Freedom

1.5K 127 23
                                    

Mbaknya yang request 👉syifawotakukawaii 👈

Maaf kalau gak sesuai ekspektasi, Mikkun masih dalam proses move on dari Jin dan Mayang ingin membantu ✌️
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"... hm, kau sangat menyukai Endeavor, huh?" tanyaku pada sosok yang lagi sibuk naik-naikin kakinya ke atas meja.

"Iya, soalnya sekali aku pernah diselamatkan olehnya," balas Takami seadanya. "Memangnya kenapa?"

Aku terdiam sejenak, "... tidak, hanya saja adikku gak begitu menyukai Endeavor, entah bagaimana pendapatkan soal fans Endeavor."

"... hmm, kalau begitu akan sulit, dong," ucap Takami dengan wajah berpikir yang dibuat-buat—karena aku tahu betul dia gak suka mikir keras begitu.

"Sulit?" ulangku. "Sulit bagaimana...?"

"Iyaah..." lelaki itu menurunkan kakinya dari atas meja dan tersenyum padaku. "Akan sulit untuk minta restu pada calon adik iparku nanti!"

"... apasih, Burung," gumamku pelan.

"Eeh, walau kau mengataiku begitu, ada satu hal yang spesial soal burung, lho," ucap Takami masih saja tersenyum. "Selain memiliki sayap kebebasan, mereka juga hanya memiliki satu pasangan selama seumur hidup mereka... bukankah itu hebat?"

Aku hanya diam saja dan gak menanggapi, ketika mendadak lelaki itu berdiri dan dengan kecepatannya tahu-tahu sudah ada di depanku dan mengamit tanganku dengan senyumnya yang ngeselin gimana gitu.

"... dan kalau aku memang burung, aku ingin pasangan sekali seumur hidupku adalah kamu, (Name)."

"... oh," ucapku pelan. "... akunya gak mau."

"Jual mahal amat, sih," ucap Takami sambil tertawa pelan, dia kemudian mengecup punggung tanganku. "... tapi gak masalah, aku akan menunggumu..."

Jangan sok romantis, dasar burung... ucapku dalam hati, kemudian mengangguk saja dan perlahan berbalik dan meninggalkan tempat lelaki itu untuk patroli lagi. ... karena aku gak mau kalah dalam permainan ini, lho~

***

"... kenapa Hero gak boleh memiliki waktu luang, siih? Aku mau istirahat saja," gumam Takami saat aku dan lelaki itu sudah selesai mengurus TKP, membuatku menatapnya sinis. "Tapi... aku mengakhirinya dengan cepat, jadi jangan khawatir."

"... aku sama sekali gak paham motivasimu jadi Hero, Hawks," gumamku pelan, kemudian menunduk sedikit. "Jika Hero mendapatkan waktu istirahat terlalu banyak, bukankah itu gak akan membedakan Hero dengan pekerja senggang lainnya...?"

"Nampaknya kau gak begitu paham soal idealogiku," ucap Takami sambil tersenyum padaku. "Aku ingin mewujudkan dunia dimana para Hero akan memiliki waktu untuk dihabiskan dengan normal! Bukankah dunia seperti itu adalah dunia yang damai...?"

"... itu ideologi pemalas," gumamku sambil mendengus. "Justru dengan kehadiran Villain, maka Hero pun ada! Walau bukan berarti aku mendukung mereka, jujur saja aku agak menyukai Villain!"

"... begitukah?" Takami hanya tersenyum kecil saat aku mengatakannya, lelaki itu kemudian melakukan peregangan singkat. "Ya sudahlah, karena sudah selesai, jalan-jalan yuk!"

"Maksudnya lanjut patroli?" ucapku sinis, kemudian membuat pusaran angin di bawahaku, membuat tubuhku terangkat sedikit dari tanah. "... jangan macam-macam dan cepat selesaikan, ini sudah malam dan aku—u-ukh..."

Sentakan rasa sakit menyerang pergelangan kakiku saat aku baru saja melayang sedikit, ... kayaknya keseleo karena menghindari serangan Villain tadi, deh... padalah Quirk-nya gelombang kejut saja... cukup bagus sih, aku suka, tapi kalau sampai keseleo begini...

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang