Contract

1K 61 11
                                    

Mbaknya yang request —> babyeaj <—
Telat akibat semalem nanem dulu :)

PERINGATAN! Mengandung unsur 🍋🍋🍋 yang masih presh, baru dipetik tadi :)
~~~~~~~~~~~

"A-Apa itu sungguhan? Quirk milikmu itu sungguhan bisa mengambulkan satu keinginan terdalam dari orang-orang!?" tanya Kaminari padaku saat kami sedang dalam perjalanan menuju ke kantin sekolahan.

"Tentu saja," ucapku sambil tersenyum tipis. "Dengan memberikanku salah satu kemampuan yang kau miliki, aku akan bisa mengabulkan apapun yang bisa kau harapkan di dunia ini. Yang perlu kau lakukan cuman menandatangani kontrak ini dan harapanmu akan jadi harapan dalam sekejap saja... yah, selama bayarannya pantas, sih."

"... kalau aku tertarik, bayaran apa yang harus aku bayar?"

"Ringan saja, kok," ucapku sambil menunjukan perkamen yang agak tua berwarna keemasan sambil tersenyum kecil. "Kau hanya perlu menyerahkan Quirk-mu kepadaku."

"E-Eh!? Quirk-ku?! Tapi kalau kuserahkan padamu... bagaimana aku akan bisa menjadi Hero?!"

Melihat Kaminari yang agak ragu, aku mendesah pelan. "... sayang sekali, yah," ucapku pelan. "... haah, padahal ini kesempatan yang sangat langka, malah mungkin hanya akan muncul sekali dalam hidupmu. Kapan lagi kau akan bisa membuat harapan terdalam dan yang paling kau inginkan jadi kenyataan? Tapi bagimu itu kehamalan, yah? Hmm, aku ada penawaran yang lebih gampang sih, kau hanya perlu menjalankan perintahku selam waktu yang ditentukan saja."

"... maksudmu...?"

"Ada beberapa siswa yang tidak bisa membayarku yang telah memenuhi keinginan terdalam mereka, makanya mereka menawarkan 'jasa' mereka padaku dan kujadikan babu. Tenang saja, waktunya akan sepadan dengan permintaanmu, kok. Kalau kau minta hal yang kecil, paling cuman beberapa jam saja."

"Tapi... kalau permintaannya cukup besar?"

Pertanyaan Kaminari hanya kubalas dengan tawa pelan saja. "Ah, aku paham ini adalah keputusan yang sulit, kok," ucapku pada lelaki itu sambil tersenyum kecil. "Akan kuberikan kau waktu untuk memikirkannya. Toh, bagaimanapun, ini hanya akan terjadi sekali dalam kehidupanmu, jadi pasti kau gak bisa memutuskan dengan gampang, bukan?"

Lelaki itu terdiam dan terpaku menatap wajahku saja selama beberapa saat, dan entah kenapa sebuah rona tipis muncul di wajahnya.

"... yah, aku akan memberikanmu waktu, kok. Baiklah, sampai nanti, Kaminari..." ucapku, aku lalu berbalik dan berjalan pergi meninggalkan lelaki itu, tapi belum sampai beberapa langkah, lelaki itu meraih tanganku dan menahannya.

"Tunggu!" ucap lelaki itu."... apa yang mesti aku lakukan...?"

Dalam keadaan masih memunggungi lelaki itu, aku menyeringai. "... simpel, kok," jawabku sambil tersenyum tipis seperti biasa dan menoleh ke arahnya dan menyodorkan pulpen serta perkamen tadi. "... silahkan tandatangani di sini. Begitu masa pengabdianmu selesai, harapanmu akan segera menjadi kenyataan, aku janji."

***

"... kau suka sekali makanan yang manis yah, (Name)-san?" tanya Kaminari padaku, aku pun hanya membalas dengan tersenyum tipis saja. "Gak heran sih, mukamu manis banget kayak apa yang kau makan selama ini."

"Kalau begitu, mestinya kau yang selama ini melihatnya sudah diabetes, dong," balasku sambil memasukan permen loli punya Ramda ke dalam mulutku. "... lagian permen dan makanan manis lainnya yang kumakan ini jumlahnya sudah lebih dari batas wajar lho, kalau memang ngaruh ke wajahku bukankah semestinya kau sudah mengerubungiku karena sikapmu yang bagai semut yang akan menerjang apapun yang manis huh, Playboy?"

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang