 minggu berpacaran.

Sepertinya hubungan mereka berdua semakin mesra.
Apakah perasaan Wulan kepada Rhino akan berkembang menjadi cinta?

Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang