67. Kata Cinta Sudah Berada Di Ujung Bibirku.

216 9 1
                                    

Aku tahu bahwa aku cinta kepadamu.
Kata cinta sudah berada di ujung bibirku.
Akan kuucapkan untuk pertama kalinya.
Kepadamu.

Kamis Siang Menjelang Sore

💔

"Jadi udah lengkap, ya, semua syaratnya," kata Wulan sambil memasukkan buku paspor Reva, Lora dan kedua orang tuanya ke dalam folder di atas mejanya.  Salinan rekening dan halaman terakhir buku tabungan ayah Reva dan Lora, dia selipkan ke dalam tumpukan paling bawah folder.

"Jadwal wawancara visanya aku kirim ke Mas Bintang dan Mbak Ruri, ya. Agar bisa saling mengingatkan." Wulan meraih ponselnya dari laci meja dan mengirimkan file yang dia sebutkan.

Bintang mengulurkan tangannya ke dalam kantong celana, kemudian teringat bahwa dia meninggalkan ponselnya di mobil, masih tersambung dengan kabel charger.

"Hapeku ternyata di mobil. Aku ambil dulu bentar, ya."

Wulan mengangguk dan melanjutkan perbincangannya dengan Ruri, kakak ipar Bintang. Reva dan Lora adalah anak Ruri. Mereka akan mengikuti program homestay yang diadakan kantor Wulan saat liburan sekolah beberapa bulan yang akan datang. Kebetulan minggu ini Bintang sedang cuti, jadi dia mengajukan diri untuk mengantar ke kantor Wulan. Mengantar sekaligus kesempatan agar bisa berjumpa dengan Wulan.

Saat ini hampir pukul 14.30. Sebentar lagi kelas Rhino akan dimulai. Rhino mengendarai mobilnya memasuki parkiran kantor Wulan. Saat menyusuri lorong parkir menuju area parkir belakang, Rhino melihat sosok Bintang sedang berjalan cepat menuju ke sebuah mobil. Mobil yang kemarin Rhino duga sebagai mobil Bintang dan ternyata dugaannya memang benar. Karena saat ini Bintang sudah berdiri di samping mobil itu dan membuka pintunya.

Perasaan Rhino saat ini bergemuruh oleh rasa cemburu dan marah, bercampur dengan rasa pedih dan sakit hati. Dia parkir mobilnya di tempat biasa, di seberang jendela ruangan kantor Wulan yang gelap. Rhino tidak bisa melihat isi ruangan Wulan dari luar, tetapi Wulan bisa melihat ke luar jendela dengan jelas.

Wulan menoleh ke arah jendela. Biasanya hari Kamis sekitar pukul 14.30, Rhino datang dan parkir di seberang jendelanya. Tepat dugaan Wulan. Mobil Rhino baru saja berhenti dan dia keluar dari mobil, lalu berjalan pelan menuju kelasnya. Hati Wulan berdesir bahagia dengan melihat Rhino sekilas saja. 1,5 jam lagi kelas Rhino dan jam kerja Wulan akan berakhir, lalu mereka akan pulang bersama.

Tadi malam setelah Rhino menjemput Wulan pulang kuliah, sikap Rhino masih terasa canggung. Ketika Wulan memeluk Rhino dengan erat, Rhino tidak menciumnya seperti yang biasa dilakukannya. Ketika mereka berpisah dan Wulan hendak turun dari mobil, Rhino juga tidak membisikkan kata cinta seperti biasanya.

Apakah Rhino bosan menyatakan cinta kepadanya, sedangkan Wulan tidak pernah membalas ucapan cintanya? Wulan belum pernah menyatakan cinta kepada seorang lelaki. Bahkan kepada Bintang yang sudah berpacaran bertahun-tahun dengannya, Wulan belum pernah mengatakan kata cinta.

Rasanya sulit menyebut kata itu keluar dari mulutnya. Bagi Wulan, tindakannya sudah cukup menyatakan semua perasaan cintanya. Selama ini, hal itu cukup bagi Bintang, tetapi mungkin bagi Rhino belum cukup. Wulan bertekad akan mengatakan kata cinta untuk pertama kalinya nanti malam kepada Rhino. Saat memikirkan hal itu Wulan merasa tersipu, lalu mengalihkan pikirannya kembali ke berkas-berkas di mejanya, yang sedang dibaca dan ditandatangani oleh Ruri.

💔💔

Pukul 21.35. Rhino menghentikan mobilnya di tempat parkirnya yang biasa, di bawah pohon akasia depan pagar rumah kos Wulan. Suasana di dalam mobil terasa hening. Tidak ada percakapan yang terjadi sejak Wulan masuk ke dalam mobil dari parkiran kampusnya.

Kepala mereka berdua penuh dengan pemikiran yang isinya sangat bertolak belakang. Wulan memikirkan perasaan cintanya yang meluap-luap, yang akan dia nyatakan dalam kata cinta. Rhino memikirkan sakit hati dan cintanya kepada Wulan. Saat memikirkan tentang Bintang yang mungkin saja bermesraan dengan Wulan di belakangnya, Rhino merasa sakit hati. Akan tetapi, saat memikirkan tentang kebahagiaan Wulan, Rhino merasa cintanya yang tulus kepada Wulan.

Rhino menyadari bahwa dia tidaklah sempurna. Dia tidak cukup baik untuk Wulan. Dia menganggap Bintang lebih segalanya dari dia, dari usianya, dari kemandiriannya, dan mungkin saja cinta Bintang kepada Wulan lebih besar daripada cinta Rhino. Kenyataannya, hingga sekarang Bintang masih mendekati Wulan dan berharap Wulan kembali kepadanya. Dan rasanya ayah Wulan lebih menyukai Bintang dibandingkan Rhino.

Rhino ingin memiliki Wulan untuk dirinya sendiri. Namun, jika Wulan bertahan dengan Rhino, artinya Rhino egois, hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri. Wulan harus menunggu bertahun-tahun hingga Rhino mandiri dan usia Rhino cukup dewasa. Orang tua Rhino pasti juga ingin Rhino mandiri dan sukses sebelum menjalani hubungan yang serius dengan seorang perempuan.

Semenjak sore hingga malam ini, benak Rhino berputar dan memikirkan tentang hubungannya dengan Wulan. Semakin lama hubungan ini dijalani, akan semakin berat melepaskan Wulan. Kenyataannya saat ini Wulan sudah menduakan dia dan sewaktu-waktu bisa saja meninggalkannya.

Wulan menatap Rhino yang tiba-tiba menoleh ke arahnya. Dia tersenyum dan mendekat ke arah Rhino, lalu memeluk Rhino erat-erat. Kata cinta sudah berada di ujung bibirnya, tetapi masih berat untuk terucap. Diangkatnya kepala dan memandang wajah Rhino, yang balas memandangnya dengan tatapan, yang anehnya terlihat sedih.

Wulan mendekatkan bibirnya ke bibir Rhino dan mengecupnya. Rhino tidak membalas kecupannya, tetapi mendorong tubuh Wulan menjauh dengan lembut.

Wulan memandang wajah Rhino dengan heran dan sedikit sakit hati. Mengapa Rhino mendorongnya menjauh?

"Maaf, ya, Wulan." Rhino menyebut nama Wulan, bukan Cinta.

"Aku rasa hubungan kita harus diakhiri saja," lanjut Rhino dengan pelan. Dengan sekuat tenaga dia menahan kesedihan yang dirasakannya agar Wulan tidak mengetahuinya.

Wulan tersentak. Matanya tiba-tiba terasa panas. Hatinya perih.

"Maksud kamu, kita putus?"

Rhino mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela agar tidak melihat wajah Wulan yang pasti akan membuatnya ingin berubah pikiran.

"Kamu udah bosan sama aku, No? Atau udah ada yang lain?"

Rhino sekali lagi mengangguk. Hatinya sangat pedih karena harus berbohong. Biarlah Wulan menganggap dia sudah tidak mencintai Wulan lagi. Rhino ingin mengakhiri hubungan secepatnya agar bisa segera melupakan Wulan, agar Wulan juga bisa segera melupakannya. Agar Wulan bisa melanjutkan hubungannya dengan Bintang dan berbahagia.

Entah apakah Rhino akan bisa bahagia juga jika melihat Wulan bahagia dengan Bintang? Rhino tidak tahu. Yang dia tahu, dia tidak cukup membuat Wulan bahagia. Karena jika Wulan bahagia dengannya, tentu tidak akan menduakannya dengan Bintang.

💋💋💋

Malam yang sangat menyedihkan.
Rhino dan Wulan sama-sama patah hati.

Rhino melepaskan Wulan agar Wulan bahagia.
Padahal Wulan hendak menyatakan cintanya kepada Rhino.

Akankah mereka kembali bersama, atau justru semakin jauh terpisah?

Ikuti terus episodenya ya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terimakasih udah mampir dan membaca.
Love love love
😘

30/06/2020   (15.00)

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang