I'll Be Here

1.6K 135 14
                                    

by: Parkie

"Tugas Hero adalah menyelamatkan orang lain, tapi aku merasa gagal menjadi Hero saat aku sadar bahwa apa yang membuatku menyelamatkanmu bukanlah kewajiban melainkan perasaan... apa aku salah karena mencintaimu?"

"... Izuku, kau tidak apa-apa?" tanya (Name) khawatir sambil mengulurkan tangannya ke arah Midoriya. "Kacchan, apa yang sudah kau lakukan padanya!?"

"Dia lemah, jadi wajar saja jadinya begitu!" ejek Bakugou. "Lagipula Deku sama sekali tidak memiliki Quirk, kenapa kau masih saja memihaknya!?"

"Ini bukan masalah Quirk!" ucap sang gadis pada lawan bicaranya. "Tapi Izuku tidak pantas dibeginikan!"

"Ukh! Itu terserah padaku, kan!?"

"Tentu saja tidak! Aku—"

"(Na-Name)... a-aku baik saja..." ucap Midoriya berbohong. "... ti-tidak apa-apa."

"Izuku..." ucap (Name) pelan, gadis itu kemudian membantu Midoriya berdiri. "Kacchan, berhentilah memukuli Izuku tanpa alasan, atau aku tidak akan melepaskanmu!!"

"Tch, sesukamu lah," ucap Bakugou sambil berbalik dan berjalan pergi begitu saja.

"... maaf aku gak cukup kuat untuk membela diriku dan selalu saja merepotkanmu," ucap Izuku pelan, gadis yang diajak bicara pun malah tertawa kecil.

"Tenang saja, Izuku," ucap sang gadis. "Aku pasti akan selalu ada dan mendukungmu apapun keadaannya..."

(Name), Midoriya, dan Bakugou adalah teman dari kecil. Dan bahkan setelah Bakugou menjauh dari keduanya, (Name) tetap saja menjaga Midoriya dengan semua kekuatannya.

Tapi... entah kenapa, Midoriya merasa bahwa (Name) perlahan juga menjauh darinya...

***

"... Bakugou," ucap wali kelasku itu. "Kalau tidak salah, kau ingin masuk Akademi Yuuei, ya?"

Seluruh kelas langsung membeku, kemudian semuanya langsung ribut soal keputusan Bakugou untuk masuk SMA yang kemungkinan diterimanya sangat-sangat tipis.

"Akan aku lampaui All Might dan aku akan jadi Hero terhebat!!" seru Bakugou penuh keyakinan. "Dan akan kuukir namamku di peringkat orang tersukses di dunia!!"

Aku mendengus kesal, tepat saat wali kelas kembali melanjutnya. "Ah," ucapnya pelan. "Omong-omong, Midoriya juga mau masuk Yuuei, yah?"

Semuanya kembali membeku, kemudian kali ini mencaci maki dan mengatai Midoriya. Orang yang tidak memiliki Quirk seperti Midoriya bisa apa? Aku yakin itulah yang tengah mereka pikirkan.

"... tapi di sisi lain," ucap wali kelas kami itu. "Peringkat satu kelas kita... juga nampaknya tertarik untuk masuk SMA yang sama."

Kali ini kesunyiannya berlangsung sangat lama. Aku mendesah dan mengangkat satu tanganku, "Sensei, kita lanjutkan saja pelajarannya. Aku bosan membicarakan mimpi saja, lebih baik kalian buktikan besok... siapa yang akan masuk Yuuei sungguhan."

"Oy! Kau menantangku!?" seru Bakugou kesal.

"Tidak," jawabku singkat. "Aku cuman ingin lihat siapa yang terbaik nanti."

"Tch! Kau—"

"Ba-Baiklah! Mari kita lanjutkan kelas, Anak-Anak!" potong wali kelas kami.

***

"Se-Selamat pagi, (Name)-san!" sapa Midoriya saat aku baru saja sampai di area tempat ujian masuk Yuuei akan dilaksanakan. "... semoga hari ini kita bisa berjuang dengan baik—"

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang