Invisible

1.2K 63 49
                                    

Mbaknya yang request —> _____hiya_____ <—
Harus diitungin dulu garis bawahnya ada berapa :'D ~Mi

Kenapa pada suka banget sama si burung, yah-_-? ~P

MENGANDUNG LEMON YANG BISA BIKIN MATA PEDIH
~~~~~~~~~~~~

"... jadi intinya apa?" tanya (Name) bosan sambil tiduran di meja dan ngulet-ngulet diatas meja itu. "Langsung intinya saja bisaa? Aku mau cepat-cepat kembali ke rumahku dan ganti kostum Hero, niih! Pakai rok memang nyaman, tapi di sini sudah mulai dingin, lho..."

"... ya, kami paham," ucap lelaki yang duduk di kursi depan meja yang sang gadis tiduri. "Tapi tolong jangan tiduran di atas meja, (Hero Name)-san, jaga sopan santunmu sedikit."

"Ehee, maaf, maaf~" ucap gadis itu sambil tertawa, dia lalu berguling dan akhirnya tiduran sambil melayang di samping meja itu. "Jadi apa yang mesti aku lakukan di sini, sih? Kumohon jelaskaan...!"

"Ya, mengenai hal itu, kita masih harus menunggu seseorang," ucap sang lelaki. "Tapi dia malah telat di saat begini... dimana dia sebenarnya?"

Baru saja (Name) hendak membuka mulut, mendadak pintu ruangan itu terbuka dan sesosok lelaki pun masuk ke dalam sana dengan santuy dan watadosnya. "Maaf aku terlambat..." ucap sang lelaki yang sudah pasti bisa kalian tebak siapa—yang jelas bukan Jamal ataupun Mamat. "... tadi ada macet di jalan."

"Alasan aja, itu sayap buat apa kalo lu naik mobil-_-?" gumam sang lelaki sinis. "... ehem! Ku-translate, kau tadi habis melakukan patroli dan berbagai hal lainnya, makanya telat kemari, Hawks?"

"Ya, semacam itulah," ucap Hawks sambil tersenyum secerah matahari teletabis. "... memangnya ada apa aku dipanggil kemari?"

"Oh? Ini soal aku, yah?" ucap sang gadis yang masih melayang dalam posisi tiduran sambil melambaikan tangan dan tersenyum pada Hawks. "Hero No.2, Hawks! Apa kabar? Terakhir kulihat kau di liang kubur, kenapa masih idup?"

"Apasih nih bocah satu?" tanya Hawks masih dengan senyumnya. "Eh... tunggu, jangan bilang kau ini (Hero Name) yang sering kudengar itu, yah?"

"Yaa! Kudengar memang begitulah orang-orang kenal denganku," ucap sang gadis. "... tapi nama asliku (Name) (Surname), lho. Kau bisa memanggilku begitu saja~"

"Ya, baiklah, kembali ke urusan awal dan alasan kenapa aku memanggil kalian kemari hari ini," ucap sang lelaki yang merupakan atasan dua sosok makhluk yang rata-rata sikapnya sama itu. "... karena kalian berdua sudah kenal satu sama lain, aku akan langsung ke intinya (padahal daritadi dia yang abcot), karena misi kalian berdua sama untuk saat ini, maka aku akan minta tolong pada kalian untuk coba mengangkrabkan diri dan lebih mengenal satu sama lain."

"Eh!?" ucap (Name) dan Hakws bersamaan, senyum tipis terulas di wajah masing-masing orang itu. "... serius?!"

***

"Jadi bagaimana rasanya jadi Hero No.2?" tanyaku pada Hawks ketika kami berjalan—dia berjalan, aku masih melayang dalam posisi tengkurep—di pinggir jalan kota. "Sibuk sekali yah, kudengar?"

"Sayangnya begitu," ucap Hawks dengan senyum tipis dan tatapan lurus. "... haah, kau sendiri bagaimana? Bagaimana rasanya jadi Hero yang dijuluki Hero paling santuy menurut majalah Bob*?"

"Julukannya ngaco, aku gak sebegitunya, tahu...!" ucapku sambil tertawa pelan, aku lalu mengayun-ayunkan kakiku di udara. "... aku juga coba membantu orang, walau cuman sebisaku aja, sih. Walau aku memang suka kalau bisa santai begini, siih..."

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang