50. (18+) Bersama Denganmu. Selalu Penuh Hasrat Dan Hangat

568 8 2
                                    

Bersama denganmu.
Selalu penuh hasrat dan hangat.
Ciumanmu yang hangat.
Dan sentuhanmu yang penuh hasrat

MINGGU KE-12

Sabtu Pagi

💖

Surya bangkit dari kursinya, lalu berjalan ke arah ibunya dan Lucia. Diraihnya tangan kanan ibunya dan diciumnya. Kemudian menarik koper ibunya dengan tangan kanannya, sembari menggandeng tangan Lucia dengan tangan kirinya. Mereka bertiga berjalan menuju ke tempat mobil Surya diparkir.

"Kita antar Lucia dulu, Ma?" Surya menoleh ke arah ibunya sambil memasukkan koper-koper ke dalam bagasi mobil.

Ibu Surya mengangguk.
"Iya, Nak. Mama, kan, juga perlu ngobrol dengan Tante Maria soal rencana pertunangan kalian."

"Oke, Ma."

Surya mengendarai mobilnya keluar bandara, kemudian berbelok ke kiri menuju arah pintu masuk tol. Mereka akan ke rumah Lucia melewati jalan tol. Perjalanan lebih cepat dan tidak semacet dibandingkan jika melalui pusat kota.

Sekitar 20 menit kemudian mobil Surya keluar dari pintu tol, lalu berbelok ke arah kanan. Terlihat sebuah gedung swalayan berlantai 3 di seberang jalan. Rumah Lucia berada di perumahan yang terletak di belakang swalayan tersebut.

Surya memarkir mobilnya di depan pagar rumah Lucia, kemudian menurunkan koper Lucia dan menariknya dengan tangan kanannya. Lucia berjalan di depannya seraya menggandeng tangan ibu Surya. Pintu rumah terbuka. Tante Maria, ibunda Lucia keluar menyambut mereka.

Tante Maria memeluk Lucia dan ibu Surya bergantian, lalu menyambut uluran tangan Surya. Kemudian dia mengajak mereka bertiga masuk ke dalam rumah.

Lucia menggandeng Surya menuju kamarnya untuk meletakkan kopernya. Kemudian mereka berdua keluar ke teras belakang dan duduk di kursi panjang, di dekat kolam ikan.

"Aku pengen cium kamu, Beb," bisik Lucia sambil mencium bahu Surya. Mereka terakhir berjumpa dan berciuman 2 minggu yang lalu.

Surya tertawa. Dia juga ingin mencium Lucia, tetapi tidak mungkin dilakukan di sana. Sekarang masih pukul 8 pagi, sinar matahari terang benderang menyinari teras belakang rumah Lucia. Mereka tidak mungkin bisa berciuman tanpa terlihat orang, tak seperti yang pernah mereka lakukan bulan lalu di teras depan rumah Lucia.

"Kita pamitan jalan ke mana gitu. Mau beli sesuatu. Tapi kita ke rumahmu," usul Lucia sambil cekikikan. Dia geli dengan usulnya yang lucu, tapi masuk akal untuk dilakukan. Mereka bisa bermesraan sebentar di rumah Surya saat orangtua mereka berbincang-bincang.

Surya menahan tawa, tetapi kemudian mengangguk, menyetujui usulan Lucia.

"Pamitnya mau beli apa?" tanya Surya.

"Mmm ... Apa, ya ...." Lucia berpikir sejenak, "Bilang aja mau jajan soto. Kalau beli barang, di swalayan depan, kan, enggak mungkin pakai mobil. Masa kita mau ke rumahmu jalan kaki. Hi-hi-hi ...."

"Ya, udah. Yuk." Surya bangkit berdiri dan meraih lengan Lucia agar ikut berdiri. Mereka berdua berjalan menuju ruang tengah untuk berpamitan.

"Ma, kami mau keluar bentar, ya. Pengin beli soto," pamit Lucia kepada ibunya.

"Ya, Cia. Mama nitip sekalian belikan buah, ya. Jeruk dan pisang."

Lucia mengangguk, lalu segera menyeret Surya keluar rumah dan masuk ke dalam mobil sambil menahan tawa.

💖💖

Surya menutup pintu yang berada di belakang punggung Lucia, kemudian mencium bibir Lucia dengan mesra. Mereka berciuman dengan panas, saling melepaskan hasrat yang tertahan selama 2 minggu ini.

Lucia mengulurkan tangannya ke ujung baju Surya dan menariknya ke atas melewati leher Surya. Didorongnya dada Surya hingga mundur ke arah ranjang dan jatuh telentang. Dia angkat tubuhnya ke atas tubuh Surya dan duduk di atas paha Surya. Kemudian diciumnya sekeliling leher Surya, lalu turun ke dadanya dan digigitnya. Surya menyelipkan tangannya ke balik baju Lucia dan membelai punggungnya.

Lucia menegakkan tubuhnya kembali, lalu melepas bajunya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian dia meraih kait pakaian dalamnya dan melepaskannya pelan-pelan sambil tersenyum menggoda. Dia sengaja memperlambat gerakannya untuk mempermainkan Surya.

Surya tertawa, lalu mengulurkan kedua tangannya ke pusar Lucia dan membelainya. Lucia meloloskan tali pakaian dalamnya melewati kedua lengannya dan melemparkannya ke meja kecil di sebelah ranjang. Sekarang tubuh bagian atas Lucia sudah terbuka tanpa sehelai benang yang menutupinya. Kemudian dia menunduk dan mencium bibir Surya. Mereka berdua berpelukan erat dan saling membelai dengan penuh hasrat.

Lucia melepaskan ciumannya dari bibir Surya dan mengecup leher serta dada Surya. Diulurkannya kedua tangannya ke bawah, lalu melepaskan ikat pinggang Surya dan membuka kancing celananya. Kemudian dia mencium pusar Surya seraya menarik lepas celana panjang Surya dan melemparkannya ke lantai.

Lucia turun dari ranjang dan melepaskan kaitan rok pendeknya, kemudian meloloskan roknya melewati kedua kakinya dan membiarkannya teronggok di atas karpet. Kali ini waktu mereka tidak banyak. Mereka harus segera kembali ke rumah Lucia sebelum ibunda Lucia menelepon, menanyakan tentang titipan jeruk dan pisangnya.

💋💋💋

Eheemm ....
Lucia yang panas membara.
Kekasih yang sempurna bagi seorang laki-laki.
Cantik, karirnya bagus, dan pandai bermesraan.

Hubungan Lucia dan Surya sudah semakin serius.
Orang tua mereka berdua sedang membicarakan tentang rencana pertunangan mereka.

Agak membingungkan, ya.
Bagaimana bisa nantinya Surya dan Wulan akhirnya bisa bersama.
Sedangkan Surya dan Lucia akan bertunangan sebentar lagi.

Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku

Terima kasih.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang