28. Haruskah Kucabut Paksa Cinta Yang Mulai Tumbuh Di Hatiku

250 6 4
                                    

Haruskah kucabut paksa
Cinta yang mulai tumbuh di hatiku?
Cinta yang kutujukan untuk kamu.
Hanya untukmu

💌 MINGGU KEEMPAT 💌

Hari Senin

💌

"Lan, beneran enggak apa-apa, nih?  Aku berangkat duluan?" tanya Tina kepada Wulan yang sedang membuka kotak nasinya.

Wulan tertawa.
"Iya ... enggak apa-apa. Yang penting sisain kursi aja, ya. Yang ujung."

"Ya udah kalau gitu. Aku berangkat dulu, ya," sahut Tina.

Wulan mengacungkan ibu jarinya ke arah Tina. Mulutnya penuh jadi dia tidak bisa menjawab. Tina tertawa dan melangkah menuju pintu kamar, kemudian membuka pintu dan keluar. Dilambaikannya tangan ke arah Wulan sebelum menutup kembali pintu kamarnya.

Wulan makan dengan santai. Masih pukul 18.15. Kalaupun nanti dosen masuk kelas tepat waktu pada pukul 18.30, Wulan hanya akan terlambat beberapa menit saja. Tina terburu-buru berangkat karena dia yang membawa hasil tugas kelompok mereka. Nanti tugas itu akan dikumpulkan pada jam pertama kuliah.

Tadi sore Wulan pulang kerja menumpang motor Eki. Kebetulan sore ini Eki sedang ada keperluan bertemu dengan Clark, salah satu guru di kantor Wulan. Mereka bergabung dalam satu grup band indie yang kadang manggung di beberapa kafe kecil di kota ini. Tadi Wulan minta diantar Eki mampir membeli sekotak nasi untuk dimakan saat buka puasa. Hari ini Wulan mulai puasa lagi. Mudah-mudahan untuk seterusnya dia bisa rutin puasa Senin dan Kamis lagi.

💌💌

Surya memarkir motornya bersebelahan dengan motor Ardian, lalu berjalan menuju kelas. Halaman kampus penuh dengan mahasiswa yang berjalan menuju kelas masing-masing. Terlihat Tina dan Ardian berjalan di depannya, hanya berjarak beberapa langkah. Wulan tidak terlihat. Surya mempercepat langkahnya agar bisa sejajar dengan mereka.

"Tin. Yan," sapa Surya kepada Tina dan Ardian. Mereka berdua serempak menjawab sapaan Surya.

"Wulan mana, Tin? Enggak kuliah?" tanya Surya ketika mereka bertiga sudah mencapai pintu kelas.

Mata Surya menatap seputar ruang kelas, mencari-cari sosok Wulan. Dia berharap Wulan sudah berangkat duluan dan sudah duduk di dalam, tetapi dia tidak melihat Wulan di kelas.

"Dia nanti menyusul. Sekarang lagi buka puasa," jawab Tina santai sambil duduk di salah satu kursi di deretan ketiga dari belakang. Satu deret kursi masih kosong jadi mereka bertiga bisa duduk bersama dan masih menyisakan kursi untuk Wulan.

"Wulan puasa apa, Tin?" Surya bertanya dengan sedikit heran. Paskah masih lama. Dan aturan puasa pantangnya juga tidak seperti puasanya umat muslim, yang buka puasa saat menjelang malam.

"Puasa Senin-Kamis. Anak itu rajin puasa," sahut Tina sambil mengeluarkan buku dan alat tulisnya, lalu menyusunnya di atas papan kursinya.

Hati Surya mencelos. Terkejut dengan jawaban Tina.
"Wulan muslim, ya, Tin?"

Tina berpaling ke arah Surya dengan ekspresi heran.
"Iya. Memang kenapa?"

"Tapi minggu lalu aku lihat dia ke gereja. Berdua sama temannya."

