Aku menyukai dirimu yang sekarang.
Perhatian dan lebih pengertian.
Mengingatkan aku kepada alasan,
Mengapa aku mencintaimu bertahun-tahun yang lalu.Minggu Pagi
💝
"Nanti berangkat ke bandara jam berapa, Beb?" tanya Lucia kepada Surya saat mereka duduk berdua di ayunan besi, di samping kolam renang.
"Jam setengah 4-an aja, ya. Kan, cuma 15 menit sampai," jawab Surya seraya menempelkan hidungnya di pelipis Lucia. Lengan kanannya melingkari bahu Lucia dan memeluknya erat.
"Udah disiapin semuanya? Mau kubantuin beres-beres?"
"Udah beres semua, kok, Cia. Kan, cuma masukin titipan mamaku buat mama kamu ke koper. Nanti malam dari bandara langsung kuantar ke rumahmu."
Kemarin Surya meninggalkan mobilnya di parkiran bandara agar memudahkannya saat pulang kembali ke rumah."Oke," jawab Lucia seraya mendekatkan bibirnya ke telinga Surya dan memainkan lidahnya di sana.
"Kita ketemu lagi kapan? Kamu yang pulang atau aku yang ke sini?" tanya Surya dengan sedikit menelengkan kepalanya. Dia merasa geli dengan sapuan lidah Lucia di telinganya.
"Karena sebulanan ini kerjaanku sering kutinggal mondar mandir, jadi dua minggu ke depan aku belum bisa gerak dulu, ya, Beb," sahut Lucia sambil mencium pipi kanan Surya. Biasanya mereka berjumpa paling sering dua kali dalam sebulan, tapi bulan ini mereka berjumpa setiap minggu.
"Dua minggu lagi aku usahain pulang, deh," lanjut Lucia lagi seraya menyodorkan bibirnya ke bibir Surya dan mengulumnya.
Surya tertawa sambil menjauhkan bibirnya. Lalu menolehkan wajahnya ke arah pintu dan kaca belakang rumahnya.
"Ssstt ... Entar ketahuan Mama Papa," bisik Surya dengan tawa yang ditahan.
Lucia tertawa.
"Ah ... Pasti Mama Papa juga tahu kalau kita sering ciuman kayak gini." Lucia kembali menyodorkan bibirnya ke bibir Surya.Surya meletakkan telunjuk tangan kirinya di bibir Lucia dan sedikit memundurkan wajahnya.
"Ha-ha-ha .... Makanya sering-sering pulang, ya, Cia. Nanti kita bisa ciuman sepuasnya di rumahku. Enggak ada yang ngintip."
Lucia cemberut. Bagi dia, tidak masalah mereka berciuman di belakang orang maupun di depan orang. Toh, orang-orang juga pasti tahu bahwa mereka berdua sering berciuman. Tidak mungkin, kan, pacaran bertahun-tahun tanpa bermesraan. Mengapa harus ditutup-tutupi?
💝💝
"Hai, Rhino," sapa Wulan dengan riang. Sekarang baru pukul 9 pagi, tetapi Rhino sudah meneleponnya dua kali. Tadi pagi sekitar pukul 6.30 Rhino sudah menelepon untuk menanyakan kabar dan acara Wulan hari ini.
"Rumahmu dari terminal Jombor ke arah mana, Lan?" tanya Rhino.
"Ke kiri. Ngikutin arah Ring Road menuju Monjali. Rumahku di perumahan sebelah monumen," jawab Wulan dengan sedikit heran, "Memangnya ada apa, No?"
Terdengar suara Rhino tertawa tertahan.
"Aku sekarang di seberang terminal Jombor."Wulan tertawa terbahak-bahak.
"Rhinooo ... Ngapain sampai sini? Berangkat jam berapa tadi?" seru Wulan dengan perasaan geli dan senang."Tadi pagi abis nelpon kamu langsung berangkat. Aku pengin jemput kamu sekalian jalan-jalan di Jogja. Katanya pantainya bagus-bagus. Temani, ya, Lan."
"Boleh. Mau ke pantai apa?"
"Terserah kamu aja. Yang penting jalan berdua sama kamu," sahut Rhino.
"Jadi aku nunggu di terminal, atau ke rumahmu, nih?" gurau Rhino.Wulan tertawa, kemudian memberikan arahan lokasi rumahnya kepada Rhino.
Sekitar 10 menit kemudian, mobil Rhino sudah terparkir di depan rumah Wulan. Wulan segera berlari keluar pagar dan menyambut kedatangan Rhino. Baru disadarinya, ternyata dia merindukan Rhino dan bahagia melihat Rhino datang ke Jogja.
"Ayuk masuk, No. Aku kenalin adikku." Wulan meraih lengan Rhino dan menariknya memasuki pintu rumah.
"Sa ... sini sebentar. Mbak Wulan kenalin sama .... " Wulan menghentikan ucapannya, ragu harus menyebut Rhino dengan sebutan pacar atau teman. Dia menoleh ke arah Rhino sambil tersenyum tersipu. Rhino tertawa pelan, memaklumi.
Sasa, adik bungsu Wulan keluar dari pintu kamarnya dan berjalan mendekati mereka berdua.
"Ini Mas Rhino yang minjemin buku-buku buat kamu." Wulan memperkenalkan Rhino kepada adiknya.
Sasa yang tahun ini genap berusia 17 tahun, menyodorkan tangannya sambil tersenyum-senyum. Oh, ini toh, pacar barunya Mbak Wulan, pikir Sasa. Ganteng juga ternyata.
"Temani Mas Rhino ngobrol dulu, ya, Sa. Mbak Wulan mau ambilin minum," kata Wulan kepada Sasa, "Duduk dulu, ya, No. Kutinggal bentar ke belakang, ya."
Rhino dan Sasa mengangguk hampir serempak. Kemudian mereka berdua duduk berhadapan di kursi ruang tamu, lalu mengobrol dengan akrab. Pembawaan Rhino yang ramah dan supel cocok dengan Sasa yang yang ceria. Wulan menyeduh sirup di dapur sambil mendengarkan obrolan mereka berdua.
Rumah Wulan hari ini sepi. Dua orang adik laki-laki Wulan sedang keluar rumah. Mereka berdua memang jarang betah di dalam rumah. Ayah Wulan belum pulang dari tugas luar kotanya. Jadi kali ini kedatangan Rhino hanya disambut oleh Sasa saja. Wulan sedikit bersyukur dengan hal ini. Dia belum siap memperkenalkan Rhino kepada ayahnya.
Setahu ayahnya, Wulan masih berpacaran dengan Bintang. Wulan belum bercerita bahwa dia sudah putus dengan Bintang sejak beberapa bulan yang lalu dan sekarang sudah punya pacar baru yang usianya jauh lebih muda darinya. Terus terang, Wulan belum siap untuk menjelaskan hal ini kepada ayahnya.
💋💋💋
Karakter Lucia asyik banget, ya.
Spontan dan sangat terbuka.
Serta tidak sungkan memperlihatkan kemesraan di depan umum.Rhino semakin jauh perjalanannya hingga ke rumah Wulan di Jogja.
Wulan semakin jauh perasaannya kepada Rhino.
Dia mulai merasakan rindu dan bahagia saat berjumpa dengan Rhino.Apakah perjalanan di beberapa tempat wisata dan pantai di Jogja akan semakin meningkatkan perasaan Wulan kepada Rhino?
Ikuti terus episodenya.
Silakan tekan bintang jika kamu menyukai tulisanku.Terimakasih sudah mampir dan membaca.
Love love love
😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Patah #2 (Cinta Segi Lima 18+)
Romance💜 Mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain dan memendam rasa diam-diam tanpa seorang pun tahu 💜 Cerita awal mula perkenalan Wulan dan Surya. WARNING (18+) Ada ADEGAN DEWASA di beberapa episodenya. Jadi yang MASIH DI BAWAH UMUR plea...