13. Kamu Memang Tidak Ditakdirkan Untuk Aku.

341 11 2
                                    

Kamu memang tidak ditakdirkan untuk aku.
Kamu milik orang lain.
Kamu punya keyakinan lain.
Kamu dan aku tak mungkin bersatu.

💔

Surya berusaha melepaskan ciuman Lucia dengan canggung. Area parkir masih ramai dengan mahasiswa yang berlalu lalang menuju kelas masing-masing. Bahkan sebelum Lucia menciumnya, sebuah mobil baru saja parkir di sebelah kanan mobilnya. Lucia memang orang yang spontan, tidak segan memperlihatkan kemesraan di depan umum. Begitu juga saat marah, tidak segan memperlihatkan wajah dan ekspresi kesalnya di depan umum.

"Abis ini kamu mau kemana, Cia? Kuliahku nanti selesainya jam dua," tanya Surya. Digenggamnya tangan kanan Lucia.

"Mau ke salon sama Esti. Pasang lash lift. Udah mulai tipis lagi bulu mataku," jawab Lucia sambil memainkan bulu matanya dengan jari telunjuknya.

Surya tertawa. Menurut Surya bulu mata Lucia sudah sempurna. Wajah Lucia memang selalu tampak sempurna. Dia pandai merias wajah dan terbiasa keluar rumah dengan riasan wajah. Kulitnya putih dan halus berkat perawatan yang rutin. Lucia sangat feminin dan selalu menjaga kesempurnaan penampilan. Dia tidak akan mau keluar rumah siang hari naik motor karena khawatir kulitnya terbakar matahari.

"Seperti ini aja udah cantik, kok," puji Surya.

"Iiih ... cowok mana tau soal beginian," sahut Lucia dengan bibir cemberut, merasa kesal karena menurutnya Surya tidak memahami kodrat perempuan. Mana ada perempuan yang enggak suka berdandan, enggak suka tampil cantik, pikir Lucia.

"Iya. Udah cantik nanti tambah cantik lagi sepulang dari salon," kata Surya lembut, berusaha menenangkan hati Lucia yang sedang kesal.
"Udah, ya ... aku ke kelas dulu. Entar terlambat pula."

Surya membelai lengan kanan Lucia sekilas, kemudian turun dari mobil. Lucia menggeser duduknya, pindah ke kursi sopir yang baru saja ditinggalkan oleh Surya.

Surya melambaikan tangannya dan melangkah menuju ke kelasnya. Jauh di depannya, dia melihat Wulan berjalan sendirian. Tak lama kemudian seorang lelaki keluar dari mobil yang diparkir di sebelah mobil Surya, berjalan cepat ke arah Wulan dan memanggil namanya.

Mereka berdua berbincang-bincang, tetapi Surya tidak bisa mendengarkan isi pembicaraan mereka. Jarak mereka terlalu jauh darinya, tapi sepertinya itu adalah pembicaraan yang menyenangkan. Sebab terlihat dari ekspresi lelaki tersebut ketika berjalan kembali ke mobilnya, tampak bahagia dan penuh senyum. Entah siapa lelaki itu, Surya penasaran. Dia bukan lelaki yang Surya duga sebagai pacar Wulan yang menjemput kuliah tempo hari.

💔💔

Wulan memasuki pintu kelas bersamaan dengan Putra yang tiba-tiba muncul dari arah depan kampus. Kursi-kursi di kelas hampir semua terisi, hanya tinggal beberapa mahasiswa yang belum hadir.

"Lan, ada dua kursi kosong, tuh. Dekat jendela." Putra menunjuk deretan kursi ketiga dari belakang. Ardian, Tina, Dea dan Lusi duduk di deretan itu. Seperti biasa, mereka selalu menyisakan kursi kosong untuk Wulan.

Wulan mengangguk, hatinya masih terasa seperti melayang, terbayang-bayang adegan mesra yang dilihatnya beberapa menit yang lalu. Diikutinya langkah Putra, berjalan menuju kursi kosong yang dimaksud.

"Kamu mau yang ujung, Lan? Biasanya kamu suka yang dekat jendela, kan?" tanya Putra.

Wulan tersenyum, merasa geli dengan ucapan Putra. Ternyata Putra memerhatikan kebiasaan duduknya selama seminggu ini.

"Iya. Makasih, ya."

Saat Wulan duduk di kursinya, dia melihat Surya berjalan menuju deretan kursi di depannya yang masih menyisakan satu buah kursi kosong. Surya melihat ke arahnya dan tersenyum. Wulan melengos, memalingkan wajahnya ke luar jendela, berpura-pura tidak melihat Surya yang tersenyum kepadanya.

💔💔💔

Jadwal kuliah hari Sabtu diselingi istirahat untuk sholat pada pukul 12.15 hingga 12.45. Wulan hari ini sedang tidak sholat. Putra mengajaknya mencari minuman di kantin. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kantin di belakang mushola kampus.

Selama seminggu mengenal Putra, Wulan merasa cocok bergaul dengannya. Putra sangat ramah, di kelas mau bergaul dengan siapa saja tidak hanya dengan teman-teman lama satu almamaternya, atau dengan teman sekantornya saja. Dia juga lucu, suka membanyol, cocok dengan Ardian, sama-sama senang bercanda.

Suasana kantin siang ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa meja yang terisi. Di meja sudut, terlihat Surya duduk berdua dengan dua orang teman sekelas mereka, Devi dan Leon. Mereka satu almamater dengan Putra dan Surya.

Devi melambaikan tangan ke arah mereka berdua, memberi kode untuk bergabung di mejanya.

Wulan duduk di kursi kosong yang berada di sebelah Surya, lalu tersenyum kepada Devi dan Leon, tetapi tidak kepada Surya. Wulan baper. Baru kali ini Wulan mati gaya menghadapi seorang lelaki yang bukan siapa-siapanya. Lelaki yang bahkan mungkin dan sepertinya pasti, tidak tahu bahwa Wulan menyimpan perasaan kepadanya. Perasaan yang harus segera dihapuskan secara paksa dari hati Wulan karena lelaki itu sudah dimiliki oleh perempuan lain.

Wulan menepis pikirannya tentang Surya dan segala kegalauan yang dirasakannya. Dia alihkan perhatiannya kepada Putra, Devi dan Leon. Mereka berbincang akrab.

Ternyata mereka semua ramah. Devi dan Leon berasal dari luar kota. Setelah lulus pendidikan di Jakarta, mereka kemudian ditempatkan bekerja di kota ini. Kampus tempat mereka kuliah sebelumnya memang menjalankan ikatan dinas. Semua lulusannya langsung ditempatkan bekerja di kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia dan setiap beberapa tahun sekali akan dipindahtugaskan ke kota lain.

Wulan bertekad akan melupakan kesedihannya dan perasaannya kepada Surya. Kenyataannya Surya sudah punya kekasih. Dan siang ini dia tahu bahwa dia dan Surya berbeda keyakinan karena dia melihat Surya dan teman-temannya tidak sholat. Seandainya saat ini Surya tidak punya kekasih, tetap tak akan ada masa depan bagi mereka berdua.

💋💋💋

Jadi cukup sampai disini sajakah perjalanan cinta Wulan kepada Surya?
Wulan tahu bahwa Surya sudah punya kekasih.
Dan ternyata Surya juga berbeda keyakinan dengan dia.
Apa yang mau dikejar?

Tapi di Cinta Tiada Akhir kisah Surya dan Wulan sangat mesra ...

Penasaran?
Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terimakasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang