Snow Putih 2

582 68 64
                                    

Masih Snow Putih, maaf jadi twoshoot :( ~Ma

Maaf malah keterusan bikin beginian, soalnya pas kita cek lagi ternyata udah terlalu banyak buat dijadiin satu bab doang ~P
~~~~~~~~~~~~~~~~

"... oi," panggil Aizawa saat malam sudah tiba, bukannya diam di dalam rumah, (Name) justru malah duduk di depan rumah sambil mendongak menatap tebing. "Tidurlah, ini sudah malam... gaki."

"Ahaha, kau mengingatkanku akan seseorang, deh!" (Name) justru tertawa pelan. "Walau agak kasar, dia sangat peduli padaku... haah, baru sehari kami berpisah, tapi aku sudah sangat merindukan Nii-san!"

Saat menyebut kata 'nii-san' itu, (Name) langsung saja menunduk dan mengusap matanya, Aizawa sadar sang gadis tengah menangis.

"... oi," panggil lelaki itu sekali lagi, mendadak tangan hangat seorang lelaki menepuk bahu (Name), membuat sang gadis agak terkejut dan refleks menoleh. "Aku paham kau sangat rindu mereka, tapi menangis gak akan membantu... kita akan temukan cara membawamu pulang... aku janji."

Gadis itu masih saja membeku, kemudian mendadak berdiri dan berjalan mundur, "A-A-Aizawa!? Itu kau!?"

"Haah? Tentu saja iya!" ucap sesosok lelaki yang berambut hitam panjang sambil melipat lengannya dengan kesal. "... heh, kau terpesoa pada ketampanan sosok manusiaku, yah?"

"A-A-Apa?!" seru (Name). "Kau bukannya kurcaci!?"

"Ya, kami memang kurcaci..." ucap Aizawa pelan. "... tapi kami bisa berubah menjadi manusia pada saat-saat tertentu, dan aku—sialnya—hanya bisa berubah jadi manusia saat malam. Aku gak tahu apa gunanya berubah jadi manusia pas malam hari juga, sih..."

(Name) masih saja terdiam saat Aizawa perlahan berjalan mendekat ke arahnya, Aizawa sudah jauh lebih tinggi darinya dalam wujud manusia itu...

"Dan kau tahu satu hal? Kurcaci gak pernah melanggar janjinya..." ucap Aizawa, dia kemudian mengamit tangan (Name) dan menatap langsung ke mata indah sang gadis. "... dan aku berjanji akan membawamu pulang ke rumahmu... (Name)..."

Aizawa kemudian mengecup punggung tangan (Name), membuat sang gadis dramanya kambuh.

DEG!

"Apakah ini... yang namanya pengen nampol mas-mas pedho tapi takut dosa?"

"Heh!"

"Canda, canda!" ucap (Name) buru-buru, sang gadis kemudian tersenyum lebar. "... aku percaya padamu kok, Aizawa... walau gak bisa pulang dan aku rindu pada Bakugou pun... aku sebenarnya senang bsia berada di sini, karena kalian sangat baik padaku!"

"... hum..." gumam Aizawa pelan. "... dan apa kau tahu satu hal lain, (Name)? Kami hanya bisa berubah di saat tertentu saja, kecuali... kalau suatu hari kami bertemu dengan 'cinta sejati' kami dan mencium bibir mereka... maka kami bisa kembali menjadi manusia normal..."

"... eh?"

"Yah, dan aku berharap..." Aizawa tersenyum kecil sambil berbalik dan masuk kembali ke dalam pondok. Dia lalu berbisik kelewat pelan. "... orang itu adalah kau..."

***

"... cermin, cermin di tanganku!" ucap Yaoyorozu. "Siapakah yang paling syantik di dunia ini!? Lu jawab Gentaro Yumeno, gue pecahin lu-_-"

Cermin itu menampilkan kabut... kemudian perlahan munculah mukanya (Name).

"APAAA!?" Yaoyorozu ketularan dramanya (Name). "Tapi dia sudah mati! Aku sudah menyuruh Izuku Midoriya untuk membunuhnya!"

"... Izuku Midoriya sudah melemparkannya ke jurang..." sebuah suara terdengar dari cermin di tangan Yaoyorozu. "Tapi dia masih hidup—"

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang