Pelanggaran?

516 208 87
                                    

Mengapa ragaku tidak bisa berkontribusi dengan hati? Suka heran.

•HukumCoulomb•



Di tempat lain, di rumah bak istana yang pemiliknya adalah Ragil Akbar Pratama.

Ragil hari ini tidak syuting, biasanya dia setelah pulang kampus langsung pergi ke lokasi syuting. Tapi hari ini dia tidak ada jadwal syuting. Cukup untuknya untuk beristirahat.

"Ah capek banget bulak balik nyebur kolam renang, kayak ikan cupang gue." Ragil mencampakkan tubuhnya di atas kasur.

Dia membuka hpnya dan melihat isi DM dari Icha.

"Puitis banget nih anak." Ragil senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi di kolam renang.

🌙🌙🌙


Yeay hari kedua PKKMB!

"Jadi dihari kedua ini, kalian harus mencari masing-masing tiga dari panitia PKKMB untuk kalian wawancarai tentang kampus ini, bebas mau kakak yang mana. Boleh sama dengan temannya, tapi ingat! Harus tiga!" jelas Ragil kepada anak bagian sastra.

Harusnya hari ini Ragil tidak mengawas lagi di kelas sastra. Tapi, karena pengawas sebenarnya masih sakit, jadi dia harus menggantikan.

Sudah 15 menit Icha tidak kunjung berniat untuk melaksanakan tugasnya itu, dia malah memilih bersantai untuk makan di kantin.

"Enak banget ya!"

Suara itu, sepertinya tidak asing lagi bagi Icha. Icha mengangkat kepalanya dan benar saja, itu adalah suara Raka bersama Tomi.

"Makan kak," Icha mencoba mengalihkan pembicaraan.

Tomi duduk disebelah Icha, dia menarik piring Icha dan tanpa salah dan dosa memakan makanan milik gadis itu.

"Kak, punya gue."

"Tadi lo nawarin, rejeki ga boleh ditolak."

"Lagian lo, bukannya ngerjai tugas malah ngasih makan cacing." kini Raka yang berbicara, dia mengambil duduk di hadapan Icha.

"Ca?" wajah Tomi berubah sangat khawatir, seperti emak yang takut banget anaknya keluar malam.

"Apose kak?"

"Apuse kokon dao,
Yarabe soren doreri--"

"Kak Tomi! Gue nanya lo kenapa manggil gue, bukan gue nyuruh lo nyanyi." Icha memukul-mukul keningnya, dia sepertinya terkena depresi akut.

"Oh iya, gue mau nanya." Tomi mulai serius, tatapannya tajam ke Icha. Bagai ingin menangkap basah seorang penjahat.

"Apaan kak?"

"Cacing lo mana? Kata Raka barusan lo ngasi makan cacing."

Kali ini Icha tidak lagi menepukkan tangannya dikening. Dia ganti versi, Icha mengantuk-antukkan kepalanya ke meja.

Makin lebih parah.

"Musibah apa ini?" rengek Icha.

Baru enam kali antukan. Dan ketika Icha ingin mengantukkan kepalanya lagi, ada tangan yang menahan jidat seorang Icha.

Icha mematung dengan keadaan mata menghadap bawah. Pertanyaannya cuma satu, tangan siapakah ini?

"Geger otak lo nanti." suara itu keluar dari mulut Raka, membuat Icha mendongakkan kepalanya.

Ya, Raka-lah yang menahan jidat Icha.

"Kalau ngadapin anak gesrek ini lo harus ekstra sabar," nasihat Raka kepada Icha, sontak membuat Tomi tertawa terbahak-bahak.

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang