53. Terima Saja Yang Mampu Kita Dapat.

204 9 0
                                    

Tidak semua yang kita inginkan
bisa kita dapatkan.
Terima saja yang mampu kita dapat.
Jalani dan cintai dengan sepenuh hati.

Sabtu Malam

💜

Malam ini kos Wulan sepi. Semua penghuni sedang berada di dalam kamar atau sudah meninggalkan rumah dengan pacar masing-masing. Padahal biasanya ada satu-dua penghuni rumah yang duduk mengobrol di teras rumah atau di dalam mobil yang terparkir di depan pagar.

Tadi Rhino datang ke kos Wulan sekitar pukul setengah tujuh. Dia mengobrol sebentar bersama Wulan dan beberapa teman kosnya, kemudian pamit ke masjid dekat kampus sebentar untuk sholat Isya. Biasanya dia pergi ke masjid hanya sekitar 15 menit, tapi kali ini dia pergi lebih dari setengah jam.

Ketika Rhino kembali ke kos, teman-teman Wulan berpamitan meninggalkan rumah dengan alasan masing-masing. Seingat Wulan, tadi Naya pamit akan pergi menonton bioskop. Weni pamit akan jalan-jalan ke mal. Rosita pamit makan malam. Yang lainnya, Wulan lupa alasannya.

Sejak Rhino datang, Wulan bersikap biasa meskipun dalam hati kesal. Hingga malam ini Rhino belum juga ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Wulan terbiasa memendam perasaan. Dia jarang memperlihatkan rasa kesal, sedih, marah, bahkan rasa cintanya kepada orang lain.

Semenjak ibunya meninggal saat dia masih remaja, Wulan terbiasa memikirkan dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan merasa kesal sebentar, lalu akan menyesuaikan diri dan menerima. Kemudian dia menjalaninya dengan ikhlas dan menganggap semua yang terjadi adalah takdir hidupnya. Dia sangat jarang curhat kepada orang lain kecuali permasalahannya sangat pelik, baru dia ceritakan kepada tantenya atau ayahnya. Namun, itu hal yang sangat jarang dia lakukan.

Sekarang sudah hampir pukul 8 malam. Rhino bangkit dari kursinya dan mendekati kursi Wulan. Kemudian berlutut di samping kanan kursi Wulan dan meletakkan kedua sikunya di pegangan kursi. Wulan menoleh ke arah Rhino yang tersenyum kepadanya dengan raut wajah ceria. Sepertinya malam ini suasana hati Rhino sedang bahagia, sangat kebalikan dengan suasana hati Wulan.

Rhino menyelipkan helai rambut Wulan yang menutupi pipi kanannya, ke belakang telinga. Kemudian mencium pipi Wulan dengan mesra.

"Kita pergi cari makan malam, yuk, Cinta," ajak Rhino.

Saat mereka sedang berdua saja Rhino selalu memanggil Wulan dengan sebutan Cinta. Tetapi jika mereka sedang bersama dengan teman mereka, Rhino memanggil Wulan dengan namanya.

Sebenarnya Wulan tidak merasa lapar. Rasa kesalnya yang dia pendam membuat perutnya terasa penuh dan tidak berselera untuk makan. Akan tetapi, Rhino pasti lapar. Wulan merasa kasihan kepada Rhino jika dia menolak ajakan makan malam. Akhirnya dia anggukkan kepalanya dan memaksakan diri untuk membalas senyuman Rhino.

Ucapan selamat ulang tahun tidaklah terlalu penting. Kasih sayang dan kebaikan Rhino lebih penting bagi Wulan. Toh, selama bertahun-tahun dia juga sudah terbiasa dengan Bintang yang selalu melupakan hari ulang tahunnya. Jadi hari ini hanyalah pengulangan kejadian tahun-tahun yang lalu. Bedanya, tahun-tahun sebelumnya Wulan sendirian di hari ulang tahunnya karena Bintang jauh di perantauan. Tahun ini, hari ulang tahunnya ditemani oleh Rhino.

💜💜

Pukul setengah tujuh malam. Ruang keluarga Lucia sudah diubah menjadi ruangan Misa. Perabotan berupa kursi, meja, dan lemari yang biasanya memenuhi ruangan itu, sekarang sudah dipindahkan keluar ke teras belakang.

Kursi-kursi sudah disusun rapi dalam barisan yang rapat. Empat baris di kiri dan empat baris di kanan yang dipisahkan lorong selebar sekitar satu meter. Nantinya keluarga Surya akan duduk di barisan sebelah kiri dan keluarga Lucia akan duduk di barisan sebelah kanan.

Di depan barisan kursi-kursi itu terdapat sebuah meja yang dialasi taplak putih. Terlihat salib, lilin, peralatan Misa lengkap, air suci, dan bunga di atas meja. Meja itu menjadi altar bagi pasangan yang akan bertunangan. Acara pertunangan Lucia dan Surya akan dilangsungkan pada pukul 8 malam.

Lucia sedang berdandan di kamarnya dan mempersiapkan dirinya agar tampil secantik mungkin di malam pertunangannya. Malam ini dia mengenakan sebuah gaun warna putih sepanjang lutut dari bahan tile berenda halus. Rambutnya yang sebatas bahu dia gulung ke atas membentuk sanggul kecil dan dihiasi dengan tusuk sanggul berbentuk bunga berwarna emas. Riasan wajahnya sempurna, lebih sempurna dari riasan hariannya.

Lucia meraih ponselnya dari atas meja rias, lalu menekan nomor kontak Surya.

"Beb," sapa Lucia ketika Surya menjawab panggilan teleponnya. "Nanti jam berapa berangkat ke sini?"

"Sebentar lagi, ya, Cia. Mungkin sekitar jam tujuh."

"Okey. I love you, Beb. You're the only one I love," ucap Lucia.

Di ujung sana Surya menjawab ucapan Lucia.
"I love You."

Surya menjawab bahwa dia mencintai Lucia. Hanya itu saja. Dia tidak mengatakan bahwa Lucia adalah satu-satunya yang dia cinta. Namun dia berjanji dalam hati akan berusaha menjadikan Lucia sebagai satu-satunya wanita yang dia cinta, dan melupakan yang lainnya.

💋💋💋

Malam ini suasana hati Rhino ceria dan bahagia.
Wulan masih merasa kesal, tetapi hanya dia pendam.
Sesuatu yang membuatnya kesal adalah hal kecil yang tidak penting.
Tidak sepenting cinta dan kebaikan Rhino selama ini kepadanya.

Lucia malam ini sedang bahagia karena akan bertunangan dengan pujaan hatinya.
Surya juga sepertinya bahagia dan mengatakan bahwa dia cinta Lucia.

Lalu, apakah kedua pasangan itu akan bahagia dan rukun selamanya?

Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.

Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘

Sayap-Sayap Patah #2  (Cinta Segi Lima 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang