Aku bahagia berada di dekatmu.
Aku bahagia berada dalam pelukanmu.
Aku bahagia saat berciuman denganmu.Minggu Malam
💙
"Nanti aku kirim file-nya lewat email aja, ya, mas. Biar bisa dipelajari dulu," kata Wulan.
"Sip. Yang lengkap, ya. Price list, persyaratan yang harus dilengkapi, sekalian penjelasan programnya. Jadi nanti tinggal ku-forward ke Mbak Ruri."
"Iya. Abis sholat magrib aku kirim."
"Ya, udah, makasih, ya. Salam buat Tante Rena dan anak-anak."
"Oke."
Wulan meletakkan ponselnya di atas meja, lalu memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Sebentar lagi Rhino akan datang menjemputnya. Tadi Rhino sudah sampai di kos menjelang magrib jadi dia memutuskan menjemput Wulan selesai sholat saja.
Sekitar 15 menit kemudian, terdengar suara mobil Rhino memasuki halaman rumah Tante Rena. Wulan segera keluar untuk menyambut. Rhino tersenyum saat melihat Wulan yang berjalan mendekati mobilnya. Empat hari tidak berjumpa dengan Wulan, dia merasa sangat rindu. Rhino melangkah keluar dari mobil dan meraih tangan Wulan.
"Halo, Cinta," sapa Rhino, "Mau langsung pulang sekarang atau nanti?"
Rhino terlihat segar dan tampan.
"Sekarang aja, ya, No. Kita pamit dulu sama Tante dan Om."
Rhino mengangguk, kemudian duduk di kursi teras menunggu Wulan mengambil tasnya dari dalam kamar. Setelah itu, mereka berdua berpamitan dan segera masuk ke dalam mobil.
Rhino mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah Tante Rena. Hanya berjarak perjalanan sekitar 8-10 menit. Kota tempat mereka tinggal terbagi dalam dua wilayah ketinggian, daerah atas dan daerah bawah. Rumah kos dan kampus mereka, serta kantor Wulan berada di daerah bawah, di pusat kota. Rumah Tante Rena berada di daerah atas.
Rhino memarkir mobilnya di area kosong parkiran restoran, di ujung barisan. Kemudian meraih tangan kanan Wulan dan menciumnya.
"Aku kangen sama kamu," kata Rhino sambil menatap mesra.
Wulan tersenyum, kemudian mendekat ke arah Rhino dan melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Rhino. Disurukkannya wajah ke bawah dagu Rhino. Wulan ingin memeluk Rhino semenjak melihat Rhino turun dari mobil, di depan rumah Tante Rena.
Rhino mengulurkan tangan kanannya ke kepala Wulan dan membelai rambutnya. Dia merasa sangat bahagia. Meskipun Wulan tidak mengatakan rindu kepadanya, tetapi pelukan Wulan menyatakan kerinduannya.
Wulan mengangkat kepala dan menatap wajah Rhino. Kemudian mendekatkan wajahnya, mencium bibir Rhino dengan mesra. Ini kali kedua Wulan mencium Rhino. Mereka berdua berciuman selama beberapa menit dengan hangat dan lembut. Tidak panas membara seperti ciuman Wulan beberapa minggu yang lalu.
"Makasih, ya, Cinta," bisik Rhino sesaat setelah Wulan menarik bibirnya menjauh. Diciumnya kening Wulan.
"Turun, yuk," ajak Wulan seraya melonggarkan pelukannya dari tubuh Rhino.
Rhino mengangguk, lalu mematikan mesin mobilnya dan melangkah keluar mobil, menyusul Wulan yang sudah lebih dulu keluar.
Wulan berdiri di belakang mobil sambil memegang pagar besi pembatas dengan kedua tangannya. Memandang ke arah lampu-lampu yang berasal dari rumah-rumah dan gedung yang berada di bawah. Restoran yang mereka datangi ini terletak di tengah perbukitan dan memiliki pemandangan yang indah. Saat malam hari, pengunjung bisa memandang hamparan lampu-lampu kota sembari menikmati makanan yang mereka pesan.
Rhino menghampiri Wulan dan memeluk tubuh Wulan dari belakang. Wulan melepaskan pegangan tangannya dari pagar dan mengusap-usap lengan Rhino. Punggung Wulan terasa hangat, menempel erat di dada Rhino.
Rhino mendekatkan bibirnya ke telinga kanan Wulan dan berbisik,
"I love you, Cinta."Embusan napas Rhino terasa hangat di telinga Wulan. Wulan memejamkan mata, merasakan desiran di hatinya, merasa bahagia. Mereka berpelukan dalam diam.
Kesunyian dipecahkan oleh bunyi dering telepon dari ponsel yang berada di kantong celana Wulan. Wulan meraih ponselnya dan mengintip nama penelepon. Bintang.
Wulan segera menekan tombol untuk menolak panggilan dan mematikan ponselnya. Dia baru ingat bahwa dia tadi berjanji untuk mengirim email kepada Bintang selepas magrib, tetapi lupa belum dia lakukan. Biarlah akan dikirim nanti setelah sampai di kos, pikir Wulan. Dia masih ingin menikmati pelukan Rhino dengan tenang. Dikantonginya kembali ponselnya, lalu kembali memeluk lengan Rhino erat-erat.
Rhino terdiam dengan pikiran yang berkecamuk. Dia sempat melihat nama penelepon di layar ponsel Wulan sebelum Wulan mematikan ponselnya. Jadi Bintang masih sering menghubungi Wulan. Apa yang mereka bicarakan? Apakah Bintang masih menyukai Wulan? Apakah Wulan masih menyukai Bintang?
Tiba-tiba kebahagiaan yang memenuhi perasaan Rhino beberapa menit yang lalu berangsur memudar. Berganti dengan keraguan. Ragu akan perasaan dan kesetiaan Wulan kepadanya.
💋💋💋
Selalu sulit menjalin hubungan pertemanan dengan mantan di saat sedang menjalin hubungan dengan orang lain.
Akan selalu muncul kecurigaan dan keraguan.
Saat ini Rhino mulai meragukan tentang perasaan dan kesetiaan Wulan.Lalu bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘25/06/2020 (15.00)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romance💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...