Don't Forget

1.5K 117 15
                                    

by: Parkie

"Walau kau melupakanku, setidaknya jangan lupakan kenangan kita. Karena bagiku waktu-waktu yang kuhabiskan bersamamu jauh lebih berarti dari keberadaanku sendiri."

"... (Name)-chan, (Name)-chan!" panggil Midoriya, aku pun menoleh ke arah lelaki yang kelihatan semangat setengah mati sambil menyodorkan gambar yang baru saja ia buat. "Tolong tunjukan Quirk-mu lagi, dong!" 

"Izuku-kun, Quirk itu bukan untuk main-main," ucapku sambil tersenyum tipis. "Haah, tapi apa boleh buat? Baiklah."

Aku kemudian mengambil gambar yang baru saja Midoriya buat itu, gambar kebakaran entah dimana. Selera Izuku-kun gelap juga... ucapku dalam hati sambil menyentuh gambar itu dan mengalirkan sedikit Quirk-ku ke dalam gambar.

Sontak api yang ada di dalam gambar mulai bergerak-gerak seperti api sungguhan, bahkan aku bisa mendengar bunyinya dan merasa panas dari sana, seperti api unggun saja. Tapi hal itu gak berjalan lama, setelah beberapa saat kertas pun terbakar habis karena api di dalam gambar menjadi api sungguhan.

"Lain kali jangan lagi yah, Izuku-kun..." ucapku sambil mendesah pelan. "... tapi sepertinya kau suka sekali melihatku melakukannya. Itu membuatku senang..."

"Tentu saja! Aku yakin (Name)-chan bisa menjadi Hero yang hebat dengan Quirk seperti itu!!"

Aku terdiam sejenak menatap Midoriya yang usianya dua tahu lebih muda dariku. ... untuk menjadi Hero, hal seperti ini saja tidak akan cukup, Izuku-kun... aku berucap dalam hati, kemudian tersenyum dan mengusap kepala Midoriya. Tapi aku senang jika bisa menjadi Hero-mu setidaknya untuk saat ini...

***

"... hei, (Name)," panggil Tamaki pelan, membuatku menoleh ke arahnya. Lelaki itu nampak ragu sejenak. "Uh... ah... anu... em... a-apa... k-kau... um... ah! Aku memang gak akan bisa bicara dengan orang!"

Tamaki kemudian mojok, sementara aku hanya diam saja. "... u-ukh, maafkan aku," gumamku pelan sambil menunduk. "Ka-Kalau saja aku gak duduk di sini, kau pasti gak akan perlu bicara padaku, dan kalau kau gak bicara padaku, kau gak akan merasa down begini. Maafkan aku karena membuatmu down! Aku memang payah, maafkan aku!"

"Tidak... aku yang salah..." gumam Tamaki. "... kau menyalahkan dirimu gara-gara aku, maafkan aku. Andaikan aku gak bicara denganmu, maka kau gak akan mereka bersalah. Aku benar-benar minta maaf!"

"Akh! Kalau saja aku gak minta maaf, kau pasti gak perlu merasa bersalah begini! Aku minta maaf, Tamaki!"

"Karena kau minta maaf, aku jadi—"

"Hai, hai, kalian berduaaa!!" seru Mirio sambil meluncur. "Selamat pagi, Duo Penggumam! Kenapa pagi-pagi begini sudah asik bergumam saja, sih!?"

Aku dan Tamaki menatap Mirio sinis, "... tsumaranai."

"Ahaha! Garing yah!? Maaf!" seru Mirio sambil tertawa. "Omong-omong, sedang apa kalian di sini!?"

"Aku sedang mencarimu," ucap Tamaki pelan. "Dan mendadak aku bertemu (Name), kemudian aku tanya, tapi aku malah gak bisa bicara dengannya dan itu membuat (Name) down. Ini salahku... maaf... maaf..."

"Jangan murung terus dong, Tamakii!!" seru Mirio sambil tersenyum lebar. "Hari ini kita berempat kan, akan 'mengajar' di kelas 1-A! Jadi ayo berjuang dan semangaat!!"

Aku diam sejenak. "Berempat," ulangku. "... huuh... aku ini hanya bayangan, abaikan saja aku. Kalian pergi bertiga juga pasti gak akan ada yang sadar kalau ada yang kurang. Apalagi kemarin Aizawa-sensei bilang: 'Togata, Amajiki, Hado, aku mengandalkan kalian dan juga teman kalian. Jangan membuatku kecewa...' dia bahkan gak tahu namaku..."

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang