Your Presence

882 54 14
                                    

Mbaknya yang request —> PaNop2 <—
Berhubung Dabi terlalu cocok jadi biss dan takut setelah selesai cerita ini dia pindah dari Villain jadi pemeran disney, yaudah gajadi bikin cerita beauty and the biss ~Ma

Sama mo nunggu mukanya (Name) glow up sampe secantik Ajul dulu biar sesuai ma judul :v ~Mi
~~~~~~~~~~

"Akan kuserahkan yang di sana padamu," gumam Shigaraki padaku. "Sono bunuh yang bener. Jangan sampe kayak kemaren."

"Berisik, yang kemaren itu salah target makanya malah muka Dabi yang jadi korban, tahu," ucapku sambil tertawa pelan. "Tapi emang aku sengaja secara gak sengaja mengenai muka Dabi, sih..."

"Jahitan gue nambar gara-gara elo, dasar titisan setan-_-" gumam Dabi sinis, lelaki itu kemudian menoyolku dengan kesal. "Akan kubalas kau nanti... awas saja saat kau tidur, akan kucoret-coret mukamu pake pisonya Toga..."

"Dabi mau aku mati, yah?" ucapku sambil tertawa pelan. "... yah, tapi jangan khawatir, kali ini aku akan serius dan akan membunuh Hero itu dalam waktu satu... dua... nah, selesai!"

"Untunglah kali ini gak mengacau..." gumam Shigarak sambil lalu. "Sekarang ayo lanjut ke tahap selanjutnya..."

"Hebat kan, Quirk-ku ini, Dabi?" ucapku sambil tersenyum tipis. "[Cremation] milikmu saja kalah denganku, lho..."

"Jangan bacot terus, mana ngeremehin orang lain, pula," gumam Dabi jelas kesel karena aku benar, lelaki itu kemudian mengacak rambutku. "... heh, tapi walau kau menang dariku dalam entah berapa juta hal... setidaknya aku sudah memenangkan dirimu dan meyakinkan bahwa kau itu milikku, (Name)..."

Aku mendengus pelan dengan jawaban Dabi. "Rasa percaya dirimu yang tinggi itu nampaknya memang membuatku tertarik waktu itu..." gumam sang gadis. "... hmph, tapi anehnya aku masih gak paham lho, alasanku bisa jatuh cinta padamu, Dabi~"

"Aku sendiri gak paham kenapa aku bisa menerima cewek gila plus sinting miring kayak kau," gumam Dabi rada sinis, tapi ia lalu mendengus pelan. "... tapi pastinya itu adalah alasan yang sama gila dan anehnya dengan dirimu, sih... dasar aneh dan menyebalkan."

"Lihat siapa yang bicara," gumamku sambil tertawa kecil lagi. "Sudahlah, ayo lanjutkan misi ini dan lanjutkan saja saat kita sudah sampai di kamarmu—maksudnya di markas!"

***

"(Name), gue traktir popes, nih!" ancam Jin ngajak gelud kayaknya. "Atau enggak gue traktir Po*mie juga nih, kalau gak mau terima! Cepat terima atau akan kubelikan es krim, kau!"

"Kau coba mengancam atau menyogokku dengan makanan, sih?" tanyaku pada lelaki itu. "Dabi, temenmu urusin nih, biar gak ribut sendiri!"

"Urus aja sendiri," gumam Dabi males. "... kalian jangan berisik terus deh, masih subuh ini, oi-_-"

"Ya shalat dong, Kafir," gumamku.

"Sesama kafir dilarang membully!!" seru Jin sambil berdiri di tengah-tengah kami, Dabi yang lagi galau plus pegel-pegel itu pun diem aja dan mengabaikanku juga Jin. "... oi, Dabi! Lagi ada masalah, yah?! Ngutang sama siapa, kamu!? Mukanya kenapa ditekuk gitu, haah!?"

"Diam..." gumam Dabi pelan, lelaki itu kemudian meneguk minyak dengan muka galau. "... urus saja dirimu sendiri."

Aku diam menatap Dabi selama beberapa saat, kemudian perlahan mendekat ke arah lelaki itu dan meletakan kedua tanganku di bahu sang lelaki, membuat Dabi agak menegang sesaat. "... mau kupatahin tulang atau kupijitin bahumu?" tanyaku tepat di telinga Dabi dengan lembut. "Pilih."

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang