Sun

1.9K 203 20
                                    

by: Mayang

"800 METER!?" seru seluruh siswa, aku sendiri tertegun melihat hasil lemparan bolaku. "Padahal mirip-mirip Bakugou, tapi ternyata jauh lebih hebat!"

"Katanya ada siswi yang nilainya menyaingi nilai Bakugou waktu ujian masuk, jangan bilang... siswi itu dia?" ucap salah satu siswa berambut kuning. "Mana cakep, pula..."

"Mau kutusuk matamu?" ucap salah satu siswi sinis.

"Hmm," gumam Aizawa. "... baguslah kau bisa memanfaatkan apimu dengan benar dan tidak separah Midoriya. Ya sudah, tes lempar bola sudah selesai, ayo langsung menuju ke gedung olahraga untuk latihan fisik."

Saat semua siswa menuju ke gedung olahraga, aku merasakan ada sesuatu yang seolah-olah menusukku. Sambil berjalan, aku pun menoleh ke belakang dan melihat bahwa siswa terbaik di kelas kami—sejauh ini—Todoroki Shoto, tengah menatapku dengan tajam dan dingin.

Aku terdiam, U-Ukh, ini bukan karena Quirk apiku yang mirip punya ayahnya, kan!?

Masuk ke kelas A saja sudah susah setengah mati, aku mau cari-cari musuh juga di sekolah ini! Apalagi kalau musuhnya adalah Todoroki Shoto.

***

Mendadak Aizawa memberitahukan kami kalau kami akan pergi menuju ke sebuah tempat untuk melakukan latihan penyelamatan, dan oleh karena itulah kami akan melakukan sebuah perjalanan menggunakan bis.

Yang jadi masalah... karena saat masuk tadi kami disuruh membentuk barisan berdasarkan absen dan absenku paling belakang, saat aku masuk kursi yang tersisa adalah kursi yang ada di sebelah kirinya Todoroki.

Lelaki itu tidak terlalu mengindahkanku saat aku berdiri di samping kursinya. "U-Uh, Todoroki-san," panggilku sambil menunjuk bangku kosong itu. "Apa aku boleh duduk di sini? Soalnya—"

"Ini bukan bisku, terserah," jawab Todoroki dingin, maka aku pun duduk di sebelah lelaki itu. Selama perjalanan, semuanya mengobrol, tapi Todoroki adalah satu-satunya yang diam terus.

Jujur saja, itu membuatku benar-benar gak nyaman. Apalagi lelaki itu diam karena dia memelototiku dengan seram dan aku bisa merasakan aura dingin menyeramkan saat duduk di sebelahnya—padahal aku duduk di sisi kirinya.

"Uh, Todorki-san," panggilku lagi sambil menoleh ke arah lelaki itu. "Begini, tempo hari sepertinya aku gak begitu suka saat aku menggunakan Quirk-ku di saat tes hari pertama yang Aizawa-sensei adakan, apa kau—"

"Kau menyukai Endeavor?" potong Todoroki tajam.

Aku mengangguk, karena kurasa aku memang mestinya jujur, "Iya, ta-tapi—"

"Apimu dan lelaki itu sama," potong Todoroki lagi dengan dingin. "Itu menyebalkan, jangan bicara padaku."

Aku membeku, kemudian mengerjapkan mataku. "... ba-baiklah," gumamku pelan sambil menunduk. "Kalau itu membuatmu lebih nyaman."

"Ngomong-ngomong soal Quirk, Quirk (Name)-chan bagus juga, bukan!?" seru Mina secara mendadak, membuatku refleks mendongak. "Kalau katamu milik Midoriya mirip All Might, bukankah Quirk (Name) mirip Endeavor? Mereka cocok sekali, kan!?"

Kenapa diingetin, Minaa!? Aku memaksakan tersenyum. "Ti-Tidak, itu bukan begitu! La-Lagipula aku juga gak bisa mengontrol api yang aku keluarkan, jadi beda jauh dengan Endeavor!!"

"Jodoh itu, jodoh!" ucap Mina sambil tertawa, tidak mendengarkan pembelaanku.

"Murid-murid, duduk yang benar dan jangan berisik," gumam Aizawa menyelamatkanku.

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang