Mari kita lupakan kesalahan yang lalu.
Kita jalani hubungan yang baru.
Dengan lebih baik.
Dengan lebih memahami dan mengerti.Sabtu Malam
💞
Surya memutar-mutar ponsel yang ada di tangannya dan berpikir keras dalam benaknya. Pesan dari Lucia belum dibalasnya. Lucia menanyakan apa acara Surya malam ini. Sejak tadi siang sepulang kuliah, Surya mengurung diri di rumah, memikirkan tentang Lucia dan kelanjutan hubungan mereka.
Selama 2 minggu ini, Lucia sering mengirim pesan dan menelepon Surya. Lebih sering dibandingkan dengan saat mereka masih berpacaran. Dia menanyakan kabar Surya, mengingatkan untuk makan dan istirahat. Perhatian yang dinantikan Surya selama 6 tahun, justru dia dapatkan setelah mereka sudah tidak berpacaran lagi. Biasanya saat Surya mengirimkan pesan kepada Lucia, sering lama dibalasnya. Saat ditelepon juga Lucia seringkali sibuk dan tidak mengangkat panggilan.
Surya menyadari bahwa tindakan Lucia ini untuk membuktikan keseriusan dia yang menginginkan Surya kembali kepadanya. Surya menghargai sikap Lucia yang mau berubah lebih baik. Terus terang, Surya masih merasakan debar di dadanya setiap kali ada pesan dan panggilan telepon masuk dari Lucia. Dia bahagia menerima perhatian dari Lucia. Teringat olehnya kata-kata Tina tadi siang di depan kelas.
Surya menekan nomor kontak Lucia dan meneleponnya. Dia sudah membuat keputusan tentang status hubungannya dengan Lucia. Telepon diangkat dalam sekejap, seolah-olah Lucia sudah menantikan balasan pesan atau telepon masuk dari Surya.
"Hai, Beb." Terdengar suara Lucia yang riang menyapanya.
"Hai, Cia," jawab Surya, "Aku boleh datang ke rumahmu?"
"Boleh, dong. Kapan?" tanya Lucia dengan perasaan senang.
"Sekarang."
"Oke. Aku tunggu, ya."
Surya meraih kunci mobil dari atas meja dan menuruni tangga, lalu berjalan menuju garasi. Malam minggu ini dia akan mengunjungi rumah Lucia seperti masa-masa lalu, saat mereka masih terikat sebagai pasangan kekasih.
💞💞
Lucia menunggu Surya di teras rumah sambil memainkan ponselnya. Berharap-harap cemas dan ingin tahu maksud Surya mengunjungi rumahnya malam ini. Rasanya seperti masa lalu saat menunggu Surya mengunjunginya di malam minggu. Tadi pagi saat dia datang mengantar bubur ke rumah Surya, mereka sudah sepakat bahwa mereka akan menjalani hubungan pertemanan dahulu. Tetapi malam ini Surya tiba-tiba bilang ingin datang ke rumahnya.
Beberapa menit kemudian mobil Surya sudah sampai di depan pagar rumah Lucia. Jantung Lucia berdebar saat melihat Surya turun dari mobil dan berjalan mendekatinya. Dia membalas senyuman Surya dengan gugup.
"Hai, Cia. Kok, nungguin di luar. Banyak nyamuk," sapa Surya sambil duduk di bangku teras, di sebelah kiri Lucia. Penerangan di teras rumah Lucia yang sedikit gelap dan rimbunan tanaman perdu di ujung teras membuat nyamuk betah berada di sana.
"Iya, gapapa. Bosan di dalam rumah," jawab Lucia pelan. Sebenarnya alasannya bukan itu yang menyebabkan Lucia duduk di teras. Namun, karena Lucia sudah tidak sabar menanti kedatangan Surya.
Surya terdiam beberapa saat, mencari kalimat yang tepat untuk disampaikan kepada Lucia. Digesernya duduknya sedikit miring ke arah tubuh Lucia, kemudian diraihnya tangan kiri Lucia dan digenggamnya.
Lucia terkejut dan menatap wajah Surya dengan bingung. Perasaanya tidak menentu. Dia harus merasa bahagia atau sedih? Mengapa Surya menggenggam tangannya? Ini adalah perpisahan karena akan melepaskan dia untuk selamanya ataukah Surya menerima dia kembali?
Surya tersenyum menatap Lucia yang terlihat kebingungan. Diulurkannya tangan kirinya ke pipi Lucia dan membelainya dengan lembut. Surya merindukan saat-saat seperti ini. Saat mereka berdua duduk berdekatan dengan mesra.
"Tadi pagi, kan, aku bilang, kita sekarang berteman dulu. Dan kamu setuju," kata Surya. Lucia refleks mengangguk dengan ekspresi bingung. "Kalau malam ini aku ngajak kamu untuk balikan lagi kayak dulu, kamu setuju enggak?" lanjut Surya.
"Maksudnya .... Kita balikan lagi ... pacaran lagi kayak dulu?" tanya Lucia memastikan. Dia takut salah dengar.
"Iya. Kalau kamu mau."
Lucia tidak menjawab ucapan Surya, tetapi langsung memeluk tubuh Surya dengan erat. Dia surukkan wajahnya di lekukan leher Surya. Hatinya sangat bahagia.
"Tapi kita jangan sering-sering berantem lagi, ya. Aku senang kamu seperti sekarang. Perhatian dan enggak mudah marah sama aku," kata Surya lagi. Dibelainya rambut Lucia dengan perasaan sayang.
Lucia mengangkat wajahnya dari leher Surya dan menatap mata Surya lekat-lekat, lalu mengangguk. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak mudah tersulut emosi saat bertukar pendapat dengan Surya. Dia akan lebih pengertian dan tidak egois lagi.
Lucia mengulurkan tangan kanannya ke arah pipi Surya dan mendekatkan wajahnya. Diciumnya bibir Surya dengan mesra dan penuh kerinduan. Bibir yang disangkanya tidak akan pernah dia cium lagi. Surya menyambut ciuman Lucia dengan sama mesranya. Secara naluriah bibirnya merespon ciuman hangat dari Lucia. Terasa nyaman dan terbiasa, seperti ciuman yang mereka lakukan selama bertahun-tahun ini. Mereka berciuman di teras selama beberapa menit hingga Lucia menjauhkan bibirnya.
"Kita ke rumahmu aja, yuk, Beb," ajak Lucia sambil tersenyum penuh arti.
Surya tertawa pelan dan mengangguk. Sepertinya rindu mereka berdua tidak akan cukup tersampaikan di teras rumah yang terbuka ini.
💋💋💋
Malam minggu ini berakhir indah untuk kedua pasangan.
Rhino dan Wulan semakin mesra.
Lucia dan Surya sudah berbaikan dan kembali berpacaran.Apakah hubungan mereka berempat akan selalu lancar dan tanpa konflik?
Sepertinya sih tidak.
Karena di episode berikutnya (ep. 41) akan ada seseorang yang datang di antara Rhino dan Wulan.
Siapakah dia?Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romansa💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...