Tina terdiam beberapa saat, bingung dengan ucapan Surya.
"Masa, sih? Ntar kita tanya Wulan kalau udah datang ya," ujar Tina. Dia menjadi penasaran mendengar info dari Surya.

💌💌

Kuliah sudah berjalan sekitar 10 menit ketika Wulan muncul di ambang pintu kelas. Setelah meminta ijin dari dosen, Wulan berjalan menghampiri kursi kosong yang disisakan Tina untuknya, kursi di ujung deretan dekat jendela, bersebelahan dengan kursi Surya. Di sebelah Surya, ada Tina, Ardian, Lusi dan Dea.

Sesaat setelah Wulan duduk, Tina mengulurkan kepalanya ke arah Wulan dan berbisik, "Ssst ... Lan. Kata Surya, minggu lalu kamu ke gereja, ya?"

Wulan yang sedang mengeluarkan bukunya dari tas, menghentikan kegiatannya. Lalu menatap ke arah Tina dan Surya dengan heran.
"Iya. Kok, mas Surya tahu?"

"Aku selesai Misa lihat kamu sama temanmu, Lan," jawab Surya pelan.

Wulan tersenyum lebar.
"Oh ... Mas Surya misanya di sana juga, ya. Lihat aku, kok, enggak menyapa?"

Surya tidak menjawab, hanya tersenyum tipis.

"Kamu kenapa ikutan Misa?" tanya Tina yang masih penasaran. Wulan belum menjawab pertanyaannya yang itu.

"Ya, enggaklah, Tin ... hi-hi .... Aku, kan, cuma nungguin Riska di teras gereja. Dia yang Misa," sahut Wulan geli, "Kamu, kan, tahu, kalau Sabtu kami sering janjian makan di Pizza Hut. Kadang aku nemenin dia Misa."

"Oohhh ... Riska ... iya ... Iya ... Hi-hi-hi," sahut Tina sambil tertawa geli, menertawakan dugaannya yang ternyata salah.
"Tuh, Surya, Wulan cuma nungguin temannya."

Tina dan Wulan masih tertawa tertahan sambil menutup mulut mereka dengan telapak tangan. Surya tidak ikut tertawa bersama mereka. Pikirannya kosong. Ucapan Wulan dan Tina berputar-putar dalam benaknya. Wulan seorang muslim, berbeda keyakinan dengan dia. Selama 2,5 jam berikutnya, Surya hanya terdiam. Materi yang dijelaskan dosen hanya lewat di telinganya tanpa masuk ke pikirannya.

💌💌💌

Surya melangkah menaiki tangga menuju lantai 2. Diletakkannya tas kuliahnya di atas meja sebelah sofa, kemudian masuk ke kamar orang tuanya. Ibunya sedang berbaring di atas tempat tidur sambil membaca sebuah buku.

"Udah pulang, Nak." sapa ibu Surya dengan lembut.

Surya tidak menjawab.  Dia berbaring di sebelah ibunya, lalu melingkarkan lengannya ke perut ibunya dan menyurukkan kepalanya di pangkal lengan ibunya.

Ibu Surya melepas kaca mata bacanya dan meletakkan bukunya. Diusap-usapnya lengan Surya. Naluri keibuannya tahu bahwa saat ini Surya sedang merasakan kesedihan. Sepertinya rencana kepulangannya ke Surabaya esok hari harus ditunda. Pangkal lengannya terasa basah. Sepertinya Surya sedang menangis. Biarlah Surya melepaskan emosinya dengan bebas. Beliau tidak akan bertanya apa pun. Nanti ketika Surya sudah siap, dia pasti akan menceritakan semuanya.

💋💋💋

Duh.... Sedihnya.
Cinta yang baru tumbuh di hati Surya
harus segera dicabut paksa.

Surya baru saja tahu bahwa Wulan berbeda keyakinan dengan dia.

Haruskah dia tetap mengejar Wulan, yang jelas-jelas berbeda?
Atau ....
Menuruti kata ibunya, kembali kepada Lucia.

Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terimakasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